Mohon tunggu...
reski suedi
reski suedi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konstruksi Media Massa dalam Membangun Citra Perempuan

26 Mei 2022   06:01 Diperbarui: 26 Mei 2022   06:47 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media dan perempuan merupakan dua hal yang selalu beriringan dimana hal ini dapat kita rasakan ketika kita membahas mengenai bagaimana representasi atau citra perempuan yang dibangun oleh media dikonstruksi sedemikian rupa nya sehingga seringkali kita menemukan di media massa diwarnai dengan eksploitasi perempuan dengan bentuk sterotype di mana fenomena-fenomena eksploitasi ini mengarah kepada pengeksploitasian tubuh perempuan yang sudah sejak lama di konstruksi oleh media. Contoh kecilnya misalnya yang terjadi pada dunia periklanan yang menggunakan sosok perempuan sebagai model produk  kebanyakan dari iklan tersebut sangat memfokuskan atau lebih difokuskan pada bagian tubuh perempuan dengan banyak mengumbar sosok perempuan hanya dari segi aspek kecantikan ,kemolekan serta keindahan tubuh yang biasa ditunjukkan dalam iklan,sinetron,film bahkan hal tersebut sampai kepada perekaman video porno yang memicu terjadinya protes terhadap porno media.


Median massa seringkali dijumpai memuat iklan ataupun acara-acara televisi yang menunjukkan sterotype berbasis bias gender di mana perempuan menjadi sebuah objek misalnya model-model atau artis-artis televisi yang tentunya digambarkan memiliki tubuh yang menarik Karena memiliki nilai jual sebagai komoditi yang menguntungkan kapitalisme. Media massa yang selalu menempatkan posisi perempuan dalam lingkaran sterotipe di mana perempuan itu digambarkan harus selalu tampil cantik dan seksi dengan standar-standar yang media buat sendiri di mana sterotype ini mengarah menjadi sebuah eksploitasi dan pelecehan terhadap perempuan di media massa karena media mengkonstruksi citra perempuan secara bebas sehingga masyarakat memaknai eksistensi seorang perempuan hanya pada realitas fisik perempuan saja.


Konstruksi media terhadap perempuan dimaksudkan sebagai dikotomi gender di mana citra perempuan di media masih menguatkan hegemoni masculinity akibat dari budaya patriarki dimana kaum perempuan karena seringkali dieksploitasi oleh media yang menguntungkan kaum kapitalis kadang perempuan itu sendiri tidak sadar bahwa mereka dieksploitasi mereka tidak merasa bahwa dirinya menjadi sebuah objek fantasi bagi kaum laki-laki karena saking seringnya eksploitasi tersebut dekonstruksi media.


Konstruksi media terhadap citra perempuan masih bergulir pada pemenuhan sistem yang bias gender dan subordinasi terhadap perempuan hal ini disebabkan oleh pencitraan media massa terhadap perempuan dengan   peranan tokoh karakter perempuan yang digambarkan bergantung pada kaum laki-laki,pasrah terhadap keadaan,mengurus anak,rapuh dan lemah dimana diskriminasi citra perempuan ini akhirnya memberi sebuah interpretasi media bahwa sosok perempuan akan tetap menjadi objek dan laki-laki di tempatkan sebagai subjek.


ironinya sosok dan peran perempuan yang ditonjolkan dalam media membuat khalayak luas menerima sterotype tersebut sebagai sebuah realitas yang benar sesungguhnya hal tersebut akibat dari terus menerusnya masyarakat disuguhi oleh tayangan-tayangan yang merepresentasikan sosok perempuan sebagai pelengkap dari laki-laki bukan sosok yang bisa berdiri sendiri di mana perempuan dipandang dari segala daya tarik dari faktor fisik semata bukan dari kemampuan intelektual mereka sehingga terbentuk suatu konstruksi sosial dalam masyarakat yang menganggap bahwa pesan-pesan media itu sebagai sesuatu yang wajar  walaupun kenyataannya realitas yang dikonstruksi media merupakan hal yang hanya menguntungkan bagi pihak yang memiliki kuasa akan media dalam hal ini kapitalisme.


Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa media memegang peran penting dari pembentukan sikap dan perilaku yang mengarah pada penentuan status perempuan dalam masyarakat luas dimana media menggambarkan perempuan berada pada bingkai budaya masyarakat itu sendiri, media jarang sekali memperlihatkan perempuan secara signifikan dalam dunia publik seperti menjadi sosok pekerja, media hanya menjadikan perempuan sebagai objek penyajian. Dimana secara garis besar media hampir tidak menaruh perhatian yang khusus pada isu-isu penting bagi kaum perempuan seperti gerakan perempuan dan kontribusi perempuan dalam politik serta sumbangsih yang diberikan perempuan secara sosial bagi masyarakat dimana dalam media perempuan digambarkan sebagai sosok yang pasif ,tidak mandiri serta tidak berani mengambil keputusan distorsi semacam ini akhirnya berdampak pada langgengnya ketimpangan yang ada.


Realitas yang dikonstruksi media merupakan realitas yang bersifat simbolik, hasil dari produksi atau rekayasa para pengelola atau pekerja dalam media di mana realitas yang diproduksi akan membentuk citra yang dapat mempengaruhi khalayak dalam mempresentasikan pandangannya terhadap orang lain seperti halnya pandangan terhadap perempuan. Jika media massa mengkonstruksi citra yang baik maka masyarakat akan memandang hal tersebut sebagai realitas yang baik pula. Dalam produksi yang dilakukan oleh media seringkali kita jumpai bahwa perempuan dicitrakan menjadi pihak yang kalah atau selalu harus melayani dalam pemenuhan kebutuhan laki-laki dalam sebuah relasi dan laki-laki dicitrakan memiliki kontrol terhadap seksualitas perempuan dengan hal tersebut tubuh Perempuan dapat berpotensi mengalami eksploitasi dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam dunia industri media. Eksploitasi perempuan dalam media cenderung menampilkan perempuan yang menitikberatkan pada bagian atau keadaan fitur tubuh bukan kepada figur personal dan peran sosial serta kontribusi perempuan bagi masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun