Mohon tunggu...
Muhammad Reza Kurniawan
Muhammad Reza Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Chemical Engineering Undergraduate Student USU Astronomy, data science, artificial intelligence enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Astronomi Berbasis Al Quran

12 Maret 2019   19:59 Diperbarui: 12 Maret 2019   20:21 3856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya nintang-bintang. Dan sesungguhnya ini benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui." (Q.S. Al-Waqi'ah/56:75-76)

Allah benyak bersumpah dengan menggunakan kalimat laa uqsimu. Namun, tidak ada penegasan di ayat setelahnya kecuali sumpah yang satu ini. Beberapa sumpah Allah dalam Al-Qur'an dengan kalimat laa uqsimu terdapat dalam Surah Al-Qiyamah ayat 1 dan 2, Surah Al-Haqqah ayat 38 dan 39, Surah Al-Balad ayat 1, dan Al-Ma'arij ayat 40. Namun tak ada satupun yang diiringi penegasan pada ayat setelahnya kecuali sumpah Allah dengan bintang dan garis edarnya pada surah Al-Waqi'ah ayat 75 dan ditegaskan bahwa itu merupakan sumpah yang besar pada ayat ke-76. 

Saya mengutip tafsir ulama dan sahabat mengenai ayat ini. Buya Hamka menerangkan dalam tafsir Al-Azhar, bahwa dengan ayat ini kita disuruh untuk berpikir lebih mendalam lagi. Dikatakan bahwa mulanya Allah bersumpah dengan bintang dan garis edarnya kemudian dikatakan lagi meskipun dengan bintang, sumpah ini merupakan sumpah yang besar dan penting. Lebih jauh lagi, Ibnu Abbas dan Adh-Dhahhak telah menafsirkan bahwa dengan bintang-bintang manusia bisa mendapat petunjuk Allah. Sesuai dengan surah An-Nahl ayat 16.

"Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk." (Q.S. An-Nahla/16:16)

Selain pada Q.S. Al-Waqi'ah/56:75-76, Allah juga bersumpah dengan bintang pada Q.S. An-Najm/53:1, Q.S. At-Takwir:81/15-16, dan Q.S. Al-'Insyiqaq/84:16-18.

Dalam pelayaran di lautan, dalam pengembaraan di padang pasir, dalam mendaki gunung petunjuk arah dapat dicari dengan bintang. Oleh sebab itu, Allah mengambil sumpah dengan bintang, bukanlah itu sumpah yang kecil, bahkan dia adalah peringatan yang besar! Didalam Al-Qur'an disebutkan bintang memiliki 3 kegunaan, sebagai hiasan di langit dunia (Q.S. Al-Mulk:67/5; Q.S. Ash-Shafat/37:6; Q.S. Al-Hijr/15:16), sebagai alat pelempar bagi setan (Q.S. Al-Mulk/67:5; Al-Hijr/15:17-18) dan sebagai petunjuk arah (Q.S. Al-An'am/6:97).

Bintang-bintang digunakan sebagai alat pelempar bagi setan sejak diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai seorang Rasul. Sejak saat itu, setan tidak bisa lagi mencuri berita dari langit dan berakhirlah praktek perdukunan. Perlu diketahui kalau sebelum itu setan bisa mencuri kabar dari langit dan memberitahukannya kepada dukun-dukun di Bumi dengan menambah 100 kebohongan sesuai dengan hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari.

Bintang juga berguna sebagai alat petunjuk arah bagi manusia. Terlebih-lebih orang-orang zaman dahulu yang nomaden. Sampai sekarang para nelayan selain menggunakan kompas juga menggunakan rasi bintang sebagai petunjuk arah. Ada 88 rasi bintang yang diakui International Astronomical Union (IAU) dengan 13 diantaranya dilalui Matahari setiap tahun di garis ekliptika.

Sebagai umat Muslim seharusya kita menjadikan Al-Qur'an sebagai dasar dari segala sesuatu. Jika kita mempelajari Astronomi secara tidak langsung kita sedang mempelajari Al-Qur'an karena Al-Qur'an memang banyak membicarakan astronomi. Tugas kita adalah mempelajari dan membuktikan secara langsung apapun yang dikatakan Allah didalam Al-Qur'an terkhususnya sumpah-sumpah-Nya agar bisa menambah dan menguatkan keimanan dalam hati kita. Semoga kita mati dalam keadaan beriman dan beraga Islam.

Selain itu, Allah juga menceritakan salah satu ciri orang-orang yang berakal dalam surah Ali 'Imran ayat 190-191.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (Q.S. Ali Imran/3:190-191)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun