Selain itu berbeda dengan Milla yang agak kalem, STY lebih terbuka dan banyak melancar kritik untuk PSSI dan performa anak asunya sendiri. Akibat pilihan strateginya maka tak heran memang STY beberapa kali secara terbuka menginginkan adanya proses naturalisasi demi menunjang skemanya. Selain itu STY pernah membatasi tinggi minimal pemain yang akan dipanggil timnas di posisi tertentu. Intinya STY sangat menekankan pada superioritas fisik dan disiplin.
Jurnalis BBC Asia pernah menjuluki STY sebagai Asia Mourinho bukan tanap sebab. Contoh terbaiknya ketika berhasil memulangkan Jerman di Piala Dunia 2018 lalu. Berkat kedisiplinan Korsel dalam bertahan di sepanjang laga dan mencuri gol pada sepak pojok di injury time, STY berhasil mempecundangi Joachim Loew.
Maka jangan terlalu mengharapkan permainan timnas bakal mengedepankan permainan cantik seperti era Milla. Gelagat STY yang menginginkan PSSI memproses beberapa nama untuk dinaturalisasi, sudah menjadi tanda bahwa STY lebih memilih untuk mengejar kemenangan saat ini juga. Hal yang tidak salah juga sebenarnya.
Salah satu target dari PSSI ketika STY meneken kontrak untuk melatih Indonesia adalah juara Piala AFF 2020. Jadi bisa dibayangkan apabila Piala AFF kali ini berujung kegagalan apalagi tak lolos fase grup. Selain Piala AFF, target lainnya adalah lolos ke babak gugur Piala Dunia U-20 dan perempat final Piala AFC U-19. Satu yang sudah terlewat adalah sisa laga kualifikasi Piala Dunia 2022.
Hasil minor di tiga pertandingan kualifikasi piala dunia sepertinya menjadi warning point bagi STY sendiri. Terlebih susahnya mengimplementasikan skema STY setelah buruknya kondisi fisik dan teknik dasar pemain kelas timnas. Sehingga mungkin bagi dirinya memanggil para pemain diaspora bisa menjadi penolong.
Suatu hal yang realistis juga bagi orang yang dijuluki Mourinhonya Asia. Cara pragmatis demi mengamankan kemenangan, terutama jika meladeni tim dengan kualitas di atas Indonesia. Percuma juga membangun roadmap keren bagi timnas bilamana dipecat sebelum terealisasi.
Besok timnas baka meladeni Laos yang sudah lama menjadi jaminan lumbung gol dari waktu ke waktu. Laos juga telah menelan dua kali kekalahan dengan total kebobolan enam gol tanpa sekali, harusnya tak ada masalah untuk meraih tiga poin. Dua lawan terakhir tak lain Vietnam dan Malaysia yang tebilang lebih sulit dibanding Laos dan Kamboja.