Mohon tunggu...
Restu Mahendri
Restu Mahendri Mohon Tunggu... Pengajar

Hobi saya menyanyi dan mendengarkan musik karena hal ini sangat menyenangkan dam bisa melepaskan penat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyentuh Kenyataan di Ruang Kelas, Menganalisis Realisme dan Mengapa Pendidikan Harus Membumi

13 Oktober 2025   16:43 Diperbarui: 13 Oktober 2025   16:43 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyentuh Kenyataan di Ruang Kelas, Menganalisis Realisme dan Mengapa Pendidikan Harus Tetap "Membumi"

Pendidikan Realis tidak hanya menciptakan ilmuwan, tetapi juga warga negara yang bertanggung jawab. Lulusan yang dididik secara Realis akan:

Adaptif terhadap Dunia Kerja: Mereka memiliki keterampilan teknis yang kuat dan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar yang memungkinkan mereka beradaptasi dengan teknologi baru (misalnya, insinyur sipil memahami Realitas fisika material, terlepas dari software yang digunakan).

Tahan terhadap Hoaks: Mereka memiliki kebiasaan kritis untuk selalu mencari bukti empiris sebelum menerima klaim, menjadikan mereka benteng pertahanan masyarakat terhadap misinformasi yang merusak.

Penutup

Kesimpulan

Realisme bukanlah filosofi yang kaku atau kuno; ia adalah fondasi kognitif yang vital bagi pendidikan modern. Intinya, Realisme menuntut sekolah untuk fokus mengajarkan realitas objektif yang diakses melalui sains, logika, dan pengalaman empiris yang terstruktur. Implikasinya adalah kurikulum yang didominasi oleh disiplin ilmu inti, metodologi yang menekankan praktikum dan demonstrasi, serta peran guru sebagai penyalur pengetahuan faktual yang teruji. Singkatnya, pendidikan Realis adalah proses "membumikan" siswa, membekali mereka dengan peta pengetahuan faktual yang akurat agar mereka tidak tersesat di labirin dunia yang kompleks.

Refleksi dan Harapan

Refleksi mendalam bagi para pendidik dan pembuat kebijakan adalah: Apakah kita melatih siswa untuk hanya berfantasi tentang dunia (Idealisme), atau untuk berinteraksi dan membentuknya berdasarkan pengetahuan yang benar (Realisme)? Harapannya, sistem pendidikan dapat menyeimbangkan pendekatan ini dengan lebih tegas, menjadikan praktik berbasis bukti dan keterampilan observasi sebagai prioritas utama. Kita perlu bertindak untuk memastikan bahwa lulusan masa depan adalah individu yang kompeten, kritis, dan mampu menghadapi kenyataan---bukan sekadar penampil yang mahir dalam teori tanpa aplikasi.

 Daftar Pustaka (Opsional)

Shomad, A. (2022). Filsafat Realisme Sebagai Upaya Pembaharuan Pembelajaran Dalam Praksis Pendidikan Luar Sekolah. Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6(1), 69--73.

Hidayat, R. (Januari--Juni 2021). Pendidikan Realisme atau yang Bersifat Realistik. (Artikel jurnal atau buku terkait).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun