Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal 4 Pola Kejadian dalam Hidup

21 Oktober 2020   14:17 Diperbarui: 21 Oktober 2020   14:39 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Semakin dikejar, semakin menjauh (Sumber: pixabay.com)

Kemarin kita sudah mengulas bagaimana keterkaitan antara Tuhan, Manusia dan Semesta. Mungkin anda sudah mendapatkan gambaran sedikit tentang bahasan spiritual kemarin.

Nah kali ini kita masih di jalur yang sama. Tapi lebih spesifik mengulas tentang kehidupan, atau lebih tepatnya kejadian-kejadian yang saya yakin pernah anda alami.

Entah anda sadari atau tidak, kehidupan ini sebenarnya memiliki pola. Ada orang yang lebih sering berjalan di salahsatu pola, ada juga orang yang lebih sering berjalan dan menjalani hidup dalam pola yang lain.

Ada orang yang tidak sadar dia sedang berada di dalam pola yang merugikan dirinya, ada pula orang yang akhirnya keluar dan memutuskan untuk memutus pola tersebut agar bisa berjalan dan menjalani hidup dalam pola yang baru.

Mungkin anda pernah menemukan atau menyaksikan sendiri, kenapa ada orang yang pernikahannya kok selalu berujung pada perceraian? Baru dua tahun menikah ternyata cerai, menikah lagi eh cerai lagi.

Atau ada juga yang berbisnis, baru juga mengalami peningkatan omset, eh kok bangkrut lagi. Entah kenapa disetiap ada peningkatan omset, bisnisnya seperti tidak tahan lama dan selalu berujung pada kerugian.

Kadang begini, kalau anda menemukan orang-orang yang kerap memiliki kehidupan yang seolah-olah terpola tersebut, coba anda telusuri sampai ke orangtuanya, kakek neneknya, sampai ke atas.

Pasti ada cerita-cerita kalau keluarganya terdahulu juga pernah mengalami hal yang serupa. Jadi tidak heran, jika pola itu tidak di putus maka akan berlanjut hingga ke anak-anak dan cucu-cucunya.

Jika ingin berubah, maka rusak polanya. Dan buatlah pola yang baru. Yang pertama-tama tentu saja orang tersebut perlu menyadari bahwa ada yang salah dalam hidupnya, lalu menulusuri dimana letak kesalahannya itu. 

Biasanya ini terkait dengan program keyakinan dan belief yang ada di dalam dirinya sehingga karena data-data itulah yang mengundang realita itu terjadi dan terus berulang-ulang menjadi pola.

Ya, agak sulit memang memetakan apa permasalahannya, namun polanya bisa dirubah asalkan kita tahu caranya.

Sementara kita tinggalkan dulu persoalan tentang pemetaan pola itu. Sekarang kita beralih ke inti pembahasan mengenai ke empat pola kejadian dalam hidup yang saya yakin anda pernah mengalami salahsatu atau bahkan ke empat pola ini dalam hidup anda.

Coba anda perhatikan gambar sederhana di bawah ini.

Empat pola kejadian dalam hidup (Sumber: dokumen pribadi)
Empat pola kejadian dalam hidup (Sumber: dokumen pribadi)

1). Anda Mengejar, Target Menjauh

Perhatikan pola pertama. Saya ilustrasikan ada orang yang sedang mengejar target. Biar lebih gampang saya buat targetnya uang. Ketika orang dalam pola pertama ini mengejar suatu target, entah kenapa justru target tersebut semakin dikejar malah semakin menjauh darinya.

Setiap kali dia mengejar omset, bukannya tercapai, eh malah rugi. Setiap kali mendekati seseorang, eh bukannya berhasil dan balik mendekati, orang tersebut malah semakin menjauh pergi. Seperti halnya sebuah lagu, Semakin ku kejar, semakin kau jauh. (SKSJ).

Pokoknya, entah kenapa disetiap orang tersebut mendekati dan mengejar suatu target, target tersebut malah semakin berlari. Kalaupun dikejar lebih kencang lagi, target tersebut juga makin lari kencang lagi dan lenyap dari peredaran.

Nah apakah anda pernah mengalami pola pertama ini? Saya yakin anda pernah mengalaminya. Anda sudah mengerahkan segala daya dan upaya, namun entah kenapa sesuatu yang anda kejar justru semakin menjauh.

Ketika anda terjebak dalam pola ini, saran saya berhentilah sejenak!. Hentikan pengejaran. Mungkin ada sesuatu yang salah dalam diri anda, sehingga sesuatu yang anda kejar itu semakin menjauh.

Karena percuma saja, kalaupun anda terus mengejar target tersebut, tanpa anda terlebih dahulu membereskan masalah anda, tentu saja target itu pun malah akan semakin menjauh dan hanya akan membuang-buang waktu anda saja. Anda hanya mendapat kelelahan dan tidak mendapat hasil apa-apa.

Kalau sudah terjebak di pola pertama, biasanya anda mengejar terlalu nafsu, terlalu berambisi, sehingga target itu entah kenapa semakin menjauh dari jangkauan anda.

2). Anda Mengejar, Target Diam

Sekarang kita perhatikan pola yang kedua. Seseorang mengejar suatu target. Namun cepat atau lambatnya target itu tercapai, tergantung bagaimana usaha orang tersebut.

Dia tetap akan bisa mencapai target yang dia kejar, akan tetapi kita tidak tahu seberapa kerasa usaha yang harus dia keluarkan dan jarak antara dia dan target itu seberapa jauh. 

Kalau pun target itu misal ada di Papua, dan dia tinggal di Aceh, maka dia akan berhasil mencapai target itu, asalkan dia mau terbang ke Papua.

Pola yang kedua ini tidak separah pola pertama, namun tetap anda masih harus mengeluarkan effort yang lumayan untuk bisa mencapai target anda. Dan saya yakin anda pernah mengalami pola yang kedua ini.

3). Anda Mengejar, Target Berlari Ke Arah Anda

Ketika mengalami pola ketiga ini, anda tidak perlu memerlukan effort yang terlalu besar, karena disaat yang bersamaan sesuatu yang sedang anda kejar itu sedang berlari ke arah anda.

Ketika anda mencari uang, disaat bersamaan uang datang kepada anda. Ketika anda mencari pekerjaan, disaat yang bersamaan pekerjaan mencari anda. Ketika anda mencari jodoh, disaat yang bersamaan jodoh itu datang ke arah anda. Jadi seperti sebuah kebetulan. Anda dan target bertemu di tengah.

Setiap kali anda mengejar sesuatu, sesuatu yang anda kejar berlari menghampiri anda. Inilah pola yang ketiga. Dan saya yakin anda juga pernah beberapa kali atau bahkan sering mengalami pola ini?

Saya ucapkan selamat, karena anda sudah berada pada jalur yang tepat. Anda adalah orang yang beruntung dan bisa menciptakan keberuntungan secara sadar atau tidak sadar. Jangan sampai anda merubah pola yang sudah terbentuk ini.

4). Anda Diam, Target Berlari Ke Arah Anda

Saya pikir sulit sekali untuk bisa mengulangi pola ke empat ini. Karena saya pun hanya beberapa kali saja mengalaminya. Itupun tidak disengaja. Kalau pun saya mencoba untuk mengulang polanya, ternyata tidak bisa. Mengapa? Karena dibutuhkan ketenangan dan keikhlasan yang sangat dalam untuk bisa mengulang pola ini.

Pernah suatu ketika seingat saya, pas lagi hujan-hujan saya berkata seperti ini di dalam hati, "Duh enak kayaknya nih, hujan-hujan gini makan martabak anget". Setelah itu saya lupakan, saya tidak mengharapkan martabak itu ada. Meski sebenarnya saya ingin martabak, tapi saya "melepaskan" dan tidak melekat kepada keinginan itu.

Jadi perasaan saya ketika berkata ingin martabak tersebut, tenang, lepas, dan tidak melekat keinginan ini pada martabak itu. Jadi hanya semacam guyon saja pada semesta. 

Namun ajaibnya, hanya berselang beberapa jam kemudian, eh ada seorang teman yang dengan baik hati membelikan, sekaligus mengantarkan martabak tersebut ke tempat kerja saya.

Saya nyaris tidak melakukan apa-apa, tidak mengeluarkan tenaga dan uang sepeser pun, tapi apa yang saya inginkan datang dengan sendirinya. Inilah pola yang keempat. Orang yang sudah sering mengalami pola ini adalah mereka orang-orang tertentu, yang dari sisi rohani kualitas spiritualnya memang sudah tinggi. 

Saya kadang heran dengan para Ustadz-ustadz atau Kiyai dikampung, dari sisi syariat, mereka terlihat tidak bekerja terlalu keras. Tapi entah kenapa segala kebutuhan hidupnya tercukupi? Kadang rezeki atau uang itu datang dengan sendirinya. Coba saja perhatikan, fenomena ini juga pasti terjadi di kampung halaman anda sendiri. 

Sulit memang untuk bisa mengulang pola ke empat ini. Karena jika anda ingin mengulang realita nya, maka anda harus mengulang polanya, sedangkan untuk bisa mengulang polanya, anda harus mengulang "rasa nya".

Nah sekarang pertanyaannya, anda lebih banyak mengulang pola yang mana selama ini?Apakah pola pertama, kedua, ketiga, atau ke empat?

Kalaupun saat ini anda masih terus menerus terjebak di pola yang pertama, saran saya sebaiknya anda hentikan pengejaran, lalu bereskan dulu perasaan anda. Mungkin juga ada yang salah dengan pemikiran anda.

Berhenti dan jeda sejenak. Ubah strategi anda, betulkan perasaan anda, jangan terlalu nafsu dan berambisi mengejar, karena semakin nafsu dan berambisi, justru sesuatu yang anda kejar biasanya akan semakin lari menjauh dari jangkauan anda.

Anda harus bisa beralih dari pola yang membuat anda lelah dan selama ini harus mengeluarkan effort yang extra, kepada pola yang lebih menguntungkan anda. Setidaknya anda terus mengulang pola yang ketiga. Sehingga segala sesuatu yang anda kejar, disaat bersamaan akan juga berlari ke arah anda.

Selamat merubah pola, dan selamat meraih keajaiban...**


Sahabat Anda
Reynal Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun