Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Keliru Bila Bansos Uang adalah Sarana Pemberdayaan

11 Maret 2024   11:44 Diperbarui: 12 Maret 2024   18:13 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrais: Uang, bantuan sosial. (Dok Shutterstock via kompas.com)

Keagungan Bansos juga sering ditemukan dalam berbagai argumentasi pemerintah bahwa tujuan utama dari program Bansos adalah untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan perlindungan sosial kepada kelompok rentan. 

Namun, fakta di lapangan, Bansos khususnya dalam bentuk dana keuangan justru memanjakan masyarakat miskin, menambah kemiskinan, dan menimbulkan ketergantungan.

Perlu diketahui bahwa Bansos sebagai sebuah sarana pemberdayaan ekonomi kurang memiliki dukungan literasi ilmiah yang kuat. Kita sukar menemukan teori yang mengulas secara tegas bahwa Bansos berupa uang merupakan faslitas pemberdayaan ekonomi. Mari kita uji beberapa pendapat para ahli pemberdayaan.

Sebagai misal, Amartya Sen (seorang ekonom dan filsuf) memperkenalkan konsep pemberdayaan sebagai kebebasan. Amartya Sen menjelaskan bahwa pemberdayaan ekonomi tidak hanya melibatkan peningkatan pendapatan, tetapi juga memberikan kesempatan dan kebebasan bagi individu untuk menentukan pilihan terbaik dalam kehidupan mereka.

Ahli lain seperti Muhammad Yunus (Pendiri Grameen Bank) agaknya mendukung argumentasi pemerintah. Bahwasannya  mikrofinansial dapat menjadi sarana pemberdayaan ekonomi karena memberikan akses modal kecil kepada kelompok masyarakat miskin agar mereka dapat memulai atau mengembangkan usaha kecil. 

Namun Jean Dreze dan Amartya Sen menolak mentah-mentah pemberdayaan ekonomi masyarakat difokuskan pada distribusi finansial. 

Keduanya meyakini bahwa pemberdayaan ekonomi mestinya bersandar pada pengembangan kapabilitas masyarakat agar mereka secara efektif berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi.

Pandangan ini dikuatkan lagi oleh Martha Nussbaum.  Baginya pemberdayaan ekonomi harus memperhitungkan dimensi kesejahteraan manusia, termasuk pendidikan, kesehatan, dan kebebasan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

Senada dengan itu Paulo Freire dan Arjun Appadurai menyoroti pentingnya pendidikan kritis dan pemahaman terhadap konteks sosial, politik, dan ekonomi sebagai elemen kunci dalam pemberdayaan ekonomi, bukan gelontoran dana yang mengalir ke kantong-kantong masyarakat miskin.

Pendapat para ahli di atas hendaknya membuka mata dan telinga kita lebar-lebar bahwa pemberdayaan ekonomi tidak hanya terbatas pada aspek moneter melainkan yang utama adalah melibatkan dimensi kehidupan lain yang lebih luas dan bahkan kebebasan individu menentukan pilihan-pilihan terbaik dalam kehidupan mereka. Penentuan pilihan terbaik dapat terjadi hanya bila adanya kesadaran.

Oleh karena itu pemberdayaan ekonomi masyarakat hendaknya dimulai dengan menyentuh kesadaran mereka bukan dengan membagi-bagi uang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun