Mohon tunggu...
Rezeki Putra Gulo
Rezeki Putra Gulo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kontribusi Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Membentuk Spritual Remaja

26 Februari 2022   21:35 Diperbarui: 26 Februari 2022   21:57 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar Belakang

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada remaja. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di gereja, di rumah dan sebagainya. 

Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu: aktivitas mengajar dan aktivitas belajar.”Aktivitas mengajar menyangkut peran guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indikator suatu aktivitas proses pengajaran itu akan berjalan dengan baik.”[1]

Remaja merupakan masa dimana seorang anak menuju dewasa, yang biasa disebut masa transisi. Menurut Piaget, “remaja remaja secara aktif membangun dunia kognitif/pikiran mereka sendiri, informasi tidak hanya dicurahkan kedalam pikiran mereka”.[2] Stanly Hall juga berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress).[3] Salah satu ciri lain dari remaja adalah rasa ingin tau yang tinggi, senang membuat hal-hal yang baru, dan bereksperimen. Dalam memecahkan pola pikir mereka tersebut, mereka cenderung menggunakan metode langsung mencoba. Seperti hamil diluar nikah dan narkoba.

Supaya pengajaran bisa berjalan dengan baik dan berhasil, maka penulis menjelaskan bahwa peran guru dalam pengajaran atau mengajar harus mampu mengubah diri remaja dalam arti yang luas serta mampu mengajarkan iman Kristen bagi remaja, sehingga pengalaman dan perubahan yang diperoleh remaja selama terlibat dalam terlibat dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu pendek bahkan sampai dewasa dan akhir hayat, dapat disarankan secara langsung bagi perkembangan iman remaja. 

Tugas guru tidak terbatas pada memberikan informasi kepada remaja, namun tugas guru lebih komprehensif. Selain mengajar dan membekali remaja dengan pengetahuan, guru juga harus menyiapkan mereka agar mandiri dan memberdayakan bakal remaja diberbagai bidang, mendisiplinkan moral mereka, membimbing hasrat dan menanamkan kebajikan dalam jiwa mereka. 

Guru wajib menunjukkan semangat persaudaraan kepada remaja serta membimbing mereka pada jalan kebenaran yang mengacu kepada hakikat iman Kristen yakni iman yang melahirkan perbuatanperbuatan yang mulia.

Namun ada kenyataan baik yang penulis amati maupun baca diberbagai literature bahwa remaja kurang berilmu kreaktif, mandiri, dan bertanggung jawab. Penulis juga menemukan remaja yang masih merokok, minum-minuman keras, obat terlarang serta melakukan konflik baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah. 

Pada umumnya, masalah remaja, berikut beberapa masalah remaja di sekolah: pertama masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. 

Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasi dengan remaja lain, guru, dan masyarakat. Kedua perilaku dalam mengikuti berbagai aktivitas yang digelar di sekolah, misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja menjadi kurang pengalaman. Jadi, perilaku bermasalah ini akan merugikan remaja di sekolah secara tidak langsung akibat perilakunya sendiri. 

Ketiga perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku kacau dan menyebakan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) serta perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami perilaku ini, seseorang remaja mengalami hal ini jika ia merasa tidak tenang dan tidak bahagia sehingga menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun