Mohon tunggu...
Rey Laotong
Rey Laotong Mohon Tunggu... Mahasiswa - A writer who likes to see the world through imagination and different perspective.

Biarkan setiap tulisan itu bersuara dengan nada nada yang tidak pernah kita dengarkan, membantu membangun imajinasi menjadi sebuah realitas yang dapat mengubahkan kita dan seisi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan dan Waktu

11 September 2023   02:00 Diperbarui: 12 September 2023   13:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semenjak 17 Juli 2023 aku yang di dapuk sebagai mahasiswa pertama di fakultas ku yang berasal dari angkatan muda berhasil mencatatkan rekor untuk maju sidang proposal pertama sehingga bangga, angkuh, tinggi, dan sedikit sombong di hari itu menjadi teman ku untuk sesaat. Tapi bukan itu yang ingin ku coba ceritakan kali ini, ada hal yang tidak kalah penting untuk aku ceritakan serta dibaca oleh setiap insan literasi, begitu indah ternyata setiap kali aku tersadar akan jejak kaki yang sudah tidak terhitung lagi berapa banyak telah terbuang dan menciptakan begitu rupa model jejak selama ini. 

Kali ini aku ingin kalian menelisik sebarapa berharganya detik, menit, jam, hari, minggu, dan bulan dalam cerita ku. Sedari awal aku yang pada saat itu belum tersadar bahwa waktu ku memang berbeda dari yang lain kasar, haru, kecewa, terpuruk, terjungkal, naik, kesempatan ke dua.

Sang Pencipta adalah tempat mengaduh sekaligus penulis naskah terbaik dalam rangkaian kehidupan, acap kali aku menemukan diri ku dengan sengaja merayu sang Khalik hanya untuk sekedar memberikan apa yang kuinginkan. Tapi yang membuatku terperangah adalah IA selalu mewujudkan pinta ku yang sebenarnya sangat tidak masuk akal akan tetapi aku merasa Tuhan itu adil karena IA mewujudkan apa yang menjadi kebutuhanku bukan apa yang aku inginkan. 

Merasa sangat senang karena IA peduli terhadapku terbesit celotehan kecil nan merona di dalam hati "ternyata aku kesayanganNya juga." Selalu saja di dalam benakku yang kadang berubah menjadi  picik selalu memaksakan keinginan manusiawi ku untuk sesegara mungkin di kabulkanNya entah itu dengan adu rayu, atau pun suapan - suapan kecil hanya sekedar keinginan - keinginan bangsat ini dapat terpenuhi.

Tuhan dan Waktu adalah  dua sisi koin yang tidak bisa terpisahkan, mereka adalah satu dalam kehidupan manusia yang terkadang mereka menjadikan hal itu sebagai musuh dikala doa - doa serta realita menjadi sangat jahat kepada mereka, tapi waktu selalu diberikan Tuhan di keadaan yang tepat sekalipun kadang hanya untuk sekedar mengingatkan bahwa setiap detik yang terbuang akan selalu berubah menjadi menit untuk menempatkan eksistensi kita menjadi lebih baik. 

Seiring berjalan nya waktu aku diberikan kesempatan untuk memasuki terowongan yang aku sendiri namai 'Lost & Found', aku dipertemukan dengan seseorang sebuah eksistensi yang selalu aku pinta untuk menemani diriku yang hanya dapat aku gambarkan dengan satu suku kata "BAHAGIA".

Berterima kasihlah aku pada sang Sutradara kehidupan akan pertemuan itu, tapi tak lepas dari itu aku harus merelakan satu entitas lain dalam hidupku harus pergi dengan dalil untuk merubah nasib keluarganya. Aku senang & sedih di saat bersamaan, walaupun teralih akibat jawaban doa yang menurutku telah IA kabulkan untuk menghalau kesendirianku lagi tapi aku sadar waktu yang terus berputar di antara poros kehidupan, kematian, kebahagiaan, kesedihan, kehancuran, keberlangsungan mempunyai izin nya masing - masing hanya sekedar untuk terjadi dalam hidup kita dari sang Pencipta. 

Tuhan itu serius walapun sesekali ia bergurau juga ditengah - tengah kita, kadang aku sedikit berasumsi kalo Tuhan itu sebenarnya hanya gabut makanya sesekali jika kesialan datang dengan tiba - tiba aku hanya akan diam dan tertawa sembari bergumam "Ah, Tuhan waktunya kurang tepat nih" sesekali aku berani untuk menengadah ke langit dan mulai mengumpat dengan kiasan - kiasan kata yang terdengar seperti tempat sampah.

Aku bersyukur kalau bisa dibilang mungkin aku seberuntung itu untuk menjalani model - model skenario kehidupan yang IA rancangkan dalam hidup ini. Menjadi lebih berawarna ternyata asal ikhals diikutkan dalam setiap waktu untuk menangkal perih serta ketidak masuk akalan perjalanan hidup yang sedang di lalui kali ini. Aku kali ini berjalan dengan waktu untuk berkaca akan seperti apa jika aku berhenti setelah miliaran kilo telah aku lewati, miliaran tetesan air mata yang bercampur dengan keringat menjadi penanda untuk berhenti dan kembali berjalan selalu menjadi adegan drama yang sayang untuk dilewati. 

Terima kasih aku haturkan terhadap rasa yang saat ini aku temui dan akan ku jumpa di massa mendatang, sampaiakan salam terlebih dahulu sebelum memulai perjalan lagi agar direstui dan dibekali kesabaran oleh Tuhan dan waktu agar lapang jalan yang di tapaki serta menjadi ringan beban yang sedang di pikul.

T U H A N & W A K T U, 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun