Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Siapa Capres Paling Perspektif Gender dan Pemberdayaan Perempuan?

21 Januari 2019   23:29 Diperbarui: 22 Januari 2019   00:42 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat perdana capres, yakni antara pasangan capres 01 dan capres 02,diselenggarakan di Bidakara, Jakarta dipandu oleh moderator Ira Koesno. (sumber gambar : tirto.id)

Namun sebenarnya, jika berbicara keterwakilan perempuan,  tentu saja mau tak mau Prabowo harus mengakui  adanya keunggulan yang dimiliki paslon no 1. Hingga saat ini, bisa dibilang partai besar pendukung paslon 01 merupakan satu-satunya partai di Indonesia, yang memiliki Ketua Umum perempuan dalam jangka waktu cukup lama.

PDI Perjuangan sebagai partai pendukung paslon no 1 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin memberikan posisi yang cukup perspektif gender dan pemberdayaan perempuan. Partai banteng moncong putih ini dipimpin oleh ketua umum perempuan sejak tahun 1993,  Megawati Soekarnoputri.  Satu-satunya perempuan dan perempuan pertama yang juga pernah menduduki jabatan sebagai presiden Republik Indonesia.

Dalam struktur DPP PDI  periode saat ini, terdapat sejumlah nama pengurus perempuan. Ada Puan Maharani di bidang politik dan keamanan, ada Ribka Tjiptaning (penanggulangan bencana), Sri Rahayu (kesehatan dan anak), dan Wiranti Sukamdani (pariwisata). Perempuan-perempuan ini memiliki peran yang nyata dalam struktur partai. Terlibat langsung dalam kegiatan partai.  

9 Menteri Perempuan dalam Kabinet Jokowi

Tak hanya partai pendukungnya yang memberi ruang pada perempuan, Joko Widodo sebagai paslon  no 1 lantas membandingkan jawaban Prabowo, dengan tindakan yang telah dilakukannya selama menjadi orang nomor satu di Indonesia. Jokowi telah memberikan ruang luas pada perempuan dalam kabinet presiden, sebagai bentuk kebijakan perspektif gender dan pemberdayaan perempuan. 

"Kalau saya boleh membandingkan, mohon maaf. Di kabinet saya, saat saya membentuk kabinet ada sembilan menteri perempuan yang menempati tempat-tempat strategis, misalnya Menlu. Itu menlu perempuan pertama, Mentri BUMN, menteri Keuangan, Menteri LHK, menteri yang berani dan nekat Menteri Kelautan dan Perikanan," tutur Jokowi.

Sembilan menteri kabinet Jokowi itu adalah  Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM  (Menteri Kesehatan), Siti Nurbaya (Menteri LHK), Puan Maharani (Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Sri Mulyani (Menteri Keuangan),  Rini Soemarno (Menteri BUMN), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), Khofifah Indar Parawansa (Menteri sosial/sekarang menjadi gubernur terpilih Jawa Timur).  

Kesembilan perempuan  di kabinet jokowi ini dalam kiprahnya melayani masyarakat dan menjalankan tugasnya, memiliki rekam jejak sangat mengagumkan masyarakat selama ini. Semuanya perempuan-perempuan berprestasi yang menunjukkan kinerja baik.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti misalnya, menjadi menteri paling luar biasa yang mengundang rasa salut dan kagum masyarakat. Keberanian tindakan tanpa pandang bulu dengan kalimat ; Tenggelamkan Kapal , lekat menjadi ciri.   

Sebagai orang nomor satu di Indonesia,  paslon no 1 Jokowi juga pernah membentuk panitia seleksi (pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, yang keseluruhan anggotanya permpuan, pada 21 Mei 2015. Pansel yang kemudian disebut  "Sembilan "Srikandi" ini memiliki  keahlian yang  berbeda-beda.

Kemunculan 9 srikandi saat itu sangat mengejutkan. Kenapa? Sebelum Jokowi mengumumkan nama anggota pansel, sempag tersiar jika yang akan menjadi anggota pansel adalah para akademisi, yang keseluruhannya laki-laki. Tentu saja, munculnya sembilan srikandi sangat diapresiasi oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun