Bertanggung jawab pada penumpangnya, meski upah yang diterima belum tentu bisa mencukupi kadar kebutuhan. Ia juga tidak terlampau jauh melambungkan mimpinya, bahwa suatu ketika becaknya akan berganti mobil mewah. Sama sekali tidak. Yang ia pikirkan adalah bagaimana becaknya memberi berkah bagi dirinya, keluarganya, juga bagi penumpangnya.Â
Sungguh mulianya bpenarik becak ini. Bahkan, kemuliaannya itu membuat saya merasa malu pada diri sendiri yang belum becus menjalankan apa yang harus dijalankan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!