Mohon tunggu...
Rico Ardiansyah
Rico Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Dadakan

Rico Ardiansyah adalah Mahasiswa Prodi PBI Fakultas Tarbiyah Ilmu dan Keguruan IAIN Langsa

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kopi di Era Milinial

14 April 2021   13:23 Diperbarui: 14 April 2021   14:33 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Viktoria Alipatova from Pexels

Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil kopi terbaik, bahkan produk tahunan yang mencapai 600.000 ton mampu menyuplai tujuh persen kebutuhan kopi dunia. Menurut data Kementerian Pertanian RI (Kementan RI), Indonesia merupakan produsen kopi terbesar di dunia, setelah Brasil dan Kolombia. Sedangkan menurut Assiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) pada tahun 2014 kebutuhan kopi di Indonesia diperkirakan mencapai 260.000 kilogram Setiap tahun kebutuhan kopi mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 naik menjadi 280.000 kilogram, tahun 2016 kebutuhan kopi mencapai 300.000 kilogram.


Sejak dulu masyarakat Indonesia menyukai kopi, biasanya dulu disukai oleh orang tua kita sembari di dituangkan dengan menggunakan tatakan gelasnya dan kemudian dihirup kopinya. Budaya ngopi yang berkembang di tiap negara akan membentuk kebiasaan ngopi masyarakat di negara tersebut. Secara sederhana cara ngopi penikmat kopi di Indonesia akan berbeda dengan cara ngopi orang-orang di London. Di Indonesia kopi umumnya dikenal sebagai sajian minuman untuk menemani obrolan akrab antar kerabat dan juga relasi agar diskusi semakin hangat.  Bagaimana pun cara menikmati kopi tidak terlepas dengan sejarah kopi yang berkembang di daerah tersebut, hingga menjadi cerita khas yang autentik. Indonesia mempunyai keanekaragaman cita rasa kopi yang berbeda. Setiap daerah memiliki karakteristik cita rasa kopi yang khas .Mengapa bisa begitu? Karena kopi adalah tanaman yang unik dan sensitif. Cita rasa pada minuman kopi bisa berbeda berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi tanamannya, buahnya hingga proses penanganan pasca panennya. Semakin meningkatnya industri kopi, hingga membuat kopi sendiri menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar orang saat ini. jika kopi Indonesia berhasil populer hingga mancanegara, tentu Indonesia akan lebih dikenal di mata dunia. Hal ini menunjukkan bahwa kopi mampu menunjukkan eksistensinya dari masa ke masa hingga saat ini. Menjamurnya kedai kopi di beberapa wilayah kota besar di Indonesia, bisa jadi mengindikasikan bahwa keberadaan kopi di Indonesia kini tengah populer. Hal ini berawal dari meningkatnya industri pengolahan kopi di nusantara. Menurut lembaga riset pasar Euromonitor, kedai kopi specialty dan kafe waralaba di Indonesia berkembang pesat sejak lima tahun terakhir Bahkan sekarang banyak sekali alat pembuat kopi, jenisnya pun beragam dari manual brewing hingga mesin automatic pembuat espresso. kalau dilihat memang tren ini tidak akan berakhir karena saat ini kopi sudah bukan lagi menjadi gaya hidup, namun ”sepertinya” sudah menjadi kebutuhan. Sekarang kopi tak hanya menjadi minuman wajib bagi para orang tua, saat ini penikmatnya pun bertambah dari  berbagai macam profesi, seperti anak sekolah, mahasiswa, pekerja, “sosialita”, dan ya terutama para milenial. Kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup kalangan generasi milenial. Berdasarkan penelitian dari salah satu lembaga riset terkemuka, milenial dikenal sebagai generasi yang berani dan suka mencoba hal-hal baru, unik dan kekinian. Minum kopi kini tidak hanya identik dengan kegiatan yang dilakukan oleh kaum bapak saja, anak muda pun menjadikan kegiatan minum kopi sebagai sebuah lifestyle dan sebagai sarana menunjukkan eksistensi mereka. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, jumlah penduduk yang termasuk kategori pemuda adalah sebesar 63,82 juta jiwa. Jumlah tersebut merupakan seperempat dari total penduduk Indonesia. Jika dilihat dari banyaknya jumlah pemuda tersebut, trend konsumsi kopi di kalangan pemuda berpotensi besar meningkatkan jumlah konsumsi kopi di Indonesia. Pernyataan tersebut didukung oleh data yang bersumber dari International Coffee Organization (ICO) yang menunjukkan adanya trend kenaikan konsumsi kopi di Indonesia. Pada tahun 2015 ICO merilis data pertumbuhan jumlah peminum kopi di Indonesia, yaitu sebesar 8%, lebih besar daripada pertumbuhan dunia yang hanya mencapai 6%.


 Seiring dengan tingginya minat kopi bagi kaum para milenial, maka semakin besar pula peluang bagi para pelaku usaha untuk membuka bisnis kopi. Dengan demikian sudah banyak berbagai usaha kopi yang bermunculan di berbagai daerah,. Selain diolah menjadi menjadi produk minuman, kopi juga bisa diolah menjadi produk lain seperti permen kopi, kue rasa kopi, es krim rasa kopi, dsb. Namun yang menjadi favorit bagi anak muda pada umumnya adalah minuman kopi. Dulu, kedai kopi bisa dihitung menggunakan jari, harganya mahal pula. Namun sekarang muncul kopi-kopi kekinian dengan harga terjangkau. Kini jumlahnya di Indonesia mencapai sekitar 1.083 kedai. Apalagi ditempat tersebut di lengkapi dengan fasilitas internet (wifi) dan live musik.


Saat ini kopi dapat disajikan dengan campuran berbagai bahan-bahan lain, seperti susu segar, buah alpukat, dan lain-lain Sudah banyak merk kopi yang dikenal saaat ini seperti Kopi Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Fore Coffee, Kopi Kulo, Kopi Tuku, Kopi Soe, Kopi Cuan, Sagaleh, Nyopee, sampai Filosofi Kopi adalah beberapa merek es kopi susu kekinian yang bertebaran. Neelam selaku Marketing Manager @xcelcius.id mengatakan jenis kopi yang paling diminati sekarang ini untuk para milenial yakni arabika dan robusta.  Mengapa dua jenis kopi ini lebih dinikmati daripada jenis kopi lainnya? Ya karena biji kopi arabika juga mempunyai karakter rasa yang khas seperti buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian, dan juga menjadi primadona di pasar kopi dunia. "Kandungan kafein yang terdapat pada kopi arabika juga cukup rendah yaitu 1,5 persen," ujarnya. Sedangkan kopi robusta memiliki rasa yang lebih pahit daripada kopi arabika. Namun kafein yang terkandung dalam kopi robusta cukup tinggi yaitu 2,7 persen. Robusta merupakan kopi yang mudah berkembang, berproses dengan cepat. Dengan demikian tidak susah dan memakan waktu lama untuk memproduksinya.  
Dan apakah kopi memiliki manfaat tersendiri untuk kaum milenial? Secangkir kopi bisa meningkatkan produktivitas kerja karena memiliki kandungan kafein di dalamnya. Medium.com (2020) menyatakan bahwa hasil penelitian dari London School of Hygiene and Tropical Medicine yang menyebutkan kandungan kafein pada kopi memang meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Di satu sisi kopi juga memiliki manfaat yang baik untuk tubuh, namun disisi lain kita tidak dianjurkan untuk terlalu banyak minum kopi yang justru akan membawa dampak buruk bagi kesehatan kita. Dari sudut pandang penulis sebagai penyuka kopi. Kopi merupakan salah satu upaya yang bisa meningkatkan daya ingat orang dan menemukan inspirasi di dalam menunjang aktivitas.


Penulis: Rico Ardiansyah

Rico Ardiansyah adalah Mahasiswa Prodi PBI Fakultas Tarbiyah Ilmu dan Keguruan IAIN Langsa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun