Mohon tunggu...
Reyhan Hari K
Reyhan Hari K Mohon Tunggu... Freelancer - bukan penulis pro, sekadar mengungkapkan apa yang dirasa.

Menulis adalah cara mengutarakan prespektif tanpa berbicara. Semoga mendapat suatu pandangan baru setelah membaca tulisan saya. Semoga berkenan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasionalisme di Tengah Pandemi Global COVID-19

30 Mei 2020   13:28 Diperbarui: 30 Mei 2020   13:28 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandemi global karena Corona Virus Disease 2019 yang biasa disebut COVID-19 merupakan satu hal yang mungkin bagi orang awam tidak dapat diprediksikan sebelumnya. Namun, entah dengan para manusia-manusia yang memiliki power tertentu. Begitu banyaknya negara di belahan dunia manapun yang terjangkit dengan wabah ini. COVID-19 membuat kita untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak biasa dilakukan tapi karena wabah memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang tidak pernah kita lakukan.

Kondisi seperti sekarang ini peran negara menjadi penting untuk mengendalikan pandemi ini di wilayah kedaulatannya. Setiap hal yang diputuskan akan menentukan pergerakan kurva data COVID-19 apakah akan menurun atau semakin meningkat?. Namun, menurut saya saat pandemi seperti ini tidak hanya negara yang berperan dalam pengendalian pandemi COVID-19 tetapi masyarakat juga sangat andil dalam pengendalian pandemi saat ini. Saat-saat seperti ini jiwa nasionalisme semua manusia di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan sangat terlihat.

Nasionalisme berasal dari kata "nasional" dan "isme" yang memiliki arti paham kebangsaan mengenai kesadaran dan semangat cinta tanah air (Suwandi, 2016). Jiwa nasionalisme yang kokoh tentu akan menciptakan rasa cinta tanah air entah dalam kondisi apapun tetap berpikir kedamaian dan ketentraman dari tanah airnya. Dalam kondisi pandemi seperti ini, harusnya kita sebagai warga negara Indonesia harusnya memelihara negara kita serta memiliki rasa solidaritas yang sadar tidak hanya sekedar ucapan tapi benar nyata adanya. Kewajiban untuk menuntaskan permasalahan pandemi ini tidak hanya dibebankan pada negara, sadarlah bahwa kalian Warga Negara Indonesia yang sangat berperan penting dalam penumpasan COVID-19 ini dari negeri kita. Solidaritas kalian lah yang sekarang yang paling dibutuhkan, bukan sikap jumawah dan seolah-olah akan mati kapan pun!.

Setiap peran sudah memiliki tugasnya dan porsinya masing-masing. Negara sebagai pembuat kebijakan, tenaga medis sebagai piranti penyembuh, lalu warga negara sebagai apa? Menurut saya warga negara adalah core utama karena sehat atau tidaknya jiwa dan raga kalian bergantung pada diri kalian sendiri bukan pada kebijakan negara yang dibuat atau tenaga medis yang membantu menyembuhkan kalian. Warga negara bukan hanya sekedar pengikut kebijakan yang dibuat negara, tapi bukan berarti warga negara sebagai penyimpang atau bahkan pemberontak negara. Negara hanya membuat guidelines dari penanganan wabah COVID-19 ini tapi negara tidak bisa mengontrol warga negaranya satu per satu sudah sesuai dengan guidelines yang dibuatnya atau belum.

Jika kalian yang selalu mengatakan bahwa kalian memiliki jiwa nasionalisme sekarang renungkan apakah perbuatan dan tindakan kalian setiap harinya sudahkah membantu negara untuk menuntaskan permasalahan ini?. Mulailah dari diri kalian apakah sudahkah kalian mengikuti guidelines pemerintah?. Lalu bagaimana dengan warga negara yang lain yang bersikap seenaknya dan tidak mengikuti guidelines yang diberikan pemerintah?. Sampaikan dengan baik dan ajak mereka untuk mengikuti guidelines dari pemerintah. Tetapi jika tak dihiraukan, biarkan saja mereka seperti itu bukannya bersikap acuh tak acuh, tapi dari situ kita dapat menilai sedikit bagaimana jiwa nasionalisme yang selalu diklaim oleh mereka.

Sudah saatnya kamu membuktikan kamu memang Warga Negara Indonesia yang memang tulus berjiwa nasionalisme bukan hanya sekedar ucapan di mulut saja. Inilah perspektifku, mohon maaf jika ada kurangnya silahkan tuangkan kritik dan saran kamu dibawah.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun