Mohon tunggu...
Rian Umbu
Rian Umbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Menulis Membuka Pikiran Baru

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Makna Kalimat Imperatif Bahasa Loura

30 Mei 2019   11:26 Diperbarui: 30 Mei 2019   11:35 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
yolandanilam.blogs.uny.ac.id 

Bahasa  merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa adalah tingkah laku sosial yang dipakai dalam berkomunikasi oleh masyarakat, terdiri dari individu-individu, masyarakat secara keseluruhan, dan individu yang saling mempengaruhi serta bergantung antara yang satu dengan yang lainnya. 

Salah satu fungsi bahasa yaitu sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi dari satu individu ke individu lainnya, disampaikan secara lisan maupun tulisan. 

Sebagai masyarakat bahasa, masyarakat Indonesia sangat beruntung memiliki bahasa karena dengan bahasa dapat menunjukkan identitas sebagai bangsa Indonesia. Bahasa juga sebagai sarana yang digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan, artinya dengan bahasa manusia dapat hidup bersama atau saling membutuhkan satu sama lainnya.

Di dalam bahasa Indonesia, bahasa berperan sebagai alat yang digunakan untuk berkomunikasi antara satu individu ke individu lainnya, bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan diri sendiri, di samping sebagai alat untuk beradaptasi. Di dalam bahasa, ada terdiri dari berbagai macam kalimat yang akan membentuk suatu makna dalam bahasa Indonesia. 

Kalimat yang dimaksud merupakan satuan bahasa berupa rangkaian kata yang berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Sebagaimana pengertian kalimat yaitu satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik secara lisan maupun tulisan. Kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah kalimat tanya, kalimat berita dan kalimat perintah.

Kaitannya dengan kalimat perintah dalam bahasa Indonesia, yaitu kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau penulisnya. Kalimat perintah atau kalimat imperatif selain dalam bahasa Indonesia, ditemukan pula di dalam bahasa-bahasa daerah di seluruh nusantara termasuk dalam bahasa Loura yang terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya.

   Makna Kalimat Imperatif
Makna kalimat imperatif dalam bahasa lisan di Desa Weepangali merupakan arti atau maksud dari suatu kata, jadi makna dengan benda sangat berkaitan erat dan saling menyatu satu sama lain. Jika sesuatu tidak dihubungkan dengan bendanya, maka peristiwa tersebut tidak akan memperoleh makna. Berikut ini beberapa contoh makna kalimat imperatif dalam bahasa lisan masyarakat Loura di Desa Weepangali:

Amana pamadi'i ba binna! "Jangan duduk di depan pintu!", yaitu memiliki makna bahwa orang yang duduk di depan pintu dapat mengganggu aktivitas orang lain yang menuju ke dalam rumah atau keluar dari rumah atau orang yang duduk di depan pintu lambat mendapatkan jodoh.

Ammana pa louzo gedde! "jangan keluar malam" yaitu memiliki makna bahwa tidak baik bagi seseorang perempuan berkeliaran malam-malam.

Ammana pakawizaka gedde dana! "jangan ribut tengah malam" yaitu memiliki makna mengganggu orang yang sedang beristirahat.

Ammana pa'enu moke! "jangan minum minuman keras!" yaitu memiliki makna bahwa minuman keras tidak baik kesahatan kita.

Amana papaneghe ne banga'a! Jangan berbicara pada saat makan. Yaitu memiliki makna bahwa berbicara pada saat makan itu tidak baik dan mengajarkan kepada kita untuk menghargai makanan.
Kako belli kamangu ole dangadi! "Temani mereka dulu!", yaitu memiliki makna bahwa seseorang disuruh untuk menemani temannya/tamunya.

Kako zapu beliwe umma! Bersihkan rumah dulu! "yaitu memiliki makna bahwa seorang ibu menyuruh anaknya untuk membersihkan rumah, karena bersih itu sebagian dari iman.

Rajin kako gereja dana! Rajin pergi gereja! "yaitu memiliki makna bahwa kita harus rajin ke gereja dan mengingatkan kita akan Tuhan.

Todakapo ghazu kadaghu dana! "Tanamlah pohon di hutan! Yaitu maknanya kita harus melakukan penanaman kembali hutan yang gundul agar mencegah terjadinya erosi.

Mai belli ni'ami! "Mampir ke sini dulu!", yaitu memiliki makna mengajak seseorang untuk mampir ke rumahnya.

Mai beli kamangu ole dangadi! "mari temani mereka dulu! " yaitu memiliki makna mengajak seseorang untuk menemani tamunya. Konteks pemakaiannya di rumah.

Maida kata kako omadana! " mari kita pergi ke kebun! Yaitu memiliki makna bahwa seorang ayang mengajak anaknya untuk pergi membersihkan kebun/lahan.

Yatuddu bellipoda ritimu! Pinjamkan saya uangmu! Yaitu memiliki makna bahwa seseorang meminjam uang kepada temannya untuk membeli kebutuhannya sehari-hari.

Yatuddu belipo motormu! "pinjamkan saya motormu! Yaitu memiliki makna bahwa seseorang meminjam motor untuk pergi berbelanja ke pasar.

Konteks Tuturan Kalimat Imperatif

Konteks tuturan kalimat imperatif dalam bahasa lisan masyarakat Desa Weepangali adalah asumsi yang dibangun secara psikologis antara penutur dan pendengar sesuai dengan pengetahuannya tentang  dunia. 

Konteks ini tidak hanya terbatas pada ujaran saat ini da sebelumnya, tetapi menyangkut semua yang terlibat dalam interpretai, seperti harapan masa depan, kenangan lucu tentang bahasa dan kepercayaan terhadap penutur atau sebaliknya. Berikut ini bebrapa contoh konteks kalimat imperatif dalam bahasa lisan masyarakat Loura di Desa Weepangali:

Kako belli kamangu ole dangadi! "Temani mereka dulu!", yaitu konteks pemakaiannya  diucapkan oleh seorang ibu kepada anaknya ketika menerima tamu di rumah.

Mai belli ni'ami! "Mampir ke sini dulu!", yaitu diucapkan oleh seorang ayah ketika mengajak  temannya untuk mampir di rumah pada sore hari untuk berceritera.

Mai beli kamangu ole dangadi! "mari temani mereka dulu! " yaitu seorang ibu mengajak anaknya untuk menemani tamunya di rumah pada malam hari.

Maida kata kako omadana! " mari kita pergi ke kebun! Yaitu seorang ayah mengajak  anaknya untuk pergi membersihkan kebun/lahan pada pagi hari/sore hari karena musim hujan telah tiba, konteks pemakaiannya di rumah.

Ammana pa louzo gedde! "jangan keluar malam" yaitu diucapkan oleh seorang ayah ketika melarang anaknya agar tidak boleh  keluar malam. Konteks pemakaiannya di rumah pada saat hari sudah malam.

Ammana pakawizaka gedde dana! "jangan ribut tengah malam" yaitu diucapkan oleh seorang ibu ketika melarang anaknya agar jangan ribut pada malam hari, karena mengganggu orang yang sedang beristirahat. Konteks pemakaiannya di rumah pada saat hari sudah malam.

Ammana pa'enu moke! "jangan minum minuman keras!" yaitu diucapkan oleh seorang ayah ketika melarang anaknya minum minuman keras, karena berbahaya bagi kesehatan tubuh kita. Konteks pemakaiaannya  di tempat nongkrong dan saat sedang bersantai.

Amana papaneghe ne banga'a! Jangan berbicara pada saat makan! Yaitu diucapkan oleh seorang ibu ketika melarang seorang siswa berbicara pada saat makan dan mengajarkan untuk menghargai makanan. Konteks pemakaiannya di kantin sekolah pada saat sedang makan disiang hari.

Amana pamadii ba binna! "Jangan duduk di depan pintu!", yaitu diucapkan oleh  tua (ayah/ibu) ketika melarang anaknya agar jangan duduk di depan pintu bus karena dapat mengganggu aktivitas orang yang masuk-keluar dan juga sangat berbahaya karena kita bisa jatuh di jalan raya. Konteks pemakaiannya pada saat berada di dalam bus.

Rajin kako gereja dana! Rajin pergi Gereja! "yaitu diucapkan oleh teman-teman pada saat sedang  bersantai-santai.
Todaka kuage ghazu nemi  kadaghu dana! " tanamlah pohon di hutan! yaitu diucapkan oleh orang tua (ayah/ibu) ketika menyuruh anaknya untuk menanam pohon di hutan agar tanah tidak gundul dan tidak terjadi erosi atau pengikisan. Konteks pemakaiannya di hutan pada saat menanam pohon dimusim hujan.

Yatuddu bellipoda ritimu! Pinjamkan saya uangmu! Yaitu konteks tuturan diucapkan oleh seseorang yang sedang meminjam uang kepada temannya untuk membeli kebutuhannya sehari-hari. Konteks pemakaiannya di pasar pada siang hari/malam hari.

Yatuddupo motoramu! "pinjamkan saya motormu"! Yaitu tuturannya diucapkan oleh seseorang  ketika meminjam motor pada temannya untuk pergi berbelanja ke pasar. Konteks pemakaiannya di rumah pada siang hari

Bahasa Loura juga selalu melihat konteks situasi yang melatarbelakangi munculnya sebuah tuturan agar bisa menjelaskan berbagai kemungkinan makna pragmatik imperatif bahasa Loura tersebut. Masyarakat Desa Weepangali sampai saat ini masih menggunakan kalimat imperatif dalam kehidupannya sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun