Mohon tunggu...
Reyki Fadillah
Reyki Fadillah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran 2020

Keluar. Tumbuh. Liar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Covid-19 pada Pendapatan Keluarga dan Dampaknya terhadap Pembelajaran

20 Mei 2021   19:25 Diperbarui: 20 Mei 2021   19:23 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini masyarakat Indonesia maupun yang ada di dunia sedang dilanda wabah penyakit yang mudah menular, yaitu COVID-19 atau bisa disebut juga dengan virus korona. Banyak hal yang terdampak dari COVID-19 ini salah satunya adalah pada sektor ekonomi. Di Indonesia pandemi ini berpengaruh pada pendapatan UMK dan UMB. Hasil survei BPS pada tahun 2020 memperlihatkan bahwa UMB mengalami penurunan pendapatan sebanyak 82,29% dan UMK mengalami penurunan pendapatan sebanyak 84,20%. Salah satu dampak lainnya juga terdapat pada sektor pendidikan, dimana proses pelaksanaannya harus mengalami perubahan karena pandemi ini.

Pendidikan dapat membantu proses perekonomian karena pelaku kehidupan ekonomi adalah manusia sendiri. Pendidikan juga merupakan pondasi dari kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi masyarakat luas. Pendidikan tentunya menjadi hal yang penting bagi mahasiswa sebagai penerus bangsa. Walaupun sektor pendidikan ini terdampak tetap saja kewajiban mahasiswa untuk belajar masih melekat. Kebijakan studi yang dikeluarkan oleh pemerintah dimana mengharuskan para pelajar untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah ini mendasari adanya perubahan kebutuhan pada kegiatan belajar mengajar khususnya pada mahasiswa.

Selain sebagai penunjang proses ekonomi, pendidikan juga berfungsi sebagai pembelajaran dalam masalah ekonomi di kehidupan manusia. Maka dari itu, peranan ekonomi dalam pendidikan termasuk ke dalam hal :

1. Pemenuhan keperluan pendidikan, seperti sarana dan prasarana.

2.     Membiayai perlengkapan gedung, seperti air, listrik telepon, juga jasa dari segala kegiatan pendidikan.

3.     Mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti belajar berhemat.

4.     Memenuhi kebutuhan dasar guru/dosen, manajer/administrator, supervisor dan pegawai.

5. Meningkatkan motivasi kerja.

Dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar secara tatap muka ini memunculkan kebutuhan baru sebagai media pembelajaran, seperti kebutuhan kuota internet, gawai seperti handphone dan laptop. Dengan kebutuhan tersebut yang tidak sedikit, mahasiswa juga masih diwajibkan untuk membayar uang kuliah tunggal secara penuh, juga memprotes hal tersebut. Dikarenakan mereka tidak mendapatkan haknya sebagai mahasiswa untuk  menggunakan fasilitas kampus, seperti fasilitas laboratorium, perpustakaan, ruang kelas, ruang kesekretariatan organisasi dan hal-hal yang lainnya.

Karena semasa pandemi banyak kegiatan yang dibatasi, otomatis banyak hal yang tertunda pula. Termasuk kepada para buruh atau pekerja yang tidak bekerja karena kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mengharuskan Social Distancing atau pembatasan antar individu agar memperlambat penyebaran virus corona. Dengan faktor-faktor utama tersebut, pendapatan masyarakat dapat berkurang atau bahkan hingga kehilangan pendapatan. Sehingga berpengaruh kepada tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat.

Selain tidak terpenuhinya hak mahasiswa dalam menggunakan fasilitas kampus, media pembelajaran menjadi hal yang cukup krusial apabila tidak terpenuhi, serta ketersediaan kuota yang juga perlu diperhatikan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Tetapi, orang tua yang tidak mempersiapkan akan kebutuhan kuota dan media belajar, akan merasa kesulitan untuk menambah anggaran dalam menyediakan fasilitas pembelajaran. Dari kebutuhan yang tidak terpenuhi ini, menjadikan proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Apa yang seharusnya didapatkan oleh mahasiswa menjadi tidak tersampaikan hingga akhirnya mahasiswa tidak mendapat pengajaran dengan baik.

Dengan demikian, pentingnya proses pendidikan di tengah pandemi diperlukan perhatian bagi berbagai pihak, terutama pemerintah. Tak hanya itu, pihak perguruan tinggi juga ambil bagian dari permasalahan ini. Salah satunya upaya penyesuaian uang kuliah tunggal yang dilakukan oleh pihak manajemen dan administrasi FISIP Unpad yang didasari oleh  banyaknya ajuan dari para mahasiswa yang perekonomiannya terdampak karena pandemi. Pada proses ini, mahasiswa mengajukan  penyesuaian dan melengkapi persyaratan ke pihak manajemen dan administrasi FISIP Unpad. Selain itu ada pula upaya dari kementerian pendidikan dan kebudayaan, yaitu berupa kegiatan berwirausaha mahasiswa Indonesia (KBMI) dan akselerasi startup mahasiswa Indonesia (ASMI). Program ini diadakan untuk mendukung para mahasiswa dalam kegiatan berwirausaha. Mahasiswa dapat mengajukan berupa usulan usaha pada bidang makanan, jasa dan perdagangan, industri kreatif produksi/budaya, maupun teknologi terapan dengan tujuan nantinya dapat membantu perekonomian mahasiswa. Serta pada ASMI ini mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapat pelatihan berupa workshop, seminar, hingga coaching oleh para startup founder Indonesia. Kebijakan dari pemerintah dalam upaya memprioritaskan keamanan dan kesehatan masyarakat dan instansi pendidikan perlu diapresiasi karena telah melahirkan inovasi baru. Berbagai macam bantuan saat pandemi mengacu pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan Stabilitas Sistem Keuangan, pemerintah Indonesia melakukan upaya penanganan demi upaya kesehatan masyarakat, penanganan atas dampak sosial yang terjadi di tengah kondisi krisis dan penyelamatan

 perekonomian secara nasional.

Penulis
Arie Surya Gutama (ariesuryafisip@gmail.com)
Nabila Thifallya Regina (nabila20033@mail.unpad.ac.id)
Reyki Fadillah (reyki20001@mail.unpad.ac.id)

Daftar Pustaka

Amalia, A., & Sa'adah, N. (2020). DAMPAK WABAH COVID-19 TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI INDONESIA. Jurnal Psikologi, 13(2), 214--225. https://doi.org/10.35760/psi.2020.v13i2.3572

Khaeruddin,, G. N., Nawawi, K., & Devi, A. (2020). Jurnal Akrab Juara. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN UMKM DI MASA PANDEMI COVID-19, 5(4), 86--100.

Nalini, S. N. (2021). Dampak Dampak covid-19 terhadap Usaha MIkro, Kecil dan Menengah. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 4(1), 662--669. https://doi.org/10.36778/jesya.v4i1.278

Widiansyah, A. (2017). Peran Ekonomi dalam Pendidikan dan Pendidikan dalam Pembangunan Ekonomi. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 12(2). https://doi.org/10.21831/cp.v0i2.4227

Badan Pusat Statistik (BPS). "Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha". Katalog BPS 3101038 diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 4 April 2021 pada jam 19.00 WIB.

Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2009). Economics (Vol. 19). Douglas Reiner.

Firdaus, A. A. (2021). Dampak Covid-19 Terhadap Kebijakan Pendidikan di Indonesia: antara Idealisme dan Realitas. UAD Press.

S., M. S. Wahyudi. (Ed.). (2020). Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi Covid 19. UMMPress.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun