Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Marsalapari Tradisi Bertani Dahulu di Kampung Alai Pasaman

28 Juni 2022   21:01 Diperbarui: 28 Juni 2022   21:25 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malsalapari Tradisi: Sumber Foto nasional tempo.co

Malsapari adalah Sejenis arisan di dunia petani. Tradisi ini muncul dahulu karena keterbatasan uang untuk mengupah.

Hidup Anak Petani Zaman Jadul

Masih segar diingatan saya ketika kami teman sebaya duduk lesehan di lantai rumah menonton Berita Nasional di TVRI. Kami suka menonton berita di TVRI karena sesudah berita akan tayang lagu Garuda Pancasila.

Bersama-sama kami menyanyikan lagu itu dengan teman penuh semangat. Yang paling menggelitik bunyi baris terakhir "Patriot proklamasi" teman-teman banyak yang salah menyebut patriot. Mereka bilang patrotproklamasi.

Masa itu memang masa peralihan untuk kami di desa yang berbahasa ibu Tapanuli Selatan. Penduduk memang masih murni belum dicampuri suku lain. Kami satu desa berasal dari Tapanuli Selatan. Ada marga siregar, harahap, rangkuti, matondang, pak pahan, nasution, lubis, pane, nainggolan, dan banyak lagi.


Guru SD kami pun datang dari utara bermarga Turnip, Saragih, dan Sinaga. Ibu-ibu ini hebat bernyanyi. Kami sampai hafal semua lagu wajib. Paling kami gemari lagu Garuda Pancasila, Bendera Merah Putih, Indonesia Raya, dan Halo-Halo Bandung.

Di sekolah guru kami kadang berbahass Batak kadang bahasa Indonesia. Lebih dominan bahasa Batak sehingga anak-anak mengerti. Kami murid pertama di SD ini.

Hubungan kami dengan guru kami sangat bagus dan orang tua kamipun menghormati mereka.  Para suami ibu guru kami pun pandai bergaul sehingga kami rukun hingga sekarang.

TVRI baru satu-satunya waktu itu di rumah bidan di kampung kami. Maka kami pun menonton dengan mengintip lewat jendela. Rumah bidan itu sangat bersih. Kami ditak pernah beliau suruh masuk. Hanya gorden kaca rumahnya yang beliau biarkan terbuka. Di depan kaca itulah kami berdiri dengan tertib. 

Anak kampung memang jorok. Mandi ke sungai kadang tanpa sabun. Pulang pergi ke mana-mana tanpa sendal. Ingus mengalir di atas bibir. Dihapus pakai bahu baju. Adek kita digendong di punggung dan dua mengekor di belakang. Prihatin potret anak petani zaman jadul.

Pernah saya bawa adik main ke rumah tetangga. Lalu adik saya BAB hingga mengenai lantai rumah mereka. Wah saya dimarahi disuruh ngepel sampai tiga kali. Ingat semua memori itu membuat senyum terpatri bersama air mata berontak keluar.

Akhirnya, ayah pun berkedai. Beliau beli TV pula. Jadilah orang sekampung menonton di rumah kami. Ayah saya pun menang pemilihan kepala desa saat itu. Nah, ketika asyik menonton tiba-tiba saya mendengar bunyi sendal dibanting semangat di sebelahku duduk.

Pasti kaget. Kami semua menoleh. Betapa kagetnya kami seekor ular warna hijau suka bertengger di pohon kelapa sudah tewas di sebelahku. Kulihat siapa yang memukul ternyata suami teman ibuku bersalapari ke sawah.

Salapari artinya arisan. Mereka menolong kita di sawah tanpa digaji. Tapi kita pun ikut ke sawah mereka jika pekerjaan di sawah kita selesai. Bisa juga sawah mereka  dikerjakan dahulu,  baru sawah kita. Tergantung siapa yang setuju sawahnya dulu digarap. Biasanya saya dengar ibu saya berpesan berantai lewat tetangga bersalapari itu.

 Jika sudah ada pesan  berantai barulah diadakan musyawarah. Biasanya musyawarah di rumah kami diadakan. Jika bapak ibu musyawarah, kami pun bubar menooonton TV.

Musyawarah biasanya disertai makan lesehan bersama. Sambil bersilatu rahmi. Acaranya kadang lama hingga anak-anak bosan. dan memilih tidur. Sejak ada TV kami sudah jarang bermain di malam hari.

Akhirnya, disepakatilah kapan mulai menggarap sawah. Adapun tahapannya sebagai berikut.

1. Menjemur Bibit Padi

Ibu biasanya pas panen akan memisahkan sekaleng minyak goreng curah arraw padi hasil panen untuk bakal bibit padi yang disebut same. Jika kualitas hasil panen kurang bagus maka ibu membeli padi khusus untuk bibit saja.

2. Menjemur Padi untuk Bibit Tiga hari

Selama tiga hari padi bakal benih dijemur di bawah trik matahari hingga keras digigot. Dahulu belum ada alat untuk mengukur kualitas benih. Dilakukan pengetesan dengan menjemur bibit hingga kering. Biasanya isinya atau berasnya tak bisa dikunyah lag. Mereka biasa saling tes satu sama lain.

3. Merendam Same

Bibit padi kemudian direndam. Biasanya Ibu merendam dalam ember selama 48 jam lalu ditiriskam dan didiamkan pula selamasehari semalam.

4. Menyabur Same

Padi bakal bibit yang sudah direndam dan dikeringkan kemudian ditabur di atas tanah lahan yang sudah disiapkan. Biasanynya tanahnya dipilih yang petak sawah dekat ke sumber air.

Seperti biasa tanah dikosongkan dari rumput.. lalu digenangi air. Di atas lahan sepetak ini lah bibit ditaburkan. Jumlah bibit biasanya dilebihkan agar tak habis oleh burung.

Pernah dulu ibu mengeluh same atau bibit tak banyak tumbuh. Biasanya unggas atau burung sedang mengganas. Sehingga ibu terpaksa membeli bibit ke nenek sawah sebelah.

5. Mencabut Same

Bibit yang ditebar biasanya akan siap pakai pada usia 15 hari. Hari ke 15 atau ke 16 sudah harus dicabut. Jika tidak cepat maka  tikus akan memakani bibit itu.

 Mencabut benih tidaklah sesusah mencabut rumput. Benas cukup ditarik lembut di permukaan akarnya sudah tercabut dengan akar dan tanahnya yang lembut. Tanahnya dibersihkan dari akar dengan cara cabut lalu goyang akar ke air tergenang.

Saat mencabut same air memang dipasang menggenang agar proses mudah. Pada fase ini marsalapari atau arisan sudah dmulai. Ibu-ibu mencabut same.

6. Siapkan Lahan Sawah

Adapun Bapak-Bapak, mereka membajak sawah. Sebelumnya menajak namanya. Alat yang dipakai tajak bertangkai panjang. Bukan cangkul. Tajak ini diayunkan ke kanan cara memakainya. Sawah biasanya diairi sedikit saat proses menajak.

Pada saat proses ini kita sering dapat belut sswah, ikan timah, dan ikan mujahir. Lumayan untuk sambal malam.

Pada acara salapari ini biasanya para petani istirahat pukul 10.00-10.30. Makanan ciri khas disiapkan yang punya rumah bisa lepat pisang, ubi, atau lepat beras pulut.

Ibu paling senang bikin sanok pisang pakai nasi. Pisang dahulu murah dan mudah didapat.  Kemudian air teh yang airnya direbus memakai daun kopi. Bukan memakai teh. Orang sekarang bilang kawa daun. Adapun minum teh dan kopi itu dilakukan di kedai kopi. Di sawah tidak, cukup pakai air kawa daun diberi sedikit gula.

Bila bayangan kita sudah terinjak, tandanya sudah dzuhur. Matahari pas di atas kepala petani. Mereka pun segera membersihkan diri. Mengganti baju berlumpur dengan baju sholat. Baju berlumpur tak dicuci hanya dijemur di pematang sawah yang tinggi atau digantung di batang pote/petai cina.

Mereka pun shalat dzuhur lalu makan bersama berbekal nasi dan sambal bawaan masing-masing. Irit dan hemat sistem kerja mereka. Terkoordinir dengan baik.

Di sinilah saya tahu petai cina enak buat lalap bijinya maupun pucuknya yang muda. Rasanya mirip petai si warna hijau. Juga daun pepaya muda, cabai baik rawit maupun merah keriting. Sayur paku juga mereka lalap. Awalnya pahit atau pedas dan akhirnya manis di tenggorokan.

Mereka tidak terlalu memusingkan ikan, daging, ayam, atau telur. Pakai lalap saja mereka tetap semangat makan. Membuat kami anak-anak juga ikutan mencoba.

Usai makan dilanjutkan istirahat sejenak. Mereka pun ngaso dengan tembakau. Ibu-ibu makan sirih atau pinang. Pinang ini rasanya sepat kalau tak biasa memakan bisa rada mabuk atau fly. Tidak semua pinang enak dikulum. Pinang yang memiliki daging penuh, putih, dan besar inilah yang cocok dikulum-kulum seperti permen. 

Warna daging pinang merah biasanya kami jual per kilo kepada toke. Pinang dibelah dua, dijemur, lalu dicongkel. Nah biji keringnya itu yang dijual ke toke.

Kami anak-anak lebih suka memakan sirih. Warna merah sirih di mulut dan gigi membuat kami tertawa. Cara memakannya. Selembar daun sirih hijau tambah sekeping gambir, dan seujung kelingking soda lontong. Dilipat lalu dikunyah. Sensasinya pedas di lidah dan di dinding mulut.

Nenek-nenek memadukannya dengan pinang. Ada juga nenek yang tak suka pinang dan sirih. Mereka lebih suka tembakau. Tembakau sebesar telunjuk diselipkan di antara bibir dan gigi bawah. Namanya marsugi dan menyirih disebut marburangir.

Tidak banyak penelitian yang menyebutkan kandungan gizi dari buah pinang. Akan tetapi, di bawah ini merupakan nilai gizi dari 100 gram buah pinang yang sejauh ini telah diketahui.

Kalori: 339 kkal
Protein: 5,2 gram
Lemak: 10,2 gram
Karbohidrat: 56,7 gram
Thiamin (vitamin B1): 19 miligram
Riboflavin (vitamin B2): 10 -- 12 miligram
Niasin (vitamin B3): 31 miligram
Natrium: 76 miligram
Kalium: 450 miligram
Kalsium: 400 miligram
Fosfor: 89 miligram
Zat besi: 4,9 miligram

Buah pinang juga kaya akan alkaloid alami. Alkaloid merupakan golongan senyawa organik yang banyak ditemukan di alam dan biasanya ditemukan dalam tumbuhan. Senyawa ini memiliki sejumlah efek pada tubuh manusia dan hewan.

Manfaat buah pinang untuk kesehatan

Penggunaan buah pinang telah berlangsung sejak 2.000 tahun yang lalu. Saat ini pun, badan kesehatan dunia WHO memperkirakan sekitar 600 juta orang menggunakan buah ini sebagai zat psikoaktif.


Zat psikoaktif merupakan zat yang memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan perubahan pada pikiran, perilaku, atau perasaan. Contoh zat psikoaktif yaitu kafein, alkohol, nikotin, dan obat pereda nyeri tertentu.


Penelitian mengenai manfaat buah pinang masih cukup terbatas. Sebagian besar hasil studi yang ada pun membahas khasiat buah ini ketika dikunyah bersama daun sirih. Berikut beberapa potensi khasiat yang telah diketahui.

1. Menambah energi
2. Menjaga kesehatan jantung
penyakit jantung.                                                      3. Melindungi hati dari kerusakan
4. Berpotensi menurunkan risiko kanker
penderita kanker perut                                            5. Berpotensi mengurangi gejala skizofrenia (halosehat.com)

Kami tahunya pinang menyehatkan gigi juga sirih. Buktinya hingga kini nenek usia di atas 70-tahun pun di kampung kami tak ada yang ompong. Tapi kakek-kakek banyak yang ompong karena malas makan pinang dan sirih.

Menurut halosehat.com juga Daun sirih tergolong sebagai tanaman yang mengandung banyak air. Sekitar 85-90% daun sirih terdiri dari air. Karena itulah daun sirih juga rendah kalori dan rendah lemak. Per 100 gram daun sirih hanya mengandung 44 kalori dan 0,4-1% lemak.
Selain itu, kandungan daun sirih lainnya adalah:

Protein: 3 persen per 100 gram.
Iodin: 3,4 mcg per 100 gram.
Sodium: 1,1-4,6% per 100 gram.
Vitamin A: 1,9-2,9 mg per 100 gram.
Vitamin B1: 13-70 mcg per 100 gram.
Vitamin B2: 1,9-30 mcg per 100 gram.
Asam nikotinat: 0,63-0,89 mg per 100 gram.

Berikut adalah segenap manfaat daun sirih bagi kesehatan:

1. Menurunkan gula darah pada penderita diabetes tipe 2
2. Menurunkan kolesterol dan tekanan darah
3. Penangkal kanker
4. Mempercepat penyembuhan luka bakar
5. Membantu menurunkan depresi
6. Menjaga kesehatan mulut dan gigi                 7. Menjaga saluran pencernaan
8. Meningkatkan energi                                             9. Mengobati mimisan
10. Obat radang prostat
11. Obat batuk

7.  Manyuan atau Menanam Padi

Pada tahap ini, ibu-ibu memasang lupak atau pembatas petak-petak pada sawah agar air tergenang sempurna dan cukup. Lupak atau pematang sawah terbuat dari bekas rumput-rumput sawah yang dibulatkan membentuk persegi empat. Gunanya untuk menahan genangan air sawah di setiap petak.

Namanya mangalupak. Proses ini harus di sawah datar yang luas. Agar anak padi tergenang batangnya dan sempurna pengairannya.

8. Manyuan atau Menancapkan Anak Padi 

Pada tahap ini alat yang dipakai Bapak-Bapak menanam padi namanya tunjuk. Bapak-Bapak itu menancapkan benih-benih itu dengan tunjuk (sejenis bambu ) sebesar seruling bahan bambunya dengan panjang setelunjuk. Bagian bawahnya dibuat seperti bulan sabit dengan dua ujungnya kiri kanan runcing.

Di lengkungannya inilah benih padi agak 5 batang di selipkan lalu dengan tunjuk itu dicukamkan ke dasar tanah sawah yang lembut. Begitu cara menanam padi di sana.

9. Mengairi Sawah yang Sudah Ditanam

Air mengalirpun di alirkan ke tiap-tiap petak. Sengaja sawah digenangi air karena padi sawah butuh banyak air.

10. Perawatan Padi


Padi adalah jenis tanaman yang memerlukan perawatan untuk pertumbuhannya. Perawatan dapat berupa pemupukan dan penanggulangan hama ; pemupukan pada tanaman padi dapat menggunakan pupuk urea, pupuk Kcl, dan poshpat. 

Perawatan dapat pula berupa penyiangan

1. Pembersihan rumput

2. Membalik pematang

3. Menyingkirkan keong

Kebutuhan air untuk tanaman padi sawah mencakup perhitungan air yang masuk dan keluar dari lahan sawah. Air di petakan sawah dapat bertambah karena turun hujan, sengaja diairi dari saluran irigasi dan perembesan dari sawah yang letaknya lebih tinggi.


Pada pertanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif (0-60 hari), fase generatif (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120 hari).


Untuk mengetahui kebutuhan air yang harus disediakan untuk irigasi lahan pertanian, informasi atau data kebutuhan air tanaman sangat diperlukan. Kebutuhan air tanaman tergantung dari jenis dan umur tanaman, waktu atau periode pertanaman, sifat fisik tanah, teknik pemberian air, jarak dari sumber air pada lahan pertanian dan luas areal pertanaman yang akan diairi. 

11. Masa Panen

Padi sudah bisa dipanen paling lambat 120 hari sejak ditanam

Adapun arisan atau marsalapari dilakukan pada fase:

Mencabut benih;

Membersihkan lahan;

Menanam padi;

Penyiangan;

Pemupukan;

Panen.

Pada hari panen ini sengaja tuan rumah yang menyiapkan makanan snack, minuman, dan makan siang.  Biasanya memotong satu ekor atau dua ekor ayam kampung untuk menjamu peserta malsalapari ini.

Tiga hari sesudah panen mengundang tokoh di kampung dan tetangga untuk makan padi baru.

Namun, seiring pergeseran waktu, tak ada lagi tradisi ini. Hidup di desa juga sudah modern. Sudah mirip komplek di kota. Beramah tamah cuma saat bertemu di jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun