Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Kebangkitan Semangat Ramadan dan Lebaran di Masa Pandemi

20 Mei 2020   23:51 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:51 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Stovia (sumber:Kompas.com)

Saat itu juga menandai lahinya semangat kebangsaan, yang menjadi penanda munculnya perjuangan cara baru untuk mengusir penjajahan.  Bila semula perjuangan rakyat lebih mengandalkan kekuatan fisik, hadirnya Boedi Oetomo mengubahnya. Kekuatan fisik diganti dengan kekuatan pemikiran.

Boedi Oetomo pun didaulat menjadi "Ibu Perhimpunan" bagi organisasi-organisasi pergerakan lain seperti Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama dan Partai Nasional Indonesia.

Boedi Oetomo  pada saat itu berhasil membangun kesadaran rakyat untuk terus berjuang dan bersatu untuk menyongsong kemerdekaan demi terwujudnya bangsa yang sejahtera dan mulia. Bangsa Indonesia akhirnya bisa meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tentunya, dilandasi dengan optimis yang menyertai perjuangan dan persatuan.

Semangat  Kebangkitan dan Optimisme di Masa Pandemi

Tanggal  20 Mei 2020 diperingati sebagai hari kebangkitan nasional yang ke-112. Peringatannya dilangsungkan secara virtual. Saat ini, kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Pandemi Covid-19 telah mengubah segala seuatunya yang semula berjalan lancar.

Untuk memutus mata rantai virus korona di seluruh Indonesia, anak-anak sekolah harus belajar dari rumah. Para pekerja kantoran terpaksa bekerja dari rumah.Covid-19  yang saat ini sudah menyebar di seluruh provinsi di Indonesia,  telah menyebabkan banyak korban sakit dan meninggal.

Untuk memutus mata rantai penyebaran virus maka rumah ibadah, sekolah, perkantoran, tempat wisata, museum, taman, dan pusat perbelanjaan ditutup. Transportasi dibatasi. Daerah-daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pada masa pandemi covid-19 ini, banyak karyawan yang harus dirumahkan, tidak menerima gaji, bahkan diberhentikan tanpa kejelasan pesangon. Jumlah orang miskin bertambah banyak. Negara melalui pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menggelontorkan bantuan sosial untuk membantu masyarakat bertahan di tengah pandemi.

Dalam kondisi Indonesia seperti ini, sudah selayaknya peringatan hari Kebangkitan Nasional menjadi pengingat untuk terus punya semangat dan rasa optimisme. Berjuang tanpa memandang perbedaan sku, agama, ras, dan golongan. Bersatu  dan bersama-sama untuk bisa bangkit lagi secara ekonomi dan mencapai kemajuan lainnya.  

Dulu, hadirnya Boedi Oetomo telah mengubah berjuang dengan cara baru. Jika semula mengandalkan kekuatan fisik, berubah menjadi kekuatan pemikiran. Masa pandemi covid-19  semakin mendekatkan dengan cara baru serba digital. Karena itu, sudah saatnya mampu membangkitkan semangat dan optimisme kehidupan normal baru.   

Terlebih di saat ramadan saat ini yang untuk pertama kalinya harus tidak bisa salat berjamaah di masjid, tidak ada salam salaman memaafkan, tidak ada buka puasa bersama, dan kegiatan ibadah di masjid.

Tradisi mudik untuk bertemu orang tua dan keluarga, juga tak bisa dilakukan. Silahturahmi hanya bisa virtual. Namun, semangat harus tetap ada, optimis, dan terus bersabar mengingat Lebaran Sebentar Lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun