Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Timur - Barat Turki, Bertualang Menyiasati Pandemik

9 Mei 2022   22:16 Diperbarui: 9 Mei 2022   22:28 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah makan, selanjutnya kami akan ke Mall Of Istanbul, perjalanan sekitar 40 menit. 

Jujur harus kami akui, bahwa transportasi di Turki ini terbilang canggih. Di Istanbul, kami mencoba menggunakan transportasi umum. Untuk menghemat biaya kami membeli Istanbul card di dekat Hagia Shopia seharga 27 TL. Istanbul card dapat digunakan untuk naik tram, bus, funicular, metro bahkan feri dalam kota Istanbul saja. Kalau di Jakarta, Istanbul Card ini seperti e-money, sekali tap murah hanya 2,5 TL. Jika saldo habis, bisa diisi ulang di stasiun pemberhentian metro misalnya di Sultanahmet, Cemberlitas dll.

Istanbul Card (dok. aku)
Istanbul Card (dok. aku)

Hari ke tiga belas, dikarenakan bagasiku masih kosong hingga 18 kg, aku pun mencoba membuka jasa titipan (jastip). Adapun jastip-an berupa kopi, cokelat, dan baklava. Siapa tahu penitipnya berlebihan dalam kepemilikan cokelat---meski tidak berharap---semoga saja merasa berat dengan bawaannya dan akhirnya mau berbagi. 

Tujuan kami hari ini ke Taksim Square. Dari hotel, menggunakan tram lalu metro hingga tiba di Taksim Square. Setelah membeli baklava dan lainnya, kami memutuskan makan siang di restoran Indonesia yang ada di daerah Taksim yakni Kuali. Harganya tidak beda jauh dengan harga yang ada di Indonesia, aku memesan nasi goreng. Eryck, Vita dan Ryan Nugroho bakso, sedangkan Ryan Nur memesan bakmi. Tidak lupa kami take away buat makan malam seperti gado-gado dan batagor. 

Hari ke empat belas, Pukul 05.59 aku dan Vita telah meninggalkan hotel, menuju Hagia Shopia. Niatnya akan melaksanakan salat subuh, yang dilaksanakan pada pukul 06.29. Selesai salat kami tidak langsung meninggalkan bekas gereja ortodoks---yang kemudian dibeli dan diubah menjadi masjid oleh Sultan Mehmet II Al-Fatih tersebut--- tetapi menyempatkan berfoto-foto melihat sekeliling bangunan. Ini pun kedua kalinya aku ke tempat, yang juga dikenal sebagai Aaya Sophia.

aku di Aaya Sophia (dok. Eryck)
aku di Aaya Sophia (dok. Eryck)

Keluar dari masjid, salju pun turun.  Vita, kemudian mengontak tiga lelaki perindu butiran-butiran air yang membantu dengan memberikan informasi sedang hujan salju. Sedangkan aku langsung balik ke hotel, mau makan mie instan. Sepertinya enak menikmati mie instan  sambil melihat pemandangan hujan salju, tapi sayangnya ada yang kurang, gak ada cabe rawit, juga slondok (langsung teringat ibu Pejabat  Ayi Pravitasari dan Ajeng. Saat menempuh S2 di Bandung, Jika sedang mengerjakan tugas deadline kami sering mengkonsumsi Indomie Soto + Slondok).

Tidak lama, ketiga kawanku muncul, katanya, "gak tahan, euy dingin banget". Dan tiba-tiba aku merindukan sinar matahari. Iya, Indonesia negeriku yang hanya memiliki dua musim yakni kemarau dan hujan. Di sini sepertinya sinar matahari menjadi "barang mewah".

Rencana hari ini kami akan PCR home care tarifnya 200 TL. Selesai PCR aku bersama Eryck berangkat mencari jastip-an, mulai dari baklava dan kopi-kopi. Aku sudah kedinginan, Eryck masih sempat-sempatnya bilang, "Kak ambil video dulu. Ini wajib diabadikan".

Sore hari aku, Vita, Ryan Nur dan Ryan Nugroho jalan-jalan ke grand bazar mencari oleh-oleh. Sesuai perjanjian, pukul 17.00 kami berangkat untuk makan malam di Warung Nusantara. Seperti biasa menggunakan transportasi umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun