Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah yang Hilang: Saat Pendidikan Melupakan Karakter

29 Maret 2025   11:42 Diperbarui: 29 Maret 2025   11:42 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keteladanan Guru dalam Membentuk Karakter 

Teman guru, merasa bahwa teguran tersebut bermaksud baik, sejumlah aksi solidaritas kemudian dilakukan oleh rekan guru guna mendukungnya dalam upaya mendapatkan keadilan.

Rekan mereka berpendapat bahwa tindakan Akbar yang menghukum murid yang bolos dari salat berjemaah bukan tindakan yang menyebabkan cidera berat atau cacat permanen pada murid tersebut.

Kasus-kasus itu mencerminkan kompleksitas dalam mendisiplinkan siswa di lingkungan pendidikan dan pentingnya komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua untuk mencegah kesalahpahaman yang dapat berujung pada tindakan hukum.

Kasus-kasus di atas menunjukkan bagaimana upaya guru dalam menerapkan pendidikan karakter sering kali mendapat hambatan, terutama dari orang tua yang kurang memahami pentingnya disiplin dalam proses pembelajaran.

Satu sisi ada kekeliruan guru juga dalam pembentukan karakter di atas. Guru terkadang kehilangan rasa sabar dalam mendisiplinkan siswanya. Seperti murid TK dan SD di atas belumlah wajar mereka mendapat pendisiplinan secara fisik. Mereka butuh pelukan dan penjelasan dengan bahasa cinta.

Pendidikan karakter tidak bisa hanya lewat teori. Guru harus menjadi contoh nyata. Jika ingin siswa jujur, maka guru harus menunjukkan kejujuran. Jika ingin siswa disiplin, guru pun harus disiplin.

Begitu pula dalam menegakkan kedisiplinan di sekolah. Guru tidak perlu menggunakan hukuman fisik, terutama bagi siswa SMP, SMA, dan SMK. Tubuh mereka sudah besar, dan tindakan kekerasan justru berisiko memicu perlawanan kepada guru.

Cara yang lebih bijak adalah mencatat nama mereka dan memanggil mereka di ruangan khusus. Lakukan pendekatan secara khusus untuk pembinaan. Dalam perkuliahan Micro Teaching, pendekatan ini selalu ditekankan, mengingat bahwa pendidikan karakter seharusnya mengedepankan keteladanan dan komunikasi yang baik. Misalnya.

"Beberapa siswa sering cabut salat berjamaah. Alih-alih menegur di depan kelas, guru mencatat nama mereka dan memanggil mereka ke ruang BK. Kalau saya biasa di ruang shalat guru. Satu-satu diajak bicara.

Dalam pertemuan itu, guru mendengarkan alasan tiap siswa, seperti rasa malas atau kesibukan tugas. Lalu dikumpulkan semua setelah face to face. Dengan pendekatan persuasif, guru menjelaskan pentingnya salat berjamaah, menawarkan solusi, memberi bimbingan tentang shalat, "Sudah tahankah siksa api neraka?" Lalu membuka Quran bersama tentang surat Al Mudatsir sebagai alarm 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun