Mohon tunggu...
Kun Prastowo
Kun Prastowo Mohon Tunggu... lainnya -

I Love INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mural bukan Vandal (1)

18 Maret 2015   15:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:28 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanpa ba-bi-bu, Linmas WR pun bergegas, semrinthil. Pekerjaan mudah yang tidak memerlukan pemikiran berlebih, pikirnya. Apalagi hobby naik sepeda yang memang menjadi kegemarannya akan menjadi pemicu semangatnya kian berlipat. Perintah pekerjaan dari atasan itu pun segera dilakukan.

Jam dua lebih sepuluh menit; Lainmas WR datang dengan magita-gita dan nampak sumringah karena pekerjaan yang diamanahkan telah selesai dilakukan. Keringat masih bercucuran, dia langsung bergegas menemui Pak Sekel.

“Niki Pak, sedaya sampun kula cathet wonten mriku. mPun komplit plit. Sak Jebres mpun kula ubengi kabeh. Cekak-e mpun mboten wonten sing cicir,” lapor Linmas WR bangga.

Catatan diselembar kertas kumal itu pun langsung berpindah tangan dan langsung dibaca Pak Sekel. Setelah membaca bebarapa deret catatan; Pak Sekel mulai menemukan beberapa hal yang kurang sreg. Disitu tertera nama-nama jalan saja.

“Sik, Pak. Iki sing koq tulis koq gur jeneng-jeneng dalan thok? Lha trus sisih ngendi wae kui sing di-orek-orek?” tanya Pak Sekel ingin memperjelas.

“Lha nggih niku, mpun kabeh dalan sing di-orek-orek sampun kula cathet kabeh,” sanggahnya.

“Iki coba terangno; Jalan Kolonel Sutarto depan RS Moewardi; iki sisih ngendi sing diorek-orek?” tanya Pak Sekel mulai penasaran.

“Wah, Pak Carik niku koq malah takon. Nggih niku lhe sing ngajeng rumah sakit nika,” protesnya.

“Iyo, aku yo ngerti ngarep rumah sakit. Ning sisih ngendi sing di-orek-orek?”

“We lha dalah..... Nggih nggen ndalan niku no.... koq malah takon lho,” sergah Linmas WR bernada agak keras.

“Sik to..... kui sisih ngendi sing diorek-orek. Opo kidul ndalan, opo lor ndalan?” tanya Pak Sekel mencoba bersabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun