Mohon tunggu...
Rico Ricardo Lumban Gaol
Rico Ricardo Lumban Gaol Mohon Tunggu... Energi terbarukan bukanlah energi alternatif, melainkan jawaban dari kerisauan kedepannya. Kehadiran pemulung adalah lambang ketidakmampuan kita mengelola sampah yang bertanggung jawab.

Community Development Expert bidang Sustainability khususnya Energi Terbarukan, Waste Management, dan Pertanian Berkelanjutan. Dari 2015-2021 masuk keluar wilayah 3T. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Robot Penghibur

11 Oktober 2022   22:10 Diperbarui: 12 Oktober 2022   09:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Freepict, Dana desa sering dikorupsi untuk kepentingan golongan tertentu

Kampung, dalam benakku, suatu lokasi yang identik dengan hutan semak belukar, tidak tertata, kotor, sampah dimana-mana, jarak antar rumah berjauhan. 

Perlu berjalan puluhan menit menuju rumah lain dari rumah yang satu. Pesona seperti di buku gambar jamanku Sekolah Dasar (SD) dulu. Tidak berbeda, ternyata memang benar. Hanya saja ada satu hal yang membuatku ternganga.

Tidak seperti yang kuinjak sebelumnya, masih berbekas di jejak sepatuku merahnya tanah-tanah yang menjadi saksi bisu. Jejak sepatu jelas tergambarkan di aspal-aspal ukuran setapak penghubung antar rumah di pemukiman itu.

"Binatang buas apa yang menghembuskan kotorannya di jalan pemukiman ini sehingga bisa terbentuk menjadi aspal?" pikirku terkagum-kagum karena di desa ini jalanan pemukimannya sudah aspal meskipun jalan sepanjang kota menuju pemukiman ini masih tanah merah.

Jangan bayangkan bagaimana meraih desa ini di musim penghujan. Semua akses mati dan ditutup.

Bersambung... (Di balik robot penghibur #2)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun