Mohon tunggu...
WAHYUNI SU
WAHYUNI SU Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, jurnalis web, penerjemah ('translator'), editor ... masih terus belajar tentang segala sesuatu

'... memegang teguh disiplin lahir dan batin,percaya pada diri sendiri, dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan'

Selanjutnya

Tutup

Money

Karyawan Amazon Kencing di Botol, Perbudakan Terselubung?

7 April 2021   13:01 Diperbarui: 7 April 2021   13:09 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amazon dituding memberlakukan jam kerja kelewat ketat dan tidak manusiawi pada karyawannya (dok. CBS News, Peoples Dispatch/ed.WSu)

Awalnya Rabu (24/3) lalu salah seorang eksekutif Amazon menulis di akun Twitter-nya bahwa perusahaan raksasa e-commerce itu merupakan tempat kerja yang progresif; klaim itu rupanya menggelitik seorang anggota parlemen Wisconsin, Mark Pocan, untuk segera merespon.

'Membayar pekerja USD 15 / jam tidak membuat (perusahaan) Anda menjadi 'tempat kerja yang progresif' ketika (pada saat yang sama) Anda membubarkan serikat pekerja & membuat pekerja kencing di botol air.'Cuitnya sebagaimana dirilis Sky News.

Pihak Amazon membalas cuitan Mark dengan agak sarkastis,'Anda tidak benar-benar mempercayai isu soal (karyawan) kencing dalam botol, kan? Jika itu benar, pastinya tak seorang pun mau bekerja untuk kami.'

Namun akhirnya lewat sebuah unggahan di blog Jumat (26/4), Amazon meminta maaf karena membantah klaim anggota parlemen bahwa pekerjanya buang air kecil dalam botol sekaligus adalah "salah" untuk menyangkal laporan tersebut (cbsnews.com,5 April 2021). Raksasa belanja daring itu juga menambahkan bahwa masalah tersebut dialami oleh para pengemudinya, bukan karyawan yang bekerja di gudang-gudangnya yang tersebar di seluruh AS.

Secara khusus Amazon juga meminta maaf pada Mark dan mengakui bahwa pengemudi pengiriman 'bisa saja (kencing dalam botol) dan (itu biasanya karena) memang kesulitan menemukan toilet karena (kondisi) lalulintas atau terkadang rute pedesaan (yang tak begitu mereka hapal)', tak lupa mereka berjanji untuk memperbaiki kondisi kerja (Sky News, 4 April 2021).

Mark membalas permintaan maaf Amazon itu keesokan paginya (27/4),'Ini bukan tentang saya, ini tentang para pekerja Anda - yang tidak Anda perlakukan dengan cukup hormat atau bermartabat.'

Amazon menulis dalam blognya bahwa buang air kecil dalam botol adalah masalah industri yang luas dan, sebagaimana dirilis cbsnews.com, mereka mencoba menekankan hal itu dengan membagikan tautan ke artikel berita tentang pengemudi dari perusahaan pengiriman lain yang harus melakukan hal yang sama.

Isu utama dalam kasus ini sebenarnya tidak berkaitan dengan penyediaan fasilitas toilet karena, sebagaimana dirilis cbsnews.com, pihak perusahaan mengatakan bahwa 'ada lusinan toilet di sekitar area kerja Amazon dan karyawan bisa keluar kapan saja (untuk buang hajat)'. Masalahnya ruang kerja yang sangat luas dan waktu istirahat yang hanya 15 menit per periode sangat menyulitkan para karyawan mendatangi kamar mandi sekedar untuk buang hajat.

Mantan asisten manajer gudang Amazon menuturkan pada CBS Money Watch bahwa kamar mandi gudang sering kali berjarak lima hingga 10 menit berjalan kaki dari stasiun pekerja sehingga sulit untuk buang hajat lalu kembali bekerja dalam waktu 15 menit. Jika pekerja melebihi waktu istirahat, maka manajer akan mencatat namanya dan itu bisa berakhir dengan pemecatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun