Mohon tunggu...
Resna Natamihardja
Resna Natamihardja Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang suka menulis....blog pribadi : http://resnatasik.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengalaman Mudik Naik Kereta Ekonomi AC

3 Agustus 2016   21:01 Diperbarui: 3 Agustus 2016   21:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Tiolet dalam kereta sepertinya secara rutin diperiksa,  sayangnya saya menggunakan setelah beberapa orang menggunakan secara berurutan, sehingga aromanya sudah berubah.  Saya maklum,tidak semua penumpang mempunyai kesadaran yang sama.

 Saya baru berani bercerita sekarang setelah semua berubah.  Dulu meski tidak nyaman saya anggap hal tersebut bagian dari resiko memilih kelas ekonomi yang murah meriah (khawatir dikomentari, bayar murah kok minta nyaman hehe).  Sekarang semuanya tinggal cerita lalu.  Kereta ekonomi berhenti di stasiun Kiaracondong.  Di luar stasiun banyak ditawarkan mobil omprengan tapi kami punya taksi langganan.  Jadi kami berjalan ke luar stasiun dulu agak jauh baru panggil taksi (untungnya bawaan kami tidak banyak dan tidak berat jadi kami bisa leluasa berjalan jauh).

Pulang kembali ke Tasikmalaya kami juga menggunakan kereta ekonomi dengan prosedur yang sama seperti saat kami berangkat ke Bandung.

Ada sedikit catatan tentang perjalanan pulang.  Kami mendapatkan tiket dengan nomor yang terpisah - pisah mungkin karena kami membeli di kesempatan terakhir sehingga tidak bisa mendapat tiket yang berurutan.  Tapi untungnya pemegang tiket yang berurutan dengan kami adalah penumpang yang naik kereta sendirian.  Kami fikir  kalau alasannya anak mungkin kami bisa mendapat dispensasi (diperbolehkan) dan ibu pemegang tiket pun bersedia tempat duduknya ditukar (terima kasih bu...).  Jadilah kami duduk berurutan, itu pun satu tiket/tempat duduk jadi mubazir karena anak saya akhirnya didudukkan di pangkuan.

 Dulu jika menempuh perjalanan malam, saya sering harus memelototkan mata karena takut stasiun tujuan terlewati dan perjalanan kebablasan.  Sekarang tidak perlu tengak tengok di jendela setiap kereta berhenti karena setiap kereta berhenti akan terdengar pengumuman nama ststiun yang sedang disinggahi.  Di setiap gerbong juga terpampang pengumuman nama customer service yang bertugas di kereta (sepertinya sekaligus merupakan kondektur yang memeriksa tiket) lengkap dengan nomor telepon selular yang bisa dihubungi.

Di perjalanan mas - mas penumpang yang duduk di depan kami bercerita tentang pengalaman pamannya yang terjebak macet di daerah Brebes yang dikenal dengan nama Brexit hingga akhirnya batal melanjutkan perjalanan dan kembali ke Bandung.  Kereta adalah moda transportasi bebas macet.  Dan dengan pengelolaan yang profesional dua perjalanan pergi pulang, kami berangkat dan tiba tepat waktu.  Saya yang sejak dulu senang bepergian dengan kereta merasakan perubahan yang luar biasa.  Jauh lebih nyaman.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun