Mohon tunggu...
WAHYUNI SU
WAHYUNI SU Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, jurnalis web, penerjemah ('translator'), editor ... masih terus belajar tentang segala sesuatu

'... memegang teguh disiplin lahir dan batin,percaya pada diri sendiri, dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan'

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Banyak Anak, Banyak Tunjangan di Rusia

23 Maret 2021   17:17 Diperbarui: 23 Maret 2021   17:47 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga dengan banyak anak kini dirindukan di Rusia (doc.Russia Beyond/ed.WSu.)

Tren penurunan populasi penduduk di Rusia mungkin saja menjadi salah satu penyebab kian licinnya kepala presiden Vladimir Putin. Bahkan sebelum pandemi melanda, Gorokhovets yang merupakan kota gereja abad pertengahan nan indah berjarak sekitar lima jam berkendara dari Moskow sudah sekarat (The Telegraph, 21 Maret 2021). Berbagai sektor bisnis mati dan sisanya bertahan dengan megap-megap, kecuali bisnis rumah duka yang malah kian merebak.

Hal serupa terjadi juga di Dzerzhinsk, kota besar terdekat dengan Gorokhovets. Seperti banyak pusat industri regional lain, populasi warganya terus menyusut sejak tahun 1990-an. Setelah menjadi penghasil utama bahan kimia di era Uni Soviet, pabrik-pabrik di kota itu tutup atau meminimalisir produksi, dan populasinya turun sekitar 50.000, menjadi 230.000 orang.

Secara umum populasi warga Rusia turun hampir 600.000 jiwa selama setahun terakhir menyisakan 146 juta yang, menurut statistik resmi, merupakan penurunan paling tajam dalam 15 tahun terakhir. Bulan Maret ini, Rusia melaporkan adanya penurunan harapan hidup yang pertama sejak tahun 2003.

Keseriusan pemerintah Rusia untuk urusan mendongkrak jumlah penduduk ditunjukkan dengan menawarkan dukungan finansial yang lebih besar untuk pasangan dengan beberapa anak dan bahkan menghidupkan kembali tradisi Soviet dalam memberikan medali kepada orangtua yang memiliki banyak anak. Gereja Ortodoks yang dikenal punya hubungan dekat dengan Kremlin juga berusaha mempromosikan cita-cita keluarga besar.

Pada tahun 2018, menurut The Moscow Times, Putin berjanji untuk mengalokasikan USD 8,6 miliar untuk program demografi termasuk subsidi hipotek dan pembayaran kepada keluarga untuk mendorong orang Rusia memiliki lebih banyak anak. Pemerintahnya juga mempertimbangkan untuk menarik para migran dari negara-negara berbahasa Rusia selama beberapa tahun ke depan untuk mengimbangi penurunan populasi negara tersebut.

Tapi sekarang proyeksi yang muncul malah lebih suram. Badan statistik negara bagian Rosstat, sebagaimana dirilis The Telegraph, telah memberikan tiga kemungkinan skenario untuk 15 tahun ke depan. 

Gambaran paling optimistis, yang ditolak oleh para ahli independen karena dinilai tidak realistis, memproyeksikan populasi akan tumbuh menjadi 150 juta orang pada tahun 2036.Sementara skenario paling pesimis memprediksi penurunan menjadi 134 juta, hal terburuk yang merupakan ancaman bagi negara kecuali muncul perubahan besar.

Putin tahun lalu mengumumkan rencana untuk menawarkan dana negara tambahan pada pasangan yang baru memiliki anak pertama, padahal sebelumnya hibah tersebut hanya diberikan kepada keluarga dengan dua anak atau lebih. Namun Alexei Raksha, seorang ahli demografi independen dan mantan karyawan Rosstat, mengatakan hibah yang ditargetkan saja tidak akan cukup untuk mengatasi penurunan tersebut.

"Saya tidak melihat masa depan jika segala sesuatunya terus berlanjut seperti apa adanya. Jika kita tidak melihat adanya pertumbuhan ekonomi, maka kita (juga) tidak akan melihat pertumbuhan pendapatan nyata yang siap pakai, padahal itu merupakan faktor kunci untuk (mendorong keluarga memiliki) banyak anak." Papar Alexei pada The Telegraph,"Saya tidak melihat sesuatu yang baru yang bahkan akan mendekati kembalinya kesuburan (yang mendorong lahirnya) anak pertama seperti di era Soviet."

Dia memperkirakan bahwa dalam periode lima tahun ke depan, populasi Rusia akan turun sebanyak lima juta jiwa karena angka kematian melebihi angka kelahiran dan migrasi gagal menutupi kekurangan tersebut. Pandemi Covid-19 dituding menjadi penyebab sebagian besar penurunan itu bersama dengan faktor meluasnya ketidakstabilan ekonomi di Rusia juga dan bayang-bayang penurunan angka kelahiran drastis semasa erakeruntuhan Uni Soviet.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meramalkan bahwa populasi Rusia dapat berkurang setengahnya menjadi kurang dari 84 juta orang pada tahun 2100, sementara pihak berwenang Rusia mengatakan bahwa mereka memperkirakan populasi Rusia akan kembali tumbuh secara alami pada 2023-2024 (The Moscow Times, 13 Desember 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun