Mohon tunggu...
Anggi Putri
Anggi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Tanjungpura

Saya adalah mahasiswa semester 5 yang memiliki pengalaman dalam berorganisasi dan bekerja. Hal ini karena saya adalah wanita yang pekerja keras, serta memiliki semangat yang tinggi untuk mempelajari hal-hal yang baru. Dengan pengalaman tersebut, saya yakin dapat bekerja di perusahaan anda dengan baik dan cepat menyesuaikan diri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melangkah dari Bayang Kemiskinan: Kisah Perjuangan dan Harapan di Tepi Kota Pontianak

14 April 2024   00:29 Diperbarui: 14 April 2024   00:47 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto didapat dari hasil observasi dan wawancara

Mursidi atau kerap disapa Pak Mursidi merupakan pria paruh baya yang berusia 73 tahun, hidup bersama anak dan istrinya dengan kondisi ekonomi yang sulit disebuah rumah yang sederhana tepatnya di Kecamatan Siantan Hulu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Pak Mursidi merupakan seorang perantau dari Jawa Timur dan tinggal bersama istri dan anaknya. Ia merantau sejak tahun 90-an hingga sekarang dan tinggal di rumah sederhana yang ia bangun diatas tanah milik sendiri. Pak Mursidi bekerja sebagai pengepul barang bekas juga tukang sampah. Hal ini terlihat jelas dengan kondisi yang tampak di sekeliling rumah sederhana nya itu, terdapat gerobak sebagai alat pengangkut barang bekas, tumpukkan kardus bekas, botol plastik bekas, kaleng bekas, perabotan rumah tangga bekas dan barang bekas lainnya yang memiliki nilai untuk dijual.

Pak Mursidi merupakan seorang kepala keluarga di rumah ini. Mereka berdua memiliki 3 orang anak, yang terdiri dari 2 orang anak laki laki dan 1 anak perempuan, semua anak Pak Mursidi sudah menikah dan berkeluarga, dan yang seorang anak laki laki Pak Mursidi merantau dan bekerja sebagai guru di salah satu pesantren di jawa timur dan membawa keluarga kecilnya. 1 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuannya bekerja sebagai pengepul sampah membantu ayahnya yaitu Pak Mursidi dengan hasil yang tidak menentu dalam per harinya yang pada dasarnya hanya cukup untuk menghidupi kehidupannya sendiri, dan dia sudah lama tidak pulang ke rumah.

Pak Mursidi selain bekerja sebagai pengepul sampah, Pak Mursidi juga menjadi Tukang disekitaran daerha tempat tinggalnya. Menjadi tukang hanya Ketika dipanggil saja ini jadwalnya tidak menentu, apabila ada panggilan dari bosnya untuk nukang, barulah beliau pergi ke tempat rumah tersebut. Apabila tidak ada jadwal nukang, beliau berkeliling mencari sampah untuk dijual lagi, melalui dua pekerjaannya ini, dia meraup penghasilan perbulan hanya berkisar Rp. 200.000 hingga 500.000, hal ini cukup kontras mengingat pengeluaran perharinya yang harus dikeluarkannya kisaran Rp. 100.000 ataupun lebih sudah termasuk didalamnya biaya konsumsi harian, transportasi maupun biaya lainnya.

Bantuan yang diterima keluarga tersebut juga tidak menentu. adapun keluarga Pak Mursidi mendapatkan bantuan dari program-program suatu komonitas atau organisasi sosial yang ada di kota Pontianak seperti BLT dan bantuan PKH dimana bantuan tersebut cukup untuk kebutuhan sehari hari mereka. adapun keluarga Pak Mursidi dan keluarganya menerima beberapa bentuk bantuan, seperti bansos PKH ( Program Keluarga Harapan) berupa makanan pokok seperti beras dll, BLT (Bantuan Langsung Tunai) anak sekolah sebesar Rp.600.000 per tiga bulan. Namun kisaran waktu yang lama tanpa penerimaan BLT, sejak desember 2023, menjadi beban tambahan bagi keluarga ini. Keluarga ini juga mendapatkan bantuan BPJS KESEHATAN. Tetapi mereka bergantung pada Puskesmas dan pengobatan di warung untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Keluarga Pak Mursidi juga sedang menunggu proses pembuatan BPJS yang sedang berlangsung, dimana Pak Mursidi menerima bantuan dan bimbingan dari Ketua RT setempat.

Kondisi Rumah beserta Aset yang dimiliki

Foto di dapat dari hasil observasi dan wawancara
Foto di dapat dari hasil observasi dan wawancara
Pak Mursidi beserta istri dan anaknya tinggal di sebuah rumah yang berdiri diatas tanah ukuran 20 x 17 m milik sendiri. Dengan ukuran bangunanan rumah sebesar 13 x 9 m mereka bisa tinggal dengan sederhana. Rumah ini hanya memiliki 4 ruangan yang bersekat. Dua ruangan digunakan sebagai kamar dan satu ruangan lainnya digunakan sebagai dapur kecil dan ruang tamu. Serta terdapat satu bilik kecil untuk mencuci dan mandi. Dinding bangunan rumah terbuat dari beberapa susunan plesteran semen serta atap rumahnya terbuat dari seng. Terkait penerangan atau listrik mereka menggunakan lampu listrik, Beberapa barang elektronik yang dimiliki oleh mereka, yaitu satu buah Hp yang digunakan oleh anak perempuannya untuk berkomunikasi dengan keluarga lainnya, satu buah Kipas Angin yang masih terbilang layak pakai, dan memiliki satu buah kulkas serta satu buah rice cooker dan juga televisi yang berukuran 21inch yang masih bisa digunakan untuk menonton bersama keluarganya.

Untuk pergi ke tempat kerja, berobat, dan lainnya Pak Mursidi dan anaknya menggunakan satu kendaraan motor yaitu merk Beat tahun 2017. Sumber air minum yang digunakan yaitu air hujan, jika musim kemarau mereka membeli air galon. Keperluan sehari- hari seperti mandi, mencuci baju dan piring, Pak Mursidi beserta keluarga menggunakan sumber mata air dibawah rumahnya yaitu air parit. Untuk keperluan sanitasi, mereka menggunakan WC sendiri yang memiliki septic tank sendiri, terletak dibelakang dan agak menjorok kebawah rumah.

Keadaan Lingkungan Sekitar

Di tempat keluarga Pak Mursidi tempati, untuk bagian depan langsung berhadapan dengan jalan gang sederhana. Lingkungan yang nyaman dan mudah diakses oleh kendaraan pribadi seperti mobil dan motor memberikan kemudahan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Kehadiran warung sayur dan toko-toko di sekitar juga menjadi nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun