Mohon tunggu...
Retno MP
Retno MP Mohon Tunggu... karyawan swasta -

nothing special... just a wife, mom, employee..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dan Saya Pun Golput (Lagi)

28 Maret 2014   22:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semalam, di teras depan rumah (kontrakan) kami, suami saya bersama dua bapak tetangga kami  terlibat obrolan mengenai politik khususnya pemilu. Saya mendengar obrolan mereka dari ruang tamu tempat saya menonton televisi.

Mendengar obrolan yang semakin seru, saya pun tergelitik untuk ikut nimbrung, sekaligus mau nanya-nanya tentang pemilu. Kebetulan salah satu bapak tetangga itu merupakan perangkat kelurahan, entah jabatannya sebagai apa saya kurang tahu (gak pernah nanya sih).

Saya pun keluar dengan menyuguhkan tiga cangkir kopi dan setoples camilan. Kebetulan saat saya keluar, obrolan mereka sedang berjeda. Kesempatan buat saya nimbrung sebentar (saru ya hihii..). Langsung saja saya bertanya pada Bapak A yang notabene perangkat kelurahan.

*****

Saya     : "Maaf nih Bapak-bapak menyela sebentar, saya mau tanya sedikit tentang pemilu sama Bpk A. Gini Pak, KTP saya kan KTP daerah, apa bisa saya nyoblos di sini?"

Bpk A  : "Ooo ya pasti bisa donk. Mbak datang aja ke Pak RT biar di data. Terus jangan lupa hubungi kampung Mbak, biar jangan didata disana, jadi gak  double."

Saya     : "Saya kira gak bisa Pak KTP daerah nyoblos di Jakarta. Ternyata bisa ya, maklum jarang ngikutin berita politik sih. Sayangnya saya sudah didata di kampung Pak."

Bpk A  : "Kalau sudah terdata di kampung ya gak masalah, nanti pas pemilu kan bisa mudik dulu Mbak."

Saya     : "Dan sayangnya lagi, saya gak bisa mudik Pak. Karena belum tahu apakah tanggal 9 April itu libur atau gak. Kalaupun libur juga percuma cuma satu hari. Capek di jalan dan di ongkos hehe..."

Bpk A  : "Terus mau golput nih ceritanya?"

Saya     : "Ya bisa dibilang begitu Pak." (senyum-senyum)

Bpk A: "Ya itu sih haknya Mbak, hak masing-masing orang mau nyoblos siapa atau mau golput. Tapi saran dari saya sih kalau bisa jangan golput, gunakan hak pilih Mbak dengan baik dan itu untuk menentukan pemimpin yang baik pula." (senyum juga diiringi dengan tawa dari suami saya).

Saya     : "Iya Pak InsyaAllah. Monggo bapak-bapak kopinya diminum  nanti keburu dingin. Terimakasih atas infonya Pak." (bergegas masuk lagi, sebenarnya kurang tertarik obrolan politik).

*****

Seumur hidup, saya baru (akan) tiga kali ketemu pemilu. Pertama, tahun 2004, saat itu usia saya baru memasuki sweet seventeen lebih beberapa bulan dan tentunya telah sah punya hak pilih.

Tahun itulah pertama kali saya nyoblos. Rasanya bangga banget, dalam artian "ini lho saya udah gede, udah punya hak pilih" (hehehe). Tapi asli, saat itu masih blank tentang politik dan pemilu. Kurang paham apa tujuan nyoblos itu.

Kedua, tahun 2009. Kala itu saya golput karena tak bisa mudik ke kampung halaman. Lagipula saya memang kurang tertarik dunia politik. Mau siapa itu yang jadi presiden, sepertinya negeri ini tetap jalan di tempat tanpa ada perubahan. Yang ada korupsi makin merajalela, hadeuh!

Dan tahun ini adalah yang ketiga. Kurang dari dua minggu lagi pemilu legislatif akan segera digelar. Dan saya pun akhirnya akan golput lagi. Habisnya gak ada yang kenal sama mereka. Lihat di websitenya KPU juga tetep aja gak kenal, wong gak pernah kenalan.

Untuk pemilu presiden yang belum tahu akan digelar bulan apa, saya sudah punya sosok idaman yang saya jagokan menjadi Bapak Presiden selanjutnya. Semoga saja nanti saya bisa menggunakan hak pilih saya (jika waktu memungkinkan) untuk nyoblos di pilpres. Kalau gak ada waktu buat mudik ya terpaksa golput lagi.

Saran saya untuk teman-teman khususnya K-ners, jangan ikuti jejak saya untuk lebih memilih golput, gunakan hak pilih Anda dengan sebaik-baiknya. Semoga kedepannya negeri ini makin maju dengan terpilihnya Presiden yang mementingkan rakyatnya. Aamiin...

Salam Kompasiana...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun