- Virtue (Kebajikan/ hal-hal yang dapat kita kendalikan)
Virtue adalah inti kebahagiaan sejati. Virtue merupakan segala sesuatu yang berasal dari diri kita sendiri, seperti: Pikiran, Sikap, Pilihan moral, Reaksi, dan Tindakan.
Jadi, metode Askesis melatih kita untuk memisahkan antara Fortuna dan Virtue agar kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan (Virtue), dan menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak bisa kita ubah pada takdir atau garis tangan (Fortuna).Â
Kemampuan membedakan antara Emosi dan SensasiÂ
Sensasi adalah reaksi dari tubuh terhadap rangsangan luar - seperti panas, dingin, lapar, sakit, takut atau kaget. Sensasi ini bersifat alami, spontan, dan netral karena muncul secara otomatis tanpa penilaian moral.Â
Emosi adalah reaksi psikologis yang muncul setelah kuta menilai sensasi tersebut secara mental. Dengan kata lain, emosi adalah penilaian (judgement) yang diberikan oleh pikiran terhadap sensasi. Emosi bersifat tergantung pada cara berpikir kita, bukan semata-mata pada peristiwa atau sensasi itu sendiri.Â
2. Epictetus (50 - 135 M) - Filsuf Stoik Yunani
Epictetus lahir sebagai budak di Hierapolis, Frigia, namun menjadi salah satu Filsuf Stoik paling berpengaruh. Ia tidak meninggalkan tulisan sendiri; ajarannya dihimpun oleh muridnya, Arrian, dalam buku The Discourses dan The Enchiridion (Buku Pegangan). Epictetus mengajarkan penderitaan dan kebahagiaan manusia tidak bergantung pada keadaan luar, tetapi pada cara kita memandang dan menilai keadaan tersebut. Menurutnya, segala sesuatu terbagi menjadi dua jenis, yaitu;Â
- Hal yang berada dalam kendali kita (Things within our control) - Pikiran, penilaian, dan tindakan kita sendiri.Â
- Hal yang tidak berada dalam kendali kita (Things outside our control) - Tubuh, reputasi, kekayaan, cuaca, dan opini orang lain.