Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Banting Setir! Pegawai Bank BUMN Jadi Penjual Gula Aren

7 Agustus 2025   14:08 Diperbarui: 7 Agustus 2025   23:13 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan mas Gunadi Wibowo (pemilik Berkah Sido Mukti) di studio Radio Kota Batik usai ngobrol soal bisnis (dok.pribadi)

Keberanian. Agaknya itulah satu-satunya kata yang saya temukan di antara kata-kata yang tertumpuk di laci ingatan saya, ketika menyimak tuturan mas Gunadi Wibowo tentang keputusannya untuk hengkang dari tempat kerja.

Patut diketahui, pekerjaan mas Gunadi tergolong punya gengsi. Awam kerap mereken pekerjaan mas Gunadi punya kelas tersendiri. Eksklusif!

Malahan, pekerjaan yang dulu ditekuni mas Gunadi begitu diimpi-impikan banyak orang. Sayangnya, kesempatan yang tersedia tak cukup lebar terbuka. Tak heran jika perusahaan serupa tempat kerja mas Gunadi selalu menerapkan persyaratan khusus.

Mulai dari latar pendidikan, prestasi akademik, batas usia, status pernikahan, penampilan fisik, kesehatan mentalnya, serta tinggi dan berat badan yang ideal. Belum lagi tes yang mesti dijalani.

Berkaca pada syarat-syarat itu, keberhasilan mas Gunadi memasuki ruang kerja dan diakui sebagai bagian dari perusahaan itu merupakan hasil usaha yang tidak bisa dianggap sepele.

Prosesnya bisa saja dimulai sejak ia duduk di bangku sekolah. Menjadi murid yang tekun belajar, supaya nilai rapor dan NEMnya tinggi. Berusaha keras untuk bisa diterima di perguruan tinggi negeri yang punya reputasi atau kampus swasta yang bonafit. Selama menyandang predikat mahasiswa juga tekun belajar, supaya IPKnya tinggi.

Selain itu, saya menduga, mas Gunadi juga aktif di organisasi sekolah maupun kampus. Dengan begitu, ia punya pengalaman yang cukup di dalam memahami maupun menganalisis situasi dan kondisi dunia kampus dan masyarakat. Lain dari itu, di organisasi ia juga akan terlatih dalam banyak hal. Khususnya, dalam urusan menjalin relasi dan jejaring.

Di luar itu, mas Gunadi tampaknya terlahir dari keluarga yang sangat memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi. Itu baru dugaan. Tetapi, saya kira dugaan itu tak terlampau meleset.

Secara fisik, badan yang dimiliki mas Gunadi menunjukkan indikasi ke arah itu. Sekurang-kurangnya, bisa dilihat dari postur dan gayanya. Jadi, saya tidak yakin, kalau mas Gunadi berasal dari keluarga kurang mampu.

Biasanya, kehidupan keluarga yang serba berkecukupan secara ekonomi memiliki cara pandang yang lebih tertib dibandingkan mereka yang hidup dalam kemiskinan. Biasanya, orang yang berasal dari keluarga berada akan sangat memperhatikan masa depan. Sedang, orang-orang yang hidup dalam kemiskinan cenderung kehabisan waktu untuk mengurai mimpi dan dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang mengganggu ketenteraman hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun