Mohon tunggu...
Rianesty Diantika Maharani
Rianesty Diantika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa

43225110003 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Stoicism Sebagai Transfigurasi diri Menjadi Sarjana

29 September 2025   09:55 Diperbarui: 29 September 2025   09:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amor Fati adalah konsep untuk mencintai apa pun yang terjadi, baik atau buruk, karena itu adalah bagian dari takdir yang tidak bisa diubah. Bagi seorang sarjana, ini berarti menerima setiap hambatan sebagai bagian dari perjalanannya, bukan sebagai rintangan yang menghalangi.

Etika Stoisisme menawarkan lebih dari sekadar cara untuk mengatasi tekanan; filosofis untuk mentransfigurasi diri dari seorang mahasiswa yang rentan terhadap peristiwa eksternal menjadi seorang sarjana yang berkuasa atas batinnya sendiri. Dengan mengembangkan kebajikan, mengubah persepsi, dan mempraktikkan refleksi harian, seorang sarjana dapat menemukan kebahagiaan sejati yang tidak bergantung pada nilai sempurna atau pengakuan dari orang lain. Kebahagiaan seorang sarjana adalah eudaimonia, yaitu ketenangan dan kepuasan yang muncul dari kehidupan yang dijalani dengan rasional, bijaksana, dan berbudi luhur. Transfigurasi diri ini tidak hanya akan membantu dalam perjalanan akademis, tetapi juga menyiapkan seorang individu untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan dengan ketabahan dan kedamaian.

Sebagai kesimpulan, transfigurasi diri seorang sarjana melalui etika Stoisisme adalah perjalanan menuju kebahagiaan yang otentik. Bukan kebahagiaan yang bergantung pada nilai A, pujian dosen, atau gelar prestisius, melainkan kebahagiaan yang teguh berakar pada karakter yang kuat dan kedamaian batin. Proses ini mengajarkan bahwa kesuksesan sejati diukur dari bagaimana kita menjalani proses, bukan sekadar hasilnya. Seorang sarjana mengakhiri perjalanan akademisnya sebagai pribadi yang bijaksana, dan berani. Itulah definisi sarjana berbahagia yang sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun