Mohon tunggu...
Ria Syahirah
Ria Syahirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif dan saya sangat menyukai hal yang berhubungan dengan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dramaturgi: Karya Erving Goffman

10 Oktober 2022   15:25 Diperbarui: 10 Oktober 2022   15:33 2158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Erving Goffman (1922-1982) lahir di Alberta, Canada 11 Juni 2922. Goffman sering dianggap sebagai pemikir utama terakhir yang bergabung dengan Mazhab Chicago (Travers, 1992; Tseelon ke-20); Fine dan Manning (2000) melihatnya sebagai sosiolog Amerika abad ke-20 yang paling berpengaruh. Karya terkenal Goffman tentang teori dramaturgi adalah Presentation of Self in Everyday Life yang terbit pada tahun 1959. Goffman wafat pada 1982 yang saat itu beliau tengah mengalami masa kejayaan sebagai ahli sosiologi. Goffman sering menyoroti masalah yang berhubungan dengan interaksi manusia dengan simbol-simbol. Interaksi simbolik Goffman sering mengacu pada konsep-konsep impresi, managemen dsb. Selain itu, Goffman menyoroti tentang masalah face to face atau interaksi tatap muka yang kemudian menjadi dasar mikro pendeketan dalam menganalisis sosiologi di masyarakat.

Analisis dramaturgi ini jelas konsistensi dengan akar interaksionisme simbolik. Ia terpusat pada aktor, tindakan, dan interaksi. Bekerja pada arena yang sama sebagaimana interaksionisme simbolik tradisional, Goffman mengemukakan metafora cerdas dalam teater dan memberikan pemahaman baru terhadap proses-proses sosial dengan skala yang kecil dan kemudian ditarik dalam konteks bahwa kehidupan sosial manusia tidak lepas dari pentas sosial simbolik. Oleh karena itu, salah satu tokoh meyakini bahwa hidup itu bukan seperti drama, tapi hidup adalah drama. Sebagai sosok yang berangkat dari teori interaksionisme simbolik Mead dan Blumer, Goffman memberikan penekanan pada sifat simbolik dari interaksi manusia dan pertukaran makna.

Dalam buku Presentation of Self in Everyday Life, Goffman mendalami fenomena interaksi simbolik yang mengemukakan kajian yang mendalam mengenai konsep dramaturgi. Istilah dramaturgi sendiri erat kaitannya dengan pengaruh drama atau teater di atas panggung dimana seorang aktor memainkan karakter yang lan atau berbeda. Secara sederhana nya, Goffman melihat kesamaan antara pertunjukan teater dengan jenis "tindakan" yang kita jalankan dalam kehidupan dan interaksi sehati-hari. Interaksi dipandang sangat rentan, yang hanya bisa dijaga oleh sebuah pertunjukan sosial. Buruknya sebuah pertunjukan atau disrupsi dilihat sebagai ancaman besar bagi interaksi sosial sebagaimana yang terjadi pada pertunjukan teater.

Goffman memulai penjelasannya tentang dramaturgi dengan menyatakan bahwa individu yang bertemu orang lain akan mencari informasi mengenai orang tersebut atau menggunakan informasi yang telah dimiliki sebelumnya dengan tujuan mendefinisikan situasi. Situasi yang telah terdefinisikan akan menjadi referensi bagi individu untuk memulai apa yang disebut Goffman sebagai pertunjukan.

Dalam dramaturgi terdapat dua konsep besar, yaitu:

1.  Panggung Depan dan Panggung Belakang (Frontstage and Backstage)

Menurut Goffman, kehidupan sosial yang di dalamnya terdapat interaksi sosial diibaratkan seperti pertunjukan drama, terdapat peran-peran tertentu yang dimainkan oleh para aktor. Aktor dalam pertunjukan drama tersebut adalah individu atau masyarakat, naskahnya adalah peran serta status yang melekat dalam diri individu atau masyarakat, dan penonton atau audiensnya adalah lawan interaksi dalam kehidupan sosial. Goffman membagi wilayah pertunjukan menjadi dua, yaitu panggung depan (frontstage) atau kawasan depan (front region) dan panggung belakang (backstage) atau kawasan belakang (backstage). Frontstage merujuk pada tempat atau peristiwa sosial memungkinkan individu untuk menampilkan peran formalnya, selayaknya memainkan sebuah peran di atas panggung.

Selanjutnya frontstage merupakan sebuah bagian dari pertunjukan dan frontstage dibagi dalam dua bagian yaitu setting (pemandangan fisik) dan personal front (perlengkapan pembahasaan sang aktor). Setting merupakan atribut fisik maupun suasana panggung yang harus dihadirkan oleh individu untuk melakukan sebuah pertunjukan. Sedangkan personal front merupakan seperangkat atribut yang dapat membuat audiens dengan mudah mengidentifikasi aktor. Atribut-atribut tersebut baik setting maupun personal front dapat berupa properti, alat-alat, kewajiban sosial, prestasi individu, style berpakaian, kesopanan, tata krama, dan lain-lain.

Dalam sebuah pertunjukan, pada umumnya aktor ingin menampilkan dirinya seideal mungkin, sehingga penyembunyian aspek tertentu dari audiens dianggap perlu. Dapat dikatakan terdapat sisi lain dari aktor, yaitu sisi yang hanya dapat ditampilkan saat berada di panggung backstage. Sisi lain tersebut dapat berupa realitas-realitas tertentu di masa lalu yang dianggap sudah tidak kompatibel dengan perannya saat ini. Proses perencanaan dan penciptaan pertunjukan juga patut untuk disembunyikan dari audiens.

2. Manajemen Impresi (Impression Management)

Dalam impression management ini terdapat hal yang dilakukan secara spontan dan tanpa spontan. Setiap interaksi sosial, salah satu individu baik sengaja maupun tidak akan membuat pernyataan (expression) dan individu lain akan memperoleh kesan (impression). Menurut Goffman terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan yang diberikan (expression given) dan pernyataan yang dilepaskan (expression given off). Expression given sendiri dapat dimaknai berupa pemberian informasi sesuai dengan apa yang lazimnya berlaku, sedangkan expression given off merupakan emberian informasi yang menjadi ciri aktor itu sendiri.

Manajemen impresi merupakan sebuah tindakan mengelola impresi atau kesan tertentu yang tidak diharapkan. Terdapat empat jenis tindakan yang dapat terjadi di luar rencana aktor, yang disebut Goffman sebagai insiden dramaturgi, antara lain:

  • Gerakan yang tidak diniatkan (Unintended Gestures)
  • Intrusi yang tidak pantas (Inapproproiate Intrusion)
  • Kecerobohan (Faux Pas)
  • Kejadian (Scene)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun