Kesalahan dalam proses simbolisasi dapat menimbulkan salah tafsir terhadap data geografis. Oleh sebab itu, ketepatan dalam memilih dan menata simbol menjadi hal yang sangat penting dalam penyusunan peta tematik maupun umum.
 Proyeksi Peta: Menyatukan Dunia Bulat dalam Bidang Datar
Bumi memiliki bentuk menyerupai bola (geoid), sedangkan peta disajikan pada bidang datar. Untuk memindahkan bentuk tiga dimensi bumi ke bidang dua dimensi, digunakan metode proyeksi peta. Namun, setiap proyeksi akan menghasilkan distorsi dalam aspek tertentu seperti bentuk, jarak, luas, atau arah. Tidak ada satu pun proyeksi yang benar-benar sempurna; masing-masing memiliki tujuan dan fungsi tersendiri.
Jenis-jenis proyeksi yang umum digunakan antara lain:
Proyeksi Silinder (Mercator) -- Mempertahankan arah dan banyak digunakan untuk navigasi laut.
Proyeksi Kerucut (Conical) -- Sesuai untuk wilayah berlintang menengah, seperti Indonesia.
Proyeksi Azimutal (Planar) -- Tepat digunakan untuk wilayah berukuran kecil, misalnya kawasan kutub.
Pemilihan proyeksi yang tepat menjadi hal krusial agar hasil peta tetap proporsional dan tidak menyesatkan secara visual maupun analitis.
 Refleksi: Peta sebagai Cermin Pemikiran dan Cara Pandang Manusia
Peta sejatinya tidak hanya alat bantu orientasi ruang, tetapi juga cerminan cara manusia memahami dan memaknai bumi. Ia menggabungkan data empiris, nilai-nilai sosial, serta perspektif budaya. Dalam beberapa konteks, peta bahkan dapat menunjukkan pandangan politik, ekonomi, atau ideologi pembuatnya.
Memahami peta berarti juga memahami cara pandang terhadap ruang. Dengan menguasai dasar-dasar kartografi --- mulai dari komponen peta, simbolisasi, hingga sistem proyeksi --- kita belajar melihat dunia bukan sekadar dari permukaannya, tetapi dari makna yang terkandung di dalam setiap garis, warna, dan batas yang tergambar.