Mohon tunggu...
Reski Wahyu
Reski Wahyu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hati-Hati Penggunaan Diazepam Bersama Tramadol

16 April 2016   19:52 Diperbarui: 18 April 2016   18:41 1825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://www.clker.com/cliparts/D/0/R/b/X/W/red-cross-hi.png"][/caption]Tahun 2013 silam, telah diberitakan kematian seorang pasien dimensia Peter Ryley (76) yang diberi terlalu banyak obat penenang pada Queen's Medical Centre di Nottingham  yang menyebabkan dia jatuh dan meninggal. 

Laporan rumah sakit mengatakan bahwa Peter diberi diazepam, sekitar 5 menit kemudian ia diberi 1 mg lorazepam, 50 mg tramadol, dan zopiclone. Laporan ini sesuai dengan hasil pemeriksaan pasca kematian yang menyatakan bahwa Peter diberi berbagai macam obat dalam dosis tinggi dalam waktu yang hampir bersamaan.

Sementara itu,  “Harry Jones, 20, ditemukan tewas di Blackpool, Lancashire Januari lalu setelah mengkonsumsi Tramadol obat penghilang rasa sakit, Valium (diazepam) dan alkohol” diambil dari dailymail 18 July 2014.

Melihat kasus kematian akibat penggunaan diazepam dan tramadol, maka dirasa perlu untuk membahas interaksi kedua obat ini. Diazepam dan lorazepam merupakan obat penenang kelas benzodiazepine termasuk golongan psikotropika. Obat ini digunakan untuk mengatasi serangan kecemasan, insomnia, kejang-kejang, gejala putus alkohol akut, serta sebagai obat bius untuk praoperasi. Benzodiazepine bekerja dengan mempengaruhi sistem saraf pusat, meningkatkan frekuensi pembukaan saluran yang mengarah ke peningkatan konduktansi ion klorida dan penghambatan potensial aksi. Hal ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.

Tramadol adalah obat penghilang rasa sakit (analgesik kuat) yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat  sehingga menghambat sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Obat ini biasanya diresepkan untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, dan untuk nyeri pasca operasi. Sedangkan, zopiclone adalah agen hipnotik bukan benzodiazepin yang digunakan dalam pengobatan insomnia.

Benzodiazepin dan tramadol adalah depresan sistem saraf pusat, meskipun memilki cara kerja yang berbeda tapi menimbulkan efek samping yang sama. Sehingga penggunaan kedua obat ini secara bersamaan meningkatkan kemungkinan atau keparahan kejadian. Risiko yang terkait dengan kewaspadaan berkurang, kejang, kesulitan bernafas dan depresi  sistem saraf pusat adalah perhatian utama. 

Kantuk,pusing dan kewaspadaan berkurang adalah efek samping yang umum diazepam dan tramadol. Mengantuk dan pusing ringan adalah efek samping yang umum bagi banyak obat, tapi kombinasi dua obat dengan efek yang sama biasanya mengintensifkan efek samping yang dihasilkan. Dengan demikian, pasien yang mengkonsumsi kedua obat ini harus berhati-hati saat berkendara, mengoperasikan peralatan berat atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan.

Selain rasa kantuk meningkat, penggunaan diazepam dan tramadol juga dapat menekan sistem saraf pusat. Gejala dari depresi sistem saraf pusat termasuk melantur berbicara, penglihatan kabur, mengurangi respon nyeri, gaya berjalan terhuyung-huyung, koordinasi yang buruk dan gejala lain yang serupa dengan keracunan. Awalnya, pasien mungkin merasa hanya kantuk meningkat, tetapi pengobatan terus dapat menekan fungsi sistem saraf pusat lainnya, sehingga sulit bagi pasien untuk menyelesaikan kegiatan sehari-hari. depresi sistem saraf pusat yang lebih parah dapat menyebabkan koma dan komplikasi yang lebih serius lainnya.

Peringatan untuk diazepam dan tramadol termasuk peningkatan risiko kejang. Bagi individu yang memiliki riwayat trauma kepala, gangguan kejang dan beberapa jenis

gangguan metabolisme, risiko kejang saat mengkonsumsi tramadol atau diazepam jauh lebih tinggi.

depresi sistem pernapasan adalah risiko lain yang terkait dengan kombinasi tramadol dan diazepam atau obat serupa lainnya yang memiliki sifat sedatif. Seiring penggunaan obat-obat ini secara sinergis meningkatkan risiko yang terkait dengan sistem pernapasan tertekan, menghirup dan menghembuskan napas pasien melambat, mengakibatkan peningkatan karbon dioksida dan penurunan oksigen dalam aliran darah. Beberapa kasus depresi pernafasan dapat terjadi yakni kerusakan otak atau bahkan kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun