1. TABUNGAN EMAS
Untuk rekening tabungan emas, katanya, nggak ada biaya administrasi bulanan sama sekali - cukup biaya pemeliharaan tahunan sebesar Rp30.000, tanpa memandang saldo. Â Jadi kalaupun saldo kita kecil, biayanya tetap ringan.
Setiap kali nasabah menyetor uang, dana itu langsung dikonversi menjadi berat emas (dalam gram) berdasarkan harga emas terkini. Jumlah gram yang kita miliki bisa berubah nilainya tergantung fluktuasi pasar. Semua transaksi pun tercatat rapi, baik dalam satuan gram maupun rupiah.
2. CICILAN EMAS
Nah, kalau program cicilan emas, sistemnya agak beda. Di sini pelanggan bisa menentukan target emas yang mau dibeli, misalnya lima gram atau sepuluh gram dan jangka waktu cicilan tertentu. Â
Keuntungannya, harga emasnya udah dikunci di awal. Jadi meski harga pasar naik, kita tetap bayar dengan nominal yang sama setiap bulan. Â
"Ini memberikan kepastian lebih besar soal berapa emas yang akan dimiliki di akhir masa cicilan," jelasnya lagi. Â
Saya pribadi suka konsep kayak gini. Buat orang yang nggak mau ribet mikirin naik-turunnya harga, program cicilan ini bisa jadi solusi aman dan tenang.
PRAKTIS LEWAT APLIKASI, BISA PANTAU DARI MANA AJA
Salah satu hal menarik yang baru saya tahu, sistem tabungan emas Pegadaian ini juga udah digital banget. Â
Pelanggan bisa memantau saldo lewat buku tabungan maupun aplikasi seluler. Â
Saldo minimum pun kecil banget, cuma 0,01 gram atau sekitar Rp20.000. Dan yang bikin lega, penarikan saldo bisa dilakukan tanpa batas minimum, baik lewat aplikasi maupun datang langsung ke kantor Pegadaian. Semuanya serba transparan dan gampang dipantau.
Fitur digital ini bikin saya sadar bahwa Pegadaian nggak lagi identik dengan lembaga yang konvensional. Mereka bener-bener bertransformasi jadi perusahaan modern dengan layanan yang ramah generasi muda. Â
Yang bikin saya makin kagum, ternyata program Pegadaian ini nggak cuma menyasar kalangan pekerja atau ibu rumah tangga aja. Â
Mereka juga aktif menyentuh anak-anak sekolah, mahasiswa, sampai komunitas bank sampah dan pelaku UMKM. Â
"Tujuannya biar budaya menabung bisa tertanam sejak dini," jelasnya. Â
Bahkan ada program literasi keuangan yang digelar di sekolah dan universitas, supaya anak muda ngerti bahwa emas bukan cuma perhiasan, tapi instrumen finansial yang aman dan menguntungkan.
Saya langsung ingat, dulu waktu sekolah, edukasi finansial tuh nyaris nggak pernah disentuh. Kalau aja sejak dulu ada sosialisasi kayak gini, mungkin banyak anak muda udah punya tabungan emas sejak remaja.