Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Kebangkitan Semangat Ramadan dan Lebaran di Masa Pandemi

20 Mei 2020   23:51 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:51 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu ruang di Museum Kebangkitan Nasional yang mengupas tentang Boedi Oetomo. (dok.windhu)

Hari Kebangkitan Nasional  tanggal 20 Mei 2020  yang jatuh pada hari Rabu,  membawa ingatan saya pada para pelajar pribumi di (School  Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) STOVIA yang sedang menempuh pendidikan kedokteran.

Tepat 112 tahun lalu, pada hari Rabu, 20 Mei 1908, jam 9 pagi pelajar STOVIA di bawah pimpinan Soetomo berkumpul di ruang anatomi untuk musyawarah mendirikan organisasi dan kepengurusannya.Tanggal itu kemudian diperingati sebagai hari kebangkitan nasional.

Goenawan Mangoenkusumo menggambarkan peristiwa tersebut dalam buku Sumbangsih.  Penjelasan ini tertera dalam poster yang tertempel di salah satu ruangan  Musium Kebangkitan Nasional, Jl. Abdul Rahman Saleh, Senen, Jakarta Pusat.  Sudah berkali-kali saya mengunjungi museum ini untuk berbagai kegiatan sebelum masa pandemi covid-19 datang di Indonesia.

Bila mendatangi langsung gedung Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas) yang dibangun pada tahun 1898, bisa menemukan banyak peristiwa bersejarah. Dulunya, gedung  digunakan sebagai tempat pendidikan STOVIA (School Tot Opleding Van Inlandsche Artsen)  atau Sekolah Kedokteran Bagi Bumi Putera, sekaligus asrama.

Lambat laun, STOVIA  tak hanya menjadi tempat berkumpulnya pemuda-pemuda pribumi yang cerdas dan berwawasan luas. Disana, mereka belajar dan diskusi dengan tema yang beragam menjadi kegiatan rutin sebagai tema diskusi. Perlahan, dalam diri mereka mulai tumbuh semangat untuk membebaskan masyarakat dari belenggu penjajahan.

Pada tanggal 20 Mei 1908, tepat pukul 9.00 pagi semua sudah berkumpul. Pemuda Soetomo mulai bicara dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan pagi itu. Beliau mengemukakan gagasan dan cita-citanya secara singkat, terang, dan jelas.

Selesai Soetomo mulai bicara, reaksi dari peserta hebat sekali. Semua bertepuk tangan gegap gempita. Tanda setuju sepenuhnya.Gagasan Soetomo dan teman-temannya berhasil. Didirikanlah saat itu juga perkumpulan Boedi Oetomo, organisasi modern pertama  dalam sejarah bangsa Indonesia dengan ketua Soetomo.

Pemilihan nama Boedi Oetomo menjadi nama organisasi itu berdasarkan usulan dari Soeradji Tirtonegoro. Nama tersebut berasal dari ucapan Soetomo saat mengantarkan Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang akan melanjutkan perjalanan untuk menyosialisasikan dana belajar ke Banten. Soetomo mengatakan, "Meniko Satunggaling pedamelan ingkang sae, nelakaken budi ingkang utami."

Pendirian organisasi Boedi Oetomo kala itu dilengkapi dengan susunan kepengurusan yang terdiri atas : Ketua :Soetomo, Wakil Ketua Mohamad Soelaiman, Sekretaris I Gondo Soewarno, Sekretaris II Goenawan Mangoenkoesoemo, Bendahara R Angka Prodjosoedirdjo, Komisaris : Moehamad Saleh, Soeradji Tirtonegoro, Soewano, Goembrek.

Mahasiswa Stovia (sumber:Kompas.com)
Mahasiswa Stovia (sumber:Kompas.com)

Semangat  Bersatu dan Berjuang Cara Baru Bangsa Indonesia 

Lahirnya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908  telah menjadi hari bangunnya kesadaran masyarakat untuk bersatu dalam satu wadah, yakni Bangsa Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun