Mohon tunggu...
Moh Reynaldi Risahondua
Moh Reynaldi Risahondua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Moh Reynaldi Risahondua biasa dipanggil rey, umur 19 tahun, saat ini sedang menjalani studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program Studi Jurnalistik Hobi saya adalah bernyanyi dan mendengar musik, karena saat mood saya buruk, saya akan bernyanyi sambil mendengarkan musik untuk menjadikan mood saya lebih baik lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Al-Quran dan Hadits tentang Iman, Islam, dan Ihsan

5 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 5 Desember 2022   18:01 5064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perspektif Al-Quran dan Hadits tentang Iman, Islam dan Ihsan

Iman, Islam, dan Ihsan diibaratkan sebagai suatu bangunan yang jika tidak ada salah satunya maka pondasi itu tidak akan kokoh dan akan runtuh. Iman diibaratkan sebagai pondasi diri, Islam sebagai tembok atau tiang-tiangnya, dan Ihsan sebagai atapnya.

Iman, Islam dan Ihsan juga bisa diibaratkan sebagai pohon. Iman itu sebagai akarnya, Islam sebagai batangnya, dan Ihsan sebagai buahnya. Maka oleh karena itu ketiganya adalah kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Untuk mempelajari ketiga pokok ajaran ini para ulama mengelompokkannya lewat tiga cabang ilmu pengetahuan. Pertama, Iman dipelajari melalui ilmu tauhid (teologi) yang menjelaskan tentang pokok-pokok keyakinan (aqidah). Kedua, Islam berupa praktek amal lahiriah disusun dalam ilmu Fiqh, yaitu ilmu mengenai perbuatan amal lahiriah manusia sebagai hamba Allah. Dan Ketiga, Ihsan sebagai tata cara beribadah adalah bagian dari ilmu (Tasawuf) melalui thariqah

1. Makna Iman
Iman secara etimologis berasal dari bahasa Arab amana yu'minu-imanan yang artinya 'percaya'. Menurut istilah, iman adalah pembenaran dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Maksud dari "membenarkan dengan hati" adalah sebagai muslim, sudah seharusnya jika kita menerima segala apa yang diperintah dan dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, dan juga menerima segala yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Sedangkan yang dimaksud dengan "mengikrarkan dengan lisan" adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah ('tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah').

Terakhir, yang dimaksud dengan "mengamalkan dengan anggota badan" adalah bahwa setelah lisan menyatakan pembenaran tersebut, maka giliran hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan. Meyakini dalam hati tentunya harus benar-benar serius bahwa tidak dibenarkan jika kita menyembah selain Allah dan mengerjakan amalan ibadah selain yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Adapun wujud dari pengamalan keimanan kita adalah dengan selalu berusaha menunjukkan keseimbangan antara ikrar yang kita ucapkan secara lisan, keyakinan kita dalam hati, dan dengan perbuatan kita. Sebagai contoh, orang yang sudah berikrar, "La ilaha illallah," dan menyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka haram baginya untuk pergi ke perdukunan atau melakukan kesyirikan. Karena kesyirikan akan menggugurkan keimanan mereka.

A. Ayat Quran tentang Keimanan

وَمَا جَعَلۡنَاۤ اَصۡحٰبَ النَّارِ اِلَّا مَلٰٓٮِٕكَةً‌ ۖوَّمَا جَعَلۡنَا عِدَّتَهُمۡ اِلَّا فِتۡنَةً لِّلَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا ۙ لِيَسۡتَيۡقِنَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ وَيَزۡدَادَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِيۡمَانًا‌ وَّلَا يَرۡتَابَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ وَالۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ۙ وَلِيَقُوۡلَ الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ مَّرَضٌ وَّالۡكٰفِرُوۡنَ مَاذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ‌ؕ كَذٰلِكَ يُضِلُّ اللّٰهُ مَنۡ يَّشَآءُ وَيَهۡدِىۡ مَنۡ يَّشَآءُ ‌ؕ وَمَا يَعۡلَمُ جُنُوۡدَ رَبِّكَ اِلَّا هُوَ ‌ؕ وَمَا هِىَ اِلَّا
ذِكۡرٰى لِلۡبَشَرِ
QS. Al-Muddatsir ayat 31

Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), "Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.

B. Hadits tentang keimanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun