Mohon tunggu...
Reza Firmanyah Winarko
Reza Firmanyah Winarko Mohon Tunggu... Administrasi - Automotive Partsman

Lulusan Sastra Inggris Universitas Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Manfaat Internet bagi Orangtua Milenial di Era Digital

17 Juli 2022   22:01 Diperbarui: 17 Juli 2022   22:28 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gejala umum autisme. Sumber: cnnindonesia.com

Hampir dua bulan telah berlalu, sejak hari di mana saya dan istri akhirnya memberanikan diri untuk membawa putra kami yang kini berusia 22 bulan menemui dokter spesialis anak di RS Permata Bekasi. Hasil diagnosa awal saat itu cukup membuat suasana menjadi haru biru di keluarga kami untuk beberapa pekan ke depan.

Ya, putra pertama kami--yang untuk saat ini masih jadi anak semata wayang--terdiagnosa sebagai suspect ASD (Autism Spectrum Disorder). Dokter pun menyarankan pada kami untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan dokter sub-spesialis tumbuh kembang anak, agar kemudian dapat ditentukan jenis terapi tumbuh kembang apa yang dibutuhkan oleh anak kami.

Meskipun kami telah mengidentifikasi gejala yang ada pada anak kami sebelumnya, dunia tetap terasa runtuh untuk sekejap setelah mengetahui hasil diagnosa dokter terhadap anak kami. Berbagai bentuk ketakutan & pikiran buruk berkecamuk dalam benak kami. Ingin rasa hati menolak kenyataan yang ada.  Namun pada akhirnya, segalanya harus kami terima dengan lapang dada.

Semua berawal dari kecurigaan saya terhadap beberapa perilaku tak biasa yang ditunjukkan oleh anak saya, yang di kemudian hari saya sadari sebagai gejala dari ASD (Autism Spectrum Disorder). 

Beberapa perilaku yang menjadi gejala tersebut antara lain: anak saya tidak tertarik pada anak-anak lain yang sebaya dengannya, ia lebih memilih untuk menjauh dan asik bermain sendirian. 

Ketertarikan terhadap benda yang berputar, gerakan & kegiatan yang bersifat repetitif, kontak mata yang sangat minim, hingga tak pernah menoleh saat namanya dipanggil merupakan beberapa gejala yang timbul pada anak kami.

Awalnya hanya saya yang menyadari akan adanya gejala tersebut, sedangkan istri saya tidak menaruh kecurigaan apapun terhadap perilaku putra kami. 

Memanfaatkan waktu luang saat istirahat di kantor saya pun berselancar di dunia maya mencari info terkait perilaku yang ditunjukkan oleh anak saya dari berbagai sumber. 

Melalui koneksi wi-fi di kantor saya yang terhubung dengan jaringan fiber optic IndiHome milik Telkom Indonesia, dengan mudah dan cepatnya saya dapat mengakses beragam informasi yang saya butuhkan saat itu juga.

Tanpa menunda lebih lama, saya pun segera berdiskusi dengan istri saya mengenai segala info yang telah saya kumpulkan dan kemudian mencocokannya dengan kondisi aktual anak kami. Dalam keseharian kami, tentu istri saya yang jauh lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak, karena saya harus pergi bekerja di kantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun