Mohon tunggu...
Rahman Al-Bukhari
Rahman Al-Bukhari Mohon Tunggu... -

المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس saya fakir akan ilmu dan selalu belajar untuk menjadi insan yang bermanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehendak Orang Tua Berlainan dengan Kehendak Kita

11 April 2017   19:45 Diperbarui: 12 April 2017   04:00 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sini penulis akan berbagi pengalaman ketika saya lulus SD dulu. Ketika SD saya sangat nakal, sering berantem, sering buat onar, pernah bikin guru nangis, sering masuk BP dan sebagainya. Di rumahpun begitu saya anaknya nakal dan tidak taat sama orang tua, bikin orang tua sakit hati, bahkan saya sering di pukul sama bapak.

Ketika saya sudah mau lulus SD saya di paksa sama orang tua untuk masuk pesantren. Padahal dari hati nurani saya sangat tidak suka sama yang namanya pesantren. Saya tetap berisi keras untuk menolak sampai saya tidak makan selama 2 hari 1 malam yang bikin saya sakit. Tapi orang tua tetap memaksa saya untuk masuk pesantren, sampai saya di ancam. Apabila saya menolak masuk pesantren, maka saya tidak akan dirawat oleh orang tua saya atau apapun itu.

Pada saat lulus SD saya masuk pesantren secara terpaksa. 2 minggu tinggal di pesantren saya sudah 2 kali berantem. Pertama berantem sama kakak tingkat, kedua sama temen se angkatan, tapi kejadian itu tidak sampai di ketahui oleh pengasuh , jadi saya aman-aman aja. Nah seiring berjalannya waktu saya dikenalkan dengan beberapa orang yang baik dan pada waktu itu juga sifat buruk saya sedikit demi sedikit berubah.

Selama 3 tahun saya di temani dan di bimbing oleh orang yang baik itu. Saya merasakan perbedaan yang jauh ketika saya baru masuk dan sudah mau lulus pesantren ini. Banyak hal-hal baru yang saya dapatkan di pesantren baik itu tentang agama, pendidikan karakter, amalan, dan lain-lain.

Ketika lulus dari pesantren sedikit demi sedikit saya baru mengerti sampai sekarang. Seandainya saya memaksa kehendak saya untuk tidak masuk pesantren tapi masuk SMP, mungkin saya sekarang jadi anak berandalan, suka mabuk-mabukan dan hal-hal negatif laiinya.

Sekarang alhamdulillah dengan ilmu yang saya dapatkan waktu di pesantren dulu, Saya bisa berbakti dengan orang tua, bisa membuat mereka bahagia, bisa menjaga dari sesuatu yang bisa membuat orang tua sakit hati atau malu, dan bisa menolong mereka.

Jadi, pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita saya di atas. Apapun kehendak orang tua untuk kita, maka turutilah walaupun bertentangan dengan kehendak kita (selama tidak melanggar syariat agama). Yakinlah kehendak orang tua adalah yang terbaik bagi kita. Sekarang emang tidak terbukti tapi ketika kita sudah dewasa, kita akan merasakan manfaatnya yang begitu besar. Kesenangan orang tua merupakan kesenangan Tuhan juga. Maka berbaktilah kepada orang tua.

Semoga bermanfaat..............

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun