Selama perjalanan itu saya terus berpikir, apakah idealisme seperti itu akan membuat saya lebih berkembang dan membuat diri ini makin mahir dalam menulis? Butuh waktu yang tidak sebentar tentunya untuk melakukan pertapaan ini.Â
Di tengah kebimbangan itu, akhirnya tiba-tiba munculah suatu ilham yang kini merubah pola pikir saya dalam menulis.
Jawaban pun akhirnya terkuak dan saya mulai memutuskan untuk keluar dari goa kenyamanan yang hanya membatasi potensi saya dalam menulis.
Awalnya ada rasa takut dan gugup, apakah nanti tulisan saya akan sebagus tulisan sebelumnya yang topiknya benar-benar saya kuasai, atau ini akan menjadi anomali dimana saya bisa bertransformasi menjadi seorang generalis yang bisa meramu topik apapun menjadi suatu tulisan yang layak dibaca dan diterima banyak orang.
Tanpa berpikir panjang, saya mulai memutuskan untuk membuka hati ini pada topik-topik lain diluar spesialisasi saya.
Mencoba membuka hati pada suatu hal yang tidak kita sukai itu rasanya memang tidak seindah dan senyaman ketika kita membuka hati pada suatu hal yang benar-benar kita sukai. Kita tahu cinta tak pernah bisa dipaksakan dan dimanipulasi sedemikian rupa, kalau sudah tidak cinta tetap saja tidak cinta meskipun harus dipaksakan.
Namun dalam konteks menulis, membuka hati disini tidak bisa disamakan dengan membuka hati dalam hubungan relasi kedua manusia atas dasar cinta. Melainkan membuka hati untuk mencoba berlayar ke samudera yang lebih luas guna menemukan mutiara yang mungkin sebelumnya tidak kita temukan.Â
Meski rasanya tidak nyaman, akan tetapi kita akan belajar banyak hal, perspektif ini akan makin meluas dan kita jadi tidak gampang menarik kesimpulan sebelum memiliki segudang data, fakta, pengetahuan dan pengalaman dalam diri ini.
Singkat cerita, mulailah saya menulis topik-topik yang berseberangan, dan terpaksa sayapun harus merekonstruksi gaya tulisan dan "khas" saya ketika menulis. Yang tadinya saya bisa bebas meliuk-liuk semaunya menggunakan bahasa yang santai dan casual, kini saya harus membiasakan dengan bahasa yang agak formal dan intelek demi membuahkan satu tulisan pada topik politik. Seperti pada tulisan (ini).
Padahal sebenarnya dulu saya begitu alergi dengan topik politik, ah buat apa menulis soal politik, hanya menambah gaduh, tidak menyenangkan, dan memberi manfa'at.