Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan Talks (8): Keseimbangan Hidup dalam Perspektif Al Quran dan Sunnah

23 Maret 2024   23:25 Diperbarui: 23 Maret 2024   23:35 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.informatics.uii.ac.id

Dalam Islam, keseimbangan hidup merupakan salah satu ajaran yang disyariatkan, artinya diatur secara eksplisit didalam Al Quran maupun Sunnah Nabi. Keseimbangan hidup ini bahkan nampak dalam totalitas kesejarahan Nabi Muhammad SAW, baik sebagai Rosul (utusan) Allah maupun sebagai pemimpin (sosial-politik) ummat.

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori misalnya dengan amat  terang Nabi Muhammad SAW menjelaskan bagaimana kedudukan dan aktifitas pribadinya sebagai manusia ketika beberapa sahabatnya bertanya tentang kebiasaan ibadah beliau.

"Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allh dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku." Demikian sabda beliau kepada para sahabatnya.

Hadits tersebut mengisyaratkan dengan jelas bahwa Nabi Muhammad SAW beribadah dengan wajar, tidak berlebihan, dan yang paling penting tanpa melupakan atau mengabaikan kebutuhan-kebutuhannya sebagai manusia. Sebagaimana lazimnya seorang manusia, Rosulullah juga melakukan aktifitas-aktifitas keseharian di luar ibadah (mahdhoh) yang dilakukannya.

Konsep Wasatiyah 

Menjaga keseimbangan hidup ini sejalan dengan konsepsi Al Quran yang dikenal dengan konsep Wasatiyah (moderat). Konsep ini tertuang antara lain dalam Surat Al-Baqarah ayat 143:

"Dan demikianlah Kami menjadikan kamu (umat Islam), umat yang moderat (wasath), agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu."

Konsep Wasatiyah menekankan pentingnya umat Islam untuk mempraktikan dan mengembangkan sikap dan perilaku dalam kehidupan, baik individual maupun sosial, untuk selalu mengambil posisi tengah diantara dua kutub ekstrim. Misalnya dalam mengelola harta kekayaan.

Bahwa di dalam harta kekayaan yang dimiliki seorang muslim terdapat bagian yang harus disalurkan untuk kepentingan amal dan membantu sesama manusia. Firman Allah di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah ayat 267 misalnya memerintahkan setiap muslim untuk menafkahkan sebagian dari hasil usahanya di jalan Allah, bisa berupa zakat mal (harta), zakat fitrah, infaq atau sodaaqoh.

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun