Mohon tunggu...
Rida Fitria
Rida Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - An author of several books; Sebongkah Tanah Retak, Bunga dan Duri, Paradesha, Jharan Kencak, dll.

Ketika kita berkata, "Selamatkan bumi!" Sejatinya kita sedang menyelamatkan diri sendiri dan anak cucu dari bencana dan kepunahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengambil Pelajaran dari Sebuah Cerita Fiksi

16 Juli 2018   19:18 Diperbarui: 16 Juli 2018   19:49 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Baguslah," kata Nad lega. "Kita bisa konsentrasi pada masalah Sora, bagaimana supaya ia bisa menghadapinya dengan elegan. Ia sudah keren karena memiliki keberanian untuk melawan, sekarang tinggal mengasah kemampuannya pada hal-hal yang ia minati."

Nad mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kerjanya.

"Berikan pada Sora. Ia senang mendengarkan musik dan menonton film kartun. Ipad ini akan membantunya sibuk pada jam istirahat, setidaknya untuk sementara jika anak-anak nakal itu tidak berhenti. Ia juga bisa merekam tingkah anak-anak nakal itu lalu melaporkannya pada kepala sekolah."

Ryu menatap sahabatnya penuh haru.

"Kau terlalu memanjakan bocah itu," kata Ryu dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak memanjakannya, ini hanya sedikit bantuan tak berarti dibandingkan persahabatan kita dan jasa ibumu padaku. Lagi pula Sora bukan anak yang manja, ia pantas menerima banyak hadiah dalam hidupnya karena sikapnya yang baik padamu."

Ryu menundukkan wajah, sedetik. Buru-buru ia menghapus air mata yang menetes deras di pipinya. Nad menepuk lembut bahu perempuan itu.

"Terima kasih, Nad. Aku tak tahu bagaimana membalas jasamu karena kau selalu di sisiku saat hidupku begitu kacaunya."

Nad menggeleng. "Kau ini, untuk apa berkata seperti itu. Aku tak suka."

"Setidaknya sekali saja kau biarkan aku mengucapkan terima kasih padamu," Ryu tersenyum di antara derai air matanya.

"Itu sudah dua kali," Nad serius. "Kau menyebutkan kata 'terima kasih' itu. Perhatikan kata-katamu sendiri, Nak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun