Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Mistis Perkemahan Sabtu Minggu

4 November 2021   18:15 Diperbarui: 4 November 2021   21:05 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perkemahan Sabtu Minggu. Photo by Jatim Network

Selamat Datang di Cerita Pengalaman Mistis. Kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman horror yang saya alami semasa menjadi pendamping pramuka pada tahun 2013 di sebuah acara yaitu Perkemahan Sabtu Minggu. Mungkin kalian pasti sudah familiar dengan sebuah acara yang selalu diadakan rutinan tiap tahunnya yaitu Persami. 

Persami merupakan agenda rutinan yang diadakan pada hari Sabtu dan diakhiri pada hari Minggu. Tidak jarang seluruh siswa yang telah dikukuhkan menjadi siswa baru harus mengikuti agenda ini sebagai sebuah seremonial untuk merayakan datangnya siswa baru.
Dalam istilah dunia kepramukaan, seseorang yang baru masuk sekolah disebut sebagai tamu. Baik tamu siaga (SD), tamu penggalang atau siswa baru SMP dan tamu ambalan yaitu siswa baru SMA. Mereka nantinya akan disambut oleh kakak pembina pramuka, kepala sekolah dan kakak kelasnya which is dewan penggalang karena ceritaku adalah cerita persami di tingkat SMP. 

Kali ini saya akan fokus menceritakan kisah persami di tahun 2013 sebagai pendamping siswa baru SMP. Shut up and listen to my story, mari kita mulai ceritanya!

Sebelum Persami
Singkat cerita pada hari Jumat, seluruh siswa dipulangkan lebih awal pukul 10.30 WIB karena persami dilakukan mulai Sabtu pagi di esok harinya. Mereka dipulangkan lebih awal dikarenakan seluruh siswa harus mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa. Kebetulan ketua pelaksana telah memberikan pemberitahuan melalui speaker sekolah di Ruang TU. 

Kebetulan juga hari Jumat merupakan hari pembayaran terakhir siswa yang akan mengikuti persami di esok harinya. Setelah siswa pulang, bendahara dewan penggalang sibuk mencatat pemasukan yang didapatkan dari pembayaran siswa seluruh kelas 7 SMP di Basecamp Sanggar Pramuka. Disaat yang lain sibuk merekap, aku dan kawanku sebut saja Rizal dan Nabila melakukan patroli untuk mengecek kira-kira apakah siswa-siswa sudah pada pulang atau belum.

"Weh zal, yok kita keliling-keliling sekolahan buat cek siswa-siswa ini yok udah pada pulang apa belum" sahutku kepada si Rizal
"ayok van" kata si Rizal
"Ayok bil ikut aku gih"
kuajak pula si Nabila

Kita menyusuri lapangan sepakbola dan ada sebuah lorong yang menghubungkan kelas 8E dan lab komputer. Dari kejauhan ada siswi nih yang duduk-duduk manis di bangku depan kelas 8E. Firasatku sudah mulai tidak enak, aku menepuk pundaknya si Rizal dengan keras
"zal kau tengok tak ada siswi tuh mereka belum pulang nah. Padahal persaminya udah besok loh" tanyaku terheran-heran
"ehiya Van, ayok dah kita hampiri dia beneran siswi bukan nih" ajaknya si Rizal
"yok yok" sahut si Nabila

Seketika kita mendekati si siswi ini dan kita menanyakan alasannya kenapa kok belum pulang padahal siswa-siswa lainnya 30 menit yang lalu sudah pulang buat siap-siap perlengkapan persami di esok harinya
"siang dek, kok adek belum pulang? Temen-temennya dah pulang loh dek" tanyaku kepada siswi itu
"iya kak, lagi nunggu jemputan. Kebetulan mama belum dateng" jawabnya sambil nunduk
"eh kau suruh tunggu ajalah van ke gerbang depan sekolah" Nabila menyuruhku buat siswi ini nunggu jemputan didepan gerbang sekolah
"dek, tunggu didepan ajalah dek biar nanti mama mudah jemput kamunya" sahut si Nabila
"iya kak gapapa disini aja. Kebetulan aku belum bayar kak" jawablah si adek ini
"Oh kau belum bayar dek?" Tanyaku heran

Dalam hatiku, bukannya hari ini pembayaran terakhir ya. Tapi ternyata si adek ini belum bayar
"belum kak"
"Oh iya kalau gitu ini diisi dulu ya dek form pendaftarannya sama bayarnya Rp 30.000 ya dek" Nabila menyerahkan kertas dan kasih tau berapa bayarnya
"besok ya kak"
"Ohiya gapapa dek, boleh tahu namanya adek siapa dari kelas apa dek?" tanya si Nabila
"Ana kak, dari kelas 7G"
"ohiya dek nama kamu sudah kakak catat ya. Yaudah dek jangan lupa besok pembayarannya dan ikut persami ya dek. Terima kasih" balik badanlah kita bertiga

Setelah ngobrol dengan siswi yang bernama Ana, kita bergegas balik badan dan kembali ke sanggar untuk rapat kecil dan persiapan materi persami untuk esok harinya. Ketika aku, Rizal dan Nabila berjalan santai tiba-tiba aku dialihkan pandangannya ke siswi tadi pakai topi boni atau topi peserta pramuka cewek lengkap dengan semaphore (bendera yang digunakan untuk berkomunikasi di pramuka menggunakan sandi semaphore) plus peluit putih yang bertali hitam.

Bendera Semaphore. Photo by oliviadhana, Shopee 
Bendera Semaphore. Photo by oliviadhana, Shopee 
Seketika aku ngobrol sama si Nabila soal keherananku ini
"Oi bil, btw kan kita belum nyiapin materi sandi morse dan sandi semaphore kan?"
"Emang iya pan, kan kita baru bagi PJnya nanti dibasecamp untuk besok siapa yang ngasih materinya"
"Oh oooookkkkeeeeee soooaaallnnyaaa tadi aku liat...... si siswi tadi pakai bendera semaphore" jawabku terbata-bata dan tegang
"Hashhhh dahlah yok balik ke basecamp ajalah weh" lari tunggang-langgang

Persami tiba
Keesokan harinya persami tiba, seluruh siswa kelas 7 SMP mulai dari 7A-7J berbaris rapi di lapangan upacara sekolah. Acara dipimpin langsung oleh kakak pembina pramuka yang dihadiri kepala sekolah, kakak bantara dan kakak dewan penggalang. 

Singkat cerita setelah upacara selesai, Nabila mengambil alih untuk para siswa diharapkan tidak meninggalkan tempat upacara. Sembari menunggu, Nabila menyebutkan para siswa yang belum membayar uang persami. Menurut data kurang lebih ada sekitar 7-8 orang siswa yang belum membayar.

Nah, setelah Nabila menyebutkan siswa-siswa yang belum membayar keheranan pun mulai muncul. Ana yang merupakan siswa kelas 7G belum nampak ada tanda-tanda datang ke arah sumber suara.

"Panggilan kepada Ana kelas 7G diharapkan segera ke arah sumber suara"
"Sekali lagi panggilan kepada Ana kelas 7G diharapkan segera menuju ke arah sumber suara!" Teriak si Nabila melalui Microphonenya

Karena si Ana ini tidak muncul juga akhirnya aku inisiatif untuk melakukannya nanti saat games sore saja.
"Eh bil, kayaknya nanti ajalah tar pas games sore siswanya dipanggil lagi"
"Ohiya yaudah deh pan mungkin mereka juga habisini mau ke tenda siap-siap materi"
"iyaiya sipp"

Games Sore
Games sore dilapangan pun telah selesai. Saatanya kakak-kakak dewan penggalang berkumpul dan para siswa juga berkumpul. Nabila pun kembali mengumumkan siswa atas nama Ana yang belum melakukan pembayaran persami.

"Panggilan kepada Ana kelas 7G dimohon harap segera melakukan pembayaran. Sekali lagi diberitahukan panggilan kepada Ana kelas 7G dimohon harap segera melakukan pembayaran" Teriak si Nabila melalui Microphonenya

Terus si Kak Danu, kakak bantara menghampiriku dan bilang kepadaku agar cepat mereka disebutkan aja siapa ketua kelasnya
"Van, kau panggil gih ketua kelas 7G aja biar cepat"
"Ohiya siap kak"
"dek tolong temennya dicari dooonggggg"

Kemudian ku mulai memanggil ketua kelas dari kelasnya Ana yaitu 7G.
"Dek, perhatian tolong mana ketua kelas 7G"
"siap, saya kak!"
"mana si Ana?"

Mendengar pertanyaanku sontak ketua kelas 7G ini kaget dong. Mereka terheran-heran dan menanyakan apakah dikelasnya adakah yang namanya Ana. Walhasil satu kelas kompak menjawab "maaf kaakkk kelas kami tidak ada yang namanya Anaa kaakkkk" teriak dengan kompak

Terus si Rizal menghampiriku untuk menanyakan kepada kelas lainnya karena mungkin salah kelas.
"Van, coba aja panggil kelas 7E. siapa tau ada yang namanya Ana"
"Ok siap zal bentar habisini aku panggilin"
"panggilan kepada Ana kelas 7E"

Karena E dan G itu mirip-mirip jika disebut

Kemudian ketua kelas E langsung menjawab "kak maaf kelas kami juga tidak ada kak yang namanya Ana. Adanya Dea sama Nina dan mereka sudah bayar kok kak"

Terus si Rizal menghampiriku untuk menanyakan kepada kelas lainnya yaitu kelas B dan D
"panggilan kepada Ana kelas 7B"

Kelas 8B pun juga geleng-geleng dilanjutkan ke pemanggilan kelas 7D. mereka juga jawabannya sama geleng-geleng juga. Terus si Nabila bilang
"Mungkin kelas lainnya dek ada enggak yang namanya Ana?"

Satu angkatan kompak geleng-geleng berjamaah dan bilang tidak ada kaakkkk. Lalu kakak-kakak dewan penggalang seperti aku, Rizal, Nabila dan lainnya pun terheran-heran. Perasaan tadi pagi sampai sore kok gaada tanda-tanda kemunculannya si Ana ini. Apakah sakit atau bagaimana.

Tiba-tiba dari kejauhan datang dengan lari setengah kencang yaitu Pak Nyoto menghampiri lapangan. Seketika Pak Nyoto membisikkan sesuatu kepada Nabila. Aku mendengarnya sekelebat seperti komat-kamit. Dari bisikan tercipta tiba-tiba kalian tahu apa yang terjadi? 

Microphone yang dipegang Nabila pun Jatuh bruaakk dan langsung kaget semua dewan penggalang. Kemudian disabet langsung oleh Pak Nyoto. Nabila disitu langsung nyebut dan komat-kamit
"Woy, stippo stippo dong" stippo disini adalah tipe-x yang biasanya digunakan untuk menghapus tulisan bolpoin
"Alamak manaaaa stippoooo. Yaallah"

Sambil nyebut dia gosok-gosok kertasnya dan mengucapnya tiada henti

Ternyata kedatangan Pak Nyoto ini beliau ingin memberikan sebuah informasi penting karena berkenaan dengan menuju datangnya adzan Maghrib.
"anak-anakku yang saya sayangi. Silahkan kalian semua pergi ke tenda kelompoknya masing-masing persiapan untuk Sholat Maghrib dan menuju ke Mushola untuk sholat yaaa. Bisa dimengerti?" Beritahu Pak Nyoto
"Siap Pak" jawab dengan lantang siswa-siswa ini

Kemudian siswa-siswa ini langsung bergegas ke tendanya masing-masing. Pak Nyoto pun memberikan arahan kepada seluruh Dewan Penggalang
"buat kalian semua tolong kalau ada yang mengaku-ngaku nama Ana. TOLONG JANGAN DISEBUT NAMANYA. Jangan ada yang menghiraukan! Asal kalian tahu dia adalah mantan siswi sini seangkatan sama kak Wiwit (sambil nunjuk kearah kak Wiwit) jadi kebetulan dia sudah tidak ada. Mengerti?" teriak setengah lirih Pak Nyoto berbicara

Sekedar cerita jadi si Ana ini merupakan mantan siswi SMP pada tahun 1994 yang kebetulan satu angkatan dengan kak Wiwit yang merupakan kakak dewan penggalang di tahun 1994. Suatu cerita dia meninggal ketika pulang sekolah berpakaian baju pramuka. Kebetulan dia adalah anak yang pintar, selalu meraih ranking di kelasnya dan aktif pramuka menjadi dewan penggalang. 

Singkatnya saat itu lokasi SMP nya ini memang berada di jalur lintas provinsi. Yang mana kita tahu bahwa memang banyak truk-truk yang sering lewat didepan sekolahnya. Tongkrongan favoritnya si Ana ini adalah di lorong lab komputer tadi sambil terdiam dan murung.

Suatu ketika si Ana pulang sekolah dengan berbekal bendera semaphore dan peluit putih bertali hitam. Ana pun senang pulang sekolah dengan setengah berlari. Karena saat itu tidak ada petugas penyeberangan sekolah atau satpam sekolah dia memutuskan pulang jalan kaki sendiri. 

Namun naasnya ketika menyeberang tubuhnya tewas terlindas truk dan kepalanya pecah, tulang belakang retak dan badannya terlempar 10 meter. Jadi kemungkinan yang ku lihat adalah arwahnya dari si Ana ini yang menggunakan pakaian pramuka lengkap dengan bendera semaphore dan peluit putih bertali hitam.

Disclaimer: Nama nama yang disebutkan dalam cerita ini adalah nama samaran

Sekian cerita horror aku kali ini. Sampai Jumpa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun