Bila Teman-teman pernah menjumpai pohon berwarna pelangi pada batangnya? Bisa jadi, itulah leda. Bila belum, yuk, mari berkenalan dan menjumpai leda dengan pesonanya di Ruang Terbuka Hijau (RTH), Jakarta!
Eucalyptus deglupta
Pohon Leda memiliki nama latin Eucalyptus deglupta, yang berarti kayu putih yang mengelupas. Nama ini diperkenalkan oleh seorang botanis bernama Carl Ludwig Blume pada tahun 1850.
Sebagai spesies pohon tinggi, Leda dapat tumbuh menjulang 30 meter hingga 70 meter. Diameter batangnya dapat mencapai 2,5 meter. Leda dapat tumbuh dengan cepat dalam suasana optimalnya.
Leda merupakan tanaman endemik. Ia berasal dari bioma beriklim tropis basah dengan rentang sebaran mulai dari Filipina hingga Papuasia. Sinar matahari dan suasana tropis ia perlukan untuk tumbuh dengan cepat. Ia tidak toleran terhadap embun beku.
Leda tumbuh di hutan hujan dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian setara permukaan laut hingga ketinggian 1.800 m. Meski berasal dari Indonesia, Papua Nugini, dan Filipina, saat ini leda telah banyak ditanam di negara lain.
Di Indonesia, leda dapat tumbuh secara alami di beberapa tempat, seperti: Papua, Maluku, dan Sulawesi.
Di pulau Jawa, leda bisa ditemui di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sumberwringin, Bondowoso, Jawa Timur. Kawasan hutan ini termasuk dalam situs Biosite Ijen Geopark. Sebuah area yang kemudian menjadi tujuan wisata edukasi biologi, area konservasi, dan pusat penelitian.
Bagaimana dengan Jakarta?
Seiring gencarnya penataan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan, leda dihadirkan (ditanam).
Sebagai pohon peneduh, ia menaungi area di bawahnya. Sebagai pohon hijau, ia menyediakan pasokan oksigen yang bermanfaat bagi organisme hidup di sekitarnya. Dalam fungsi estetika, ia memperlihatkan keindahannya.