Mohon tunggu...
Revita Chaerani
Revita Chaerani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Studi Akuntansi. Universitas Mercu Buana

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Mengenal Lebih dalam Mengenai Metode untuk Merancang Pengujian Rincian Saldo

27 November 2023   19:05 Diperbarui: 27 November 2023   20:28 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelumnya, mari kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari pengujian pengendalian & pengujian substantif. 

Pengujian pengendalian adalah  prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah atau mendeteksi dan mengoreksi kesalahan penyajian material pada tingkat laporan.

Pengujian substantif adalah pemeriksaan saldo akun-akun dari laporan keuangan.

 

Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo

Harus ditentukan secara obyektif bukti-bukti apa yang layak diperoleh dengan mempertimbangkan rincian skala. Keputusan audit ini dapat menjadi rumit karena berbagai interaksi mempengaruhi kebutuhan akan bukti dari audit atas rincian saldo.


Ada 8 tujuan audit yang harus dicapai auditor. Ketika diterapkan secara khusus pada piutang dagang, hal ini disebut sebagai tujuan audit  saldo piutang dagang dan adalah: 

  • Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (Detail tie-in)

Neraca saldo lama mewakili daftar saldo dalam file induk piutang  pada tanggal neraca. Ini mencakup rincian jumlah terutang untuk pelanggan perorangan dan seluruh jumlah untuk periode sejak tanggal penjualan hingga tanggal neraca.

Sebelum melakukan pengujian lainnya, auditor biasanya menguji rincian koneksi yang terdapat dalam neraca saldo lama untuk memastikan bahwa populasi yang diuji cocok dengan buku besar dan file induk piutang.

  • Piutang usaha yang dicatat ada (keberadaan)

Verifikasi saldo pelanggan merupakan pemeriksaan rincian saldo utama untuk mengetahui ada tidaknya piutang yang tercatat.

Jika pelanggan tidak merespon konfirmasi, auditor juga akan memeriksa kuitansi konfirmasi pengiriman barang dan bukti penerimaan dana untuk mengetahui apakah utang telah tertagih.

  • Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (kelengkapan)

Kecuali jika auditor mengandalkan sifat penyeimbangan otomatis dari file induk piutang usaha, tidaklah mudah untuk memverifikasi saldo akun yang dihilangkan dari neraca saldo lama.. Jika seluruh penjualan ke pelanggan tidak dicatat dalam buku besar penjualan, maka akan sulit untuk menentukan apakah piutang usaha diremehkan dari rincian saldo.

  • Piutang usaha sudah akurat (keakuratan)

Jika pelanggan tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor akan memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti yang diuraikan untuk tujuan keberadaan. Auditor mengaudit saldo debit dan kredit setiap pelanggan dengan memeriksa penerimaan dan penerimaan pengiriman uang.

  • Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)

Biasanya, auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang usaha relatif jauh lebih mudah dengan mereview aged trial balance untuk piutang yang material dari afiliasi, pejabat, direktur, atau pihak terkait lainnya

Ada hubungan yang erat antara klasifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan klasifikasi terkait dengan tujuan penyajian dan pengungkapan yang dapat dipahami. Untuk mencapai tujuan audit terkait klasifikasi saldo, auditor harus menentukan apakah klien telah memisahkan berbagai klasifikasi piutang secara memadai.

  • Pisah batas piutang usaha sudah benar (Cut off)Salah saji pisah batas terjadi ketika transaksi pada periode berjalan dicatat pada periode berikutnya dan sebaliknya. Tujuan pengujian pisah batas adalah untuk memverifikasi bahwa transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi telah dicatat pada periode yang benar, apa pun jenis transaksinya.
  • Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (nilai realisasi)

Standar akuntansi mengharuskan perusahaan menyatakan piutang usaha pada jumlah yang akhirnya akan tertagih. Nilai realisasi piutang usaha (realizable value of accounts receivable) sama dengan piutang usaha kotor dikurangi penyesihan piutang tak tertagih.

  • Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)

Pada umumnya, hak klien atas piutang usaha tidak menimbulkan masalah audit. Namun, dalam beberapa kasus, sebagian piutang dapat dijadikan jaminan, dialihkan kepada pihak lain, difaktorkan, atau dijual dengan harga diskon.

Untuk mengidentifikasi situasi di mana hak pelanggan atas piutang dibatasi, auditor akan meninjau risalah rapat, berdiskusi dengan pelanggan, memeriksa dengan bank, dan meninjau setiap bukti piutang usaha yang dijadikan jaminan.Kami dapat memeriksa perjanjian hutang dan memeriksa file korespondensi .

Penyajian dan Pengungkapan Piutang Usaha

Pengujian terhadap 4 tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan umumnya dilakukan sebagai bagian dari tahap penyelesaian audit. Namun, beberapa audit penyajian dan pengungkapan sering kali dilakukan untuk mencapai tujuan audit terkait akuntansi.

Bagian penting dari evaluasi adalah menentukan apakah pelanggan memiliki jumlah pribadi yang besar yang perlu ditampilkan secara terpisah dalam laporan.

KONFIRMASI PIUTANG USAHA

 Tujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan keberadaan, keakuratan, dan ketepatan waktu.

Konfirmasi adalah pespons tertulis langsung dari pihak ketiga dalam wujud kertas atau secara elektronik, dan dianggap sebagai bukti yang sangat terpecaya atau andal karena diterima langsung dari pihak ketiga. Tanggapan verbal berfungsi sebagai bukti ujian tetapi tidak dianggap sebagai konfirmasi.

Standar auditing A.S. Menunjukkan bahwa auditor harus menggunakan konfirmasi eksternal atas asersi material.

Validasi mungkin tidak sesuai dalam situasi berikut: 

1. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responsnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.

2. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian adalah rendah dan bukti substantif lainnya dapat di akumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi.

Jenis-jenis konfirmasi: 

1.Konfirmasi Positif (positive confirmation) adalah konfirmasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah.

2. Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitur, namun hanya meminta pernyataan apabila debitur tidak setuju dengan jumlah yang disebutkan.

Mengapa konfirmasi merupakan prosedur audit yang dipilih untuk membuktikan keberadaan piutang usaha yang dicantumkan di neraca? Bagaimana cara konfirmasi yang baik untuk piutang?

karena konfirmasi adalah salah satu hal yang harus dilakukan dan konfirmasi merupakan jenis bukti yang paling dapat diandalkan, serta  hal prosedur audit lain nya. 

 Prosedur Audit untuk Hasil Akurat

  1. Inspeksi (Inspection)

  2. Pengamatan (Observation)

  3. Konfirmasi (Confirmation)

  4. Permintaan Keterangan (Enquiry)

  5. Penelusuran (Tracing)

  6. Perhitungan (Accounting)

  7. Scanning.

  8. Pelaksanaan Ulang (Reperforming)


MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT BAGI PENGUJIAN YANG TERINCI

Sumber setiap baris adalah sebagai berikut:

  • Materialitas kinerja
  • Risiko audit yang dapat diterima
  • Risiko inheren
  • Risiko pengendalian
  • Hasil pengujian substantif
  • Prosedur analitis
  • Risiko deteksi yang direncanakan dan bukti audit yang direncanakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun