STRES DAN RAMBUT RONTOK Â : KORELASI DAN SOLUSIÂ
Oleh : dr. Riati Sri H, MSc, Sp.KJ
Stres adalah respon alami tubuh terhadap tekanan atau ancaman yang dapat memicu berbagai gejala fisik dan mental. Stres merupakan kondisi dimana terdapat ketimpangan antara tuntutan dari luar (eksternal) dan kapasitas mental seorang individu (internal). Â Salah satu gejala fisik yang sering dikaitkan dengan stres adalah rambut rontok. Beberapa orang mengalami rambut rontok ketika mereka sedang mengalami kondisi stres, namun apakah ada hubungan langsung antara stres dan rambut rontok?
Stres dapat mempengaruhi rambut melalui beberapa cara. Ketika stres otak kita akan memproses untuk mengeluarkan kortisol. Kadar kortisol yang meningkat akan berpengaruh pada semua bagian tubuh kita,tidak terkecuali rambut kita. Kortisol akan berpengaruh pada pertumbuhan rambut melalui beberapa cara,antara lain :
Pertama: mempercepat fase telogen (fase istirahat): Kortisol dapat mempercepat perubahan folikel rambut dari fase anagen (pertumbuhan aktif) ke fase telogen (istirahat), proses ini akan menyebabkan rambut rontok lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini dikenal sebagai telogen effluvium.
Kedua: mengganggu peredaran darah kulit kepala: Kortisol menyebabkan penyempitan pembuluh darah kecil, yang mengurangi aliran darah, oksigen, dan nutrisi ke folikel rambut. Hal ini dapat melemahkan folikel rambut dan memperburuk kondisi rambut rontok.
Ketiga : meningkatkan produksi radikal bebas dan inflamasi: Kortisol dapat memicu disregulasi sistem imun dan inflamasi, menyebabkan produksi radikal bebas berlebihan dan peradangan kronis di area kulit kepala. Kondisi ini dapat mempercepat kerusakan rambut dan menghambat pertumbuhan normal.
Keempat : menurunkan produksi protein dan kolagen: Kortisol menghambat sintesis protein dan kolagen, dua komponen utama dalam struktur rambut dan kulit kepala. Kekurangan kedua komponen ini dapat membuat rambut menjadi rapuh, mudah patah, dan sulit tumbuh kembali secara optimal.
Selain beberapa hal tersebut di atas. Stres juga dapat memicu perilaku yang tidak sehat, seperti kurang tidur, kurang gizi, dan kurang perawatan rambut, yang dapat memperburuk kondisi rambut rontok. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa stres dapat memicu rambut rontok. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology menemukan bahwa stres dapat memicu rambut rontok pada wanita . Penelitian lain yang diterbitkan dalam Journal of Dermatology menemukan bahwa stres dapat memperburuk kondisi rambut rontok pada orang dengan alopecia areata.
JIka anda mengalami kerontokan rambut, pastikan anda menemukan penyebab pastinya. Dan jika memang tidak ditemukan faktor lain selain kondisi psikis,terdapat beberapa cara yang disarankan  untuk mengatasi kondisi ini,  yaitu : Â
Pertama, mengelola stres dengan baik.Â