Mohon tunggu...
Rian Umbu
Rian Umbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Menulis Membuka Pikiran Baru

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Makna Kalimat Imperatif Bahasa Loura

30 Mei 2019   11:26 Diperbarui: 30 Mei 2019   11:35 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
yolandanilam.blogs.uny.ac.id 

Rajin kako gereja dana! Rajin pergi Gereja! "yaitu diucapkan oleh teman-teman pada saat sedang  bersantai-santai.
Todaka kuage ghazu nemi  kadaghu dana! " tanamlah pohon di hutan! yaitu diucapkan oleh orang tua (ayah/ibu) ketika menyuruh anaknya untuk menanam pohon di hutan agar tanah tidak gundul dan tidak terjadi erosi atau pengikisan. Konteks pemakaiannya di hutan pada saat menanam pohon dimusim hujan.

Yatuddu bellipoda ritimu! Pinjamkan saya uangmu! Yaitu konteks tuturan diucapkan oleh seseorang yang sedang meminjam uang kepada temannya untuk membeli kebutuhannya sehari-hari. Konteks pemakaiannya di pasar pada siang hari/malam hari.

Yatuddupo motoramu! "pinjamkan saya motormu"! Yaitu tuturannya diucapkan oleh seseorang  ketika meminjam motor pada temannya untuk pergi berbelanja ke pasar. Konteks pemakaiannya di rumah pada siang hari

Bahasa Loura juga selalu melihat konteks situasi yang melatarbelakangi munculnya sebuah tuturan agar bisa menjelaskan berbagai kemungkinan makna pragmatik imperatif bahasa Loura tersebut. Masyarakat Desa Weepangali sampai saat ini masih menggunakan kalimat imperatif dalam kehidupannya sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun