Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Buton: Dari Aspal, Air Terjun, Parende Hingga Naga Bau-Bau

20 Juli 2021   00:13 Diperbarui: 20 Juli 2021   08:35 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejayaan Aspal Buton 

Kedatanganku kali ini di Pulau Buton karena alasan pekerjaan. Aku ingat, tahun 2006 itu bersama teman-temanku, Chia, Adry. Samrul, Ammank, Ari, Abe dan Munhsir menginjak pulau penghasil aspal ini, karena ada kegiatan kampus yakni Ekspedisi Hoga. Kali ini tujuanku menuju Desa Banabungi Kecamatan Pasarwajo. Pukul 07.10 WITA tiba di Bandara Betoambari Kota Bau-Bau. Sebelum menuju kabupaten tersebut, aku sarapan dulu menikmati semangkuk coto makassar dengan satu buah ketupat. Lumayan mengisi lambung tengah dulu. 

Dari Kota Bau-Bau perjalanan menuju Kabupaten Buton ditempuh sekitar satu jam. Dalam perjalanan aku sempat tertidur. Lelah yang harus disembunyikan dengan mengatupkan mata.  Sebelum kelopak tertutup, lamat-lamat masih sempat melihat pemandangan bukit sabana yang ditumbuhi alang-alang. Tanpa 'aiueo', aku langsung bertanya nama bukit ini. Supir langsung menjawab, "ini Bukit teletubbies." Dalam hati aku berkata, "pasti aku akan ke sini". Memasuki Kecamatan Pasarwajo, aku dihadapkan dengan Tugu Aspal dan Tugu Nanas di dekat BNI. Pemandangan pertama  yang terlihat di kala terbangun. 

Ingatanku kembali saat duduk di bangku sekolah dasar. Dalam buku RPUL, disebutkan Buton adalah pulau penghasil aspal. Berdasarkan hasil pengamatan dan indepth interview di Kabupaten tersebut, terdapat berapa Ijin Usaha Pertambangan (IUP), baik yang berlokasi di Kabungka Kecamatan Pasarwajo dan satu lagi di Lawele Kecamatan Lasalimu.

Dari hasil cerita-cerita, perusahaan aspal ini pernah berjaya sekitar 1970-an. Banyak kapal-kapal yang hilir mudik di salah satu pelabuhan perusahan di Desa Banabungi, bahkan karyawan bisa menerima gaji sebulan, empat sampai lima kali. Kala itu Pasarwajo merupakan skawasan yang ramai. Masyarakat Bau-Bau jika sakit, maka akan berobat di Pasarwajo, tepatnya di rumah sakit perusahaan tersebut. Tenaga medis dan fasilitasnya yang lengkap. Bukan hanya dalam pengobatan, tapi juga hiburan gratis. Jika tahun baru perusahaan akan mendatangkan artis ibukota.

Tahun 1995, Presiden Soeharto pernah mengunjungi perusahaan aspal ini. Ia menginap di salah satu rumah di dalam kompleks permukiman perusahaan. Sekarang, rumah tersebut nampak tidak terawat. Rumah yang seharusnya dilestarikan sebagai bagian dari kejayaan aspal buton, kini terabaikan. Selain itu, terdapat ironi besar di sini. Meskipun pulau penghasil aspal, tetapi infrastruktur seperti jalan menuju salah satu tambang aspal di Kabungka, justru luar biasa yakni rusak parah. Sekarang, aspal bongkahan hanya bisa dijual setahun dua kali. Mungkinkah karena kurang promosi atau adanya persaingan dengan aspal minyak, entahlah.

Jalanan di Kabungka (dok. pribadi)
Jalanan di Kabungka (dok. pribadi)

Air Terjun Hingga Parende

Dari tambang aspal yang tak lagi menjadi raja di jalanan Buton, aku penasaran dengan wisata yang ada di pulau ini. Baik kita mulai mengeksplorasi tempat wisata di Pasarwajo. Ada beberapa air terjun di Kecamatan Pasarwajo. Aku memulai dari Desa Winning, di sini terdapat air terjun Wabalamba. Untuk mencapai air terjun ini, harus melewati area tambang aspal. Jarak dari pintu gerbang perusahaan ke air terjun sekitar enam kilometer.  Selain air terjun Wabalamba, ada juga air terjun yang terletak di Kaongke-ongkea.

Air Terjun Kaongke-Ongkea (dok. pribadi)
Air Terjun Kaongke-Ongkea (dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun