Mohon tunggu...
rheza andika firmansyah
rheza andika firmansyah Mohon Tunggu... Arsitek - mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jointing sebagai Metode Penyambungan Kabel Minyak pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)

25 September 2020   23:35 Diperbarui: 25 September 2020   23:54 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai perusahaan pengoperasian pembangkit tenaga listrik PT PLN (Persero) dalam membangun instalasi sambungan tenaga listrik memerlukan standar “konstruksi sambungan tenaga listrik” yang merupakan penjabaran kriteria desain enjiniring konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik.

Sampai saat ini PT PLN (Persero) masih berpacu pada tiga macam standar konstruksi distribusi yang dibentuk oleh konsultan jaringan tenaga listrik yang dibuat oleh konsultan manca negara, termasuk pada standar konstruksi sambungan tenaga listrik ini masih berpacu pada beberapa konsultan manca negara.

Pertama, Konsultan Sofrelec (Prancis) dimana menggunakan pembumian sistem tahanan rendah (12 Ω & 40 Ω) dan berlaku pada jaringan distribusi wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali dan sebagian unit daerah luar Jawa.

Kedua, berpacu pada Konsultan Chas T Main (Amerika Serikat) dengan pembumian sistem solid atau yang lebih dikenal dengan “multi grounded common neutral, low and medium voltage network” yang berlaku pada unit wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian unit wilayah di luar Jawa.

Terakhir, berpacu pada Konsultan New Jec (Jepang) dengan pembumian sistem tahanan tinggi (500 Ω) yang berlaku pada unit wilayah Jawa Timur.

Namun, selain standar konstruksi yang masih berbeda satu sama lain tersebu, ada beberapa hal lainnya yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah pemanfaatan tiang listrik untuk telematika, semakin sulitnya menemukan lokasi tanah gardu yang tepat dan kemajuan material distribusi tenaga listrik.

Sampai saat ini PT PLN (Persero) secara bertahap selalu memberbarui standar konstruksi yang ada pada saat ini untuk menjadi acuan teknik yang tepat dengan perkembangan teknologi dilingkungan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dengan pertimbangan keamanan pada lingkungan.

Pada pengaplikasiannya, standar konstruksi tenaga listrik dapat diubah sesuai dengan kebutuhan yang bersifat lokal dan unit induk dapat membuat standar konstruksi sambungan tenaga listrik khusus dengan menggunakan catatan sesuai dan tidak menyimpang dari kriteria enjinering yang ada. Perubahan standar konstruksi tersebut dilaporkan pada PLN Pusat melalui Direktorat terkait

Jointing

Jointing memiliki arti mengembalikan kabel ke syarat awal. Setiap bagian pada kabel terhubung kembali mneggunakan sempuran yang membuat seolah-olah tidak memiliki sambungan. Jointing tegangan menengah wajib mempunyai karakteristik teknis sebagai berikut :

  1. Mampu menghubungkan secara kelistrikan antara dua konduktor kabel
  2. Mampu mengendalikan electrical stress yang terjadi pada daerah ujung dari kabel dilakukan montage dan daerah diatas konektor
  3. Mampu membangun ulang koneksi yang handal dan memiliki karakteristik yang baik
  4. Mampu mengembalikan proteksi mekanis dari kabel yang telah disambung dan proteksi terhadap lingkungan tanpa menimbulkan penghalang panas yang terlalu berlebihan

Jointing memiliki tiga jenis, yaitu:

  • Tape dan Resin
    Sesuai dengan namanya, jenis Tape dan Resin adalah material sambung yang digunakan menjadi bahan isolasi, bahan konduktor dan bahan lain penyusun jointing berupa isolasi (tapes). Untuk menyediakan perlindungan mekanis dan pelindung lingkungan (environmental sealing) digunakan resin.
  • Heat Shrink
    Jenis ini menggunakan tabung-tabung berbentuk silinder yang menciut apabila dipanaskan. Tabung-tabung tersebut mempunyai bahan sinkron sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi, bahan semi konduktor dan lainnya. Sebagai perlindungan mekanis juga dipakai tabung ciut panas yang memiliki ketebalan yang cukup.
  • Cold Shrink
    Jenis jointing ini tidak membutuhkan pemanasan untuk dapat melakukan penciutan, dan pada beberapa produk, masih ada premouleded cast yang terdiri berdasarkan semicounducor dan bahan isolasi yang menyatu. Sebagai proteksi mekanis berdasarkan jointing jenis ini, bisa menggunakan bahan ciut dingin yang tebal, atau juga dapat memakai resin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun