"Tiga formula rahasia ubah generasi rebahan menjadi generasi emas"
pemateri:irfan Amalee
resume 1
Pernah nggak sih ngerasa hidup gitu-gitu aja, males-malesan, dan bingung mau ngapain? Sebagian dari kita suka nyebutnya "generasi rebahan." Tapi, ternyata ada 3 resep rahasia yang bisa bantu kita bangkit dan jadi versi diri yang lebih baik, atau yang disebut "Generasi Emas."
1. Cari Tahu Misi Hidupmu
Ini langkah pertama yang paling penting. Kenapa kamu ada di dunia ini? Kedengarannya berat, ya? Padahal, ada cara simpel buat nyarinya, namanya Ikigai. Ini konsep dari Jepang yang artinya "alasan untuk hidup."
Ikigai itu ada di tengah-tengah empat hal ini:
* Apa yang kamu suka: Hal-hal yang bikin kamu semangat dan senang.
* Apa yang kamu jago: Skill dan bakat yang kamu punya.
* Apa yang dunia butuh: Masalah atau kebutuhan yang bisa kamu bantu selesaikan.
* Apa yang bisa kamu dibayar untuknya: Kemampuan atau jasa yang punya nilai jual.
Nah, kalau kamu sudah nemuin irisan dari keempatnya, itulah Ikigaimu. Hidupmu jadi punya tujuan, lebih bermakna, dan pastinya bermanfaat buat orang lain.
2. Bangun Sistem dan Pola Pikir yang Tumbuh
Setelah tahu tujuanmu, sekarang saatnya bangun kebiasaan yang mendukung. Kunci utamanya adalah punya Growth Mindset atau Pola Pikir Bertumbuh.
* Kalau kamu punya Pola Pikir Tetap, kamu mikir kemampuanmu itu segitu-segitu aja dari lahir. Kalau gagal, ya sudah, itu batasnya.
* Tapi kalau kamu punya Pola Pikir Bertumbuh, kamu percaya kalau kemampuan bisa terus diasah. Gagal itu cuma cara buat belajar, bukan akhir segalanya.
Supaya Growth Mindset ini makin kuat, coba lakukan dua hal ini:
* Tunda Kesenangan Instan: Jangan cuma mikirin enaknya sekarang. Tahan sedikit demi hasil yang jauh lebih besar nanti.
* Lakuin Perbaikan Kecil: Nggak usah langsung drastis. Cukup perbaiki diri 1% setiap hari. Perubahan kecil yang konsisten itu efeknya luar biasa dalam jangka panjang.
3. Aktifkan "10 Tombol Ajaib" dalam Dirimu
Manusia itu punya "tombol-tombol ajaib" yang lebih canggih dari mobil sport mana pun. Mengaktifkan tombol-tombol ini bikin kita lebih termotivasi.
Ada 10 tombol ajaib itu, di antaranya:
* Kesenangan: Lakuin hal yang bikin kamu bahagia.
* Kebutuhan: Penuhi apa yang benar-benar kamu butuhkan.
* Kebanggaan: Bikin dirimu bangga.
* Manfaat: Pikirkan manfaat dari setiap hal yang kamu lakuin.
* Keingintahuan: Jangan berhenti belajar dan cari tahu.
* Tantangan: Jangan takut hadapi tantangan, karena itu bikin kamu berkembang.
* Minat: Ikuti apa yang kamu minati.
* Keyakinan: Yakin sama diri sendiri.
* Tujuan: Ingat terus tujuan hidupmu.
* Makna: Cari makna di setiap hal yang kamu lalui.
Jadi, tunggu apa lagi? Dengan memahami misi hidupmu, punya pola pikir yang benar, dan mengaktifkan kekuatan dari dalam, kamu bisa banget kok mengubah diri dari "generasi rebahan" jadi "Generasi Emas" yang keren dan penuh arti.
"Perguruan tinggi di era Digital dan revolusi industri"
pemateri: Dr.Punang Amaripuja S.E,S.T., M.I.T
resume 2
Kita hidup di era yang serba cepat. Perkembangan teknologi tidak lagi berjalan lurus, melainkan melesat secara eksponensial. Dari mesin cetak hingga AI (Artificial Intelligence), setiap inovasi disruptif telah mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap?
Di dunia yang penuh perubahan ini, ada dua pilihan: menjadi korban atau menjadi pemenang. Kunci untuk menjadi pemenang terletak pada kemampuan kita beradaptasi dan berinovasi.
Inovasi Disrupsi: Gelombang yang Mengubah Segalanya
Inovasi disruptif adalah gelombang besar yang mengubah pasar dan cara hidup kita. Berbeda dengan inovasi biasa yang hanya memperbaiki produk lama (misalnya, membuat mobil lebih irit), inovasi disruptif menciptakan pasar baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Bayangkan dulu orang menganggap mobil hanya "hobi" dan tidak punya nilai bisnis. Namun, seiring waktu, mobil mendisrupsi transportasi yang sudah ada. Hari ini, kita melihat hal serupa pada teknologi AI. Proyek seperti Amazon Prime Air (pengiriman dengan drone) dan AI medis yang mampu melampaui kemampuan dokter manusia (seperti Google's Med-PaLM) menunjukkan bahwa disrupsi bukan lagi wacana, melainkan kenyataan.
Lalu, bagaimana kita bisa berenang di tengah gelombang ini?
1. Ubah Pola Pikir: Dari Stagnan Menjadi Bertumbuh
Salah satu rintangan terbesar adalah cara kita berpikir. Banyak dari kita terjebak dalam Fixed Mindset (Pola Pikir Tetap), di mana kita percaya kemampuan kita sudah paten. Akibatnya, kita takut gagal dan mudah menyerah.
Sebaliknya, kita harus memiliki Growth Mindset (Pola Pikir Bertumbuh). Pola pikir ini meyakini bahwa kemampuan bisa terus diasah. Kegagalan bukan akhir, melainkan kesempatan untuk belajar. Dengan pola pikir ini, kita jadi berani menghadapi tantangan dan melihat umpan balik sebagai masukan yang membangun.
2. Manfaatkan Teknologi, Jangan Tergantikan olehnya
Di era digital, kita tidak bisa lari dari AI. Namun, kita bisa belajar menggunakannya secara bijak. Di dunia pendidikan, misalnya, AI bisa menjadi asisten, bukan pengganti. Kita bisa memakai AI untuk brainstorming, meringkas, atau latihan soal, tapi bukan untuk menyalin jawaban mentah-mentah.
Penting untuk selalu menjaga "jejak akademis" yang jujur dan orisinal. Gunakan AI sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan, bukan sebagai jalan pintas. Ini semua tentang memanfaatkan teknologi sambil tetap memegang kendali.
3. Bangun Diri yang Kuat di Era Digital
Untuk sukses di era ini, kita perlu kembali ke esensi diri. Konsep Jepang Ikigai bisa menjadi panduan. Ikigai adalah alasan kita hidup, yang ditemukan di irisan antara apa yang kita suka, apa yang kita kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa menghasilkan uang.
Selain itu, penting untuk mengenali "10 Tombol Ajaib" dalam diri kita. Ini adalah motivasi internal seperti tujuan, makna, keyakinan, dan minat. Saat tombol-tombol ini diaktifkan, kita akan menemukan dorongan kuat untuk terus maju.
Jadi, di tengah perubahan industri yang begitu cepat, kunci untuk menjadi "Generasi Emas" adalah dengan memiliki pola pikir yang adaptif, kemampuan memanfaatkan teknologi secara cerdas, dan pemahaman yang kuat akan tujuan hidup kita. Dengan begitu, kita tidak akan tergerus oleh disrupsi, tapi justru menjadi bagian dari masa depan itu sendiri.Â