Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Posisi Menentukan Prestasi, Berlaku di Tempat Kerja Anda?

4 Februari 2023   15:00 Diperbarui: 5 Februari 2023   05:17 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jabatan tinggi di kantor (Sumber: shutterstock)

Hal ini menyebabkan orang-orang yang memiliki posisi tinggi dengan karakter tidak jujur akan dengan mudah mengubah laporan dari yang mungkin seharusnya menjadi kesalahan dan tanggung jawabnya menjadi seolah-olah itu adalah kesalahan dan tanggung jawab anak buahnya. Pada akhirnya anak buah yang mendapat konsekuensi dari masalah itu, bahkan bisa sampai pemecatan, dan yang seharusnya bertanggung jawab? Aman dong ya.

Dalam sistem kontrol perusahaan yang masih konvensional, apalagi perusahaan besar dengan pekerja mencapai ratusan bahkan ribuan, tentu saja direktur atau general manager sebagai pimpinan tertinggi tidak mungkin bisa mengontrol satu persatu bagian dari perusahaan. 

Para manager tertinggi ini hanya akan bekerja dan mengambil keputusan berdasarkan setiap laporan-laporan yang diterima. Kalau laporannya tidak sesuai fakta, selama tidak ada bukti jelas yang membantah laporan itu ya sudah pasti laporan akan dianggap valid.

Celah seperti kasus di atas seringkali menjadi jalan untuk seseorang mengorbankan orang lain (yang posisinya lebih rendah) untuk mengamankan karirnya, mengamankan jabatannya. Memanfaatkan pengaruhnya yang lebih besar kepada atasan.

Seorang pemimpin yang bertanggung jawab akan menghadapi kesalahan yang dilakukan oleh dirinya atau bahkan mungkin kesalahan timnya dan memposisikan dirinya digaris depan untuk bertanggung jawab. 

Tetapi pemimpin yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan karirnya sendiri akan melemparkan seseorang dari timnya untuk bertanggung jawab. Menjadikan anak buahnya korban atas ketidakcakapan dirinya sendiri.

Siapa sih yang mau karirnya rusak? Pasti setiap orang akan berusaha bekerja dengan baik dan maksimal untuk menjaga karir dan reputasi serta meningkatkannya. Tapi kalau itu dilakukan dengan cara mengorbankan orang lain, mengorbankan anak buahnya sendiri, bukankah itu menjijikan? Atau yang penting perut sendiri tetap kenyang? Jangan-jangan Anda dan saya pernah melakukan itu.

Atau Anda mungkin pernah menjadi korban dalam kasus seperti ini, ya sudahlah ya. Pada akhirnya di dalam dunia kerja pasti ada seleksi alam. Walaupun kadang alamnya tidak adil. Anggaplah perusahaan itu, atau tim itu tidak pantas untukmu, dan yakinlah bahwa nantinya kamu akan mendapatkan tempat dan lingkungan bekerja yang lebih baik.

Bagi kita yang saat ini bekerja, memimpin tim, memiliki anak buah. Ingat bahwa baik diri kita maupun orang-orang yang kita pimpin semuanya memiliki kehidupan yang tetap harus berjalan melalui pekerjaan. 

Kalau memang dalam suatu kesempatan ada kendala, ada kesalahan yang dibuat. Bersikap obyektiflah dalam bertanggung jawab. 

Kalau memang kesalahan karena kita sendiri yang kurang cakap atau mungkin lengah dalam mengkoordinir, ya akui itu dan bertanggung jawablah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun