Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rahasia Munculnya Ide Berbagi Takjil di Bulan Suci Ramadhan

4 Maret 2025   02:52 Diperbarui: 4 Maret 2025   02:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu Komplek Berbagi takjil : Foto Dok.Pri Yusriana (pada Karya Madrasah.com)

Cerita di Balik Takjil Gratis

Pernahkah terpikir oleh kita mengapa ibu-ibu di komplek punya ide berbagi takjil atau bekal buka puasa gratis? Ternyata di belan bumi sudut-sudut tempat kita tinggal ada saja saudara kita yang tak berdaya hanya untuk memberi keluarganya sarapan sahur atau berbuka puasa.

Angin sore berembus lembut, membawa aroma khas bulan Ramadan. Laili menggandeng tangan dua anaknya, sementara si bungsu ia gendong dalam dekapan. Perut mereka sudah mulai keroncongan karena berpuasa, tapi Laili tak punya apa pun di rumah untuk berbuka hari ini.

Entah ia yang boros atau memang jatah gaji dari suaminya yang kurang, ia tak faham. Maklumlah selaku PNS, mereka sudah berusaha hidup sederhana. Suaminya pun dinas di Papua sana dan ia dinas di kota kami. Meski keduanya PNS, namun gaji mereka yang 6 jutaan bersama suami harus dibagi-bagi.

Potongan dari negara untuk pajak, kesehatan, ini dan itu habis 2 juta. Sisa 4 juta. Untuk sewa rumah 1 juta sisa 3 juta. Untuk makan, susu, transport, dan bayar tagihan listrik, Air, SPP sekolah anak merekalah sisa 3 juta itu. Jika dibagi 5, mereka cuma dapat 600 ribu per orang setiap bulannya.

Suaminya, Haris, seorang PNS di Papua, sedang bertugas di sana. Biasanya, setiap awal bulan, uang kiriman selalu masuk. Namun, kali ini sudah hampir satu minggu belum juga suaminya berkirim uang.

Saldo rekening Laila hanya cukup untuk mereka beli sayur, telur, dan sedikit rempah seperti cabai, bawang merah, tomat, dan minyak goreng. Mungkin ada kendala di lapangan. Laili tak bisa berbuat banyak selain menunggu suaminya berkirim uang.

Sore itu untuk menghemat pengeluaran tak terduga seperti takjil, ia nekat keluar rumah dengan harapan menemukan takjil gratis seperti Ramadhan sebelumnya di sekitar masjid dan komplek-komplek perumahan yang ada.

"Bu, kita mau beli kolak?" tanya si sulung, Damar, matanya berbinar saat melihat gerobak penjual makanan di pinggir jalan.

Laili menelan ludah, menahan perih di dada. "Nanti, Nak. Kita lihat dulu yang di masjid, ya dan komplek, ya." Jawabnya sambil mempererat pegangan tangannya pada Damar. Nikmat sekali melihat kolak memang di bulan suci ini apalagi dalam kondisi tak beruang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun