Siang ini rabu 20/1, komisi 3 DPR RI melakukan fit and proper test terhadap calon tunggal kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Beliau datang ke gedung DPR diantar oleh kapolri saat ini Jendral Idham Aziz dan beberapa perwira tinggi polri dari berbagai angkatan.
Jendral Idham mengatakan ini bentuk tradisi baru untuk menunjukkan soliditas di tubuh Polri terkait pengangkatan calon kapolri yang secara umur atau senioritas melompati beberapa kandidat yang lain.
Ada beberapa kalangan yang sebenarnya sangsi atas penunjukan Listyo Sigit dibanding calon yang lain, apalagi ketika beliau adalah kandidat termuda dari semua kandidat yang diserahkan oleh Kompolnas kepada presiden Jokowi.
Tetapi pilihan memang berada di tangan presiden, dan Listyo Sigit lah yang jadi pilihannya. Apakah pilihan ini karena beliau lah yang memiliki hubungan paling dekat dengan presiden Jokowi?
Melihat sejarahnya, memang Komjen Listyo Sigit cukup dekat dengan Jokowi. Listyo Sigit pernah menjadi kapolres Sukoharjo, tetangga kota Solo. Saat itu Jokowi sudah menjabat sebagai walikota Solo.
Tetapi kemudian kedekatan ini menjadi nyata ketika kemudian ketika di tahun 2011 Listyo Sigit ditunjuk menjadi Kapolres Surakarta (Solo). Disaat yang sama Jokowi juga masih menjabat walikota, sehingga tentunya banyak komunikasi, kerjasama, bahkan mungkin tukar pikiran yang terjadi antar dua sosok ini.
Kedekatan dilanjutkan lagi setelah Jokowi dilantik menjadi presiden tahun 2014 dan Listyo Sigit lah yang ditunjuk menjadi ajudan presiden dari kepolisian. Artinya hampir di banyak kesempatan beliau mendampingi presiden Jokowi.
Fakta ini bisa jadi salah satu alasan kuat presiden Jokowi memilih Listyo Sigit sebagai calon tunggal dibanding dengan nama-nama lainnya yang diajukan Kompolnas. Tetapi apakah jadi satu-satunya alasan?
Tentu saja tidak, rekam jejak Listyo Sigit di kepolisian tidak hanya soal kedekatannya dengan presiden jokowi. Bahkan menurut penulis, nama besar Listyo Sigit muncul atau berhasil beliau raih dalam jabatan paling terbaru beliau sebagai kabareskrim Mabes Polri.
Berbagai prestasi selama beliau menjabat sebagai kabareskrim terhadap kasus-kasus yang dianggap cukup sulit dan besar. Salah satu yang cukup menonjol tentu penangkapan Djoko Tjandra yang telah buron cukup lama.
Bahkan penangkapan Djoko Tjandra harus menyeret nama-nama yang juga berasal dari kalangan pejabat Polri sendiri juga. Mungkin ini juga salah satu yang jadi alasan beberapa pihak melihat adanya friksi dan faksi di kalangan internal polri.
Ada banyak kasus juga yang tentunya tak bisa penulis paparkan satu-persatu tetapi setidaknya bisa anda lihat melalui info grafis pada artikel ini.Â
Ada juga keberhasilan lain yang diraih Listyo Sigit selama menjabat Kabareskrim, tetapi mungkin menjadi subyektif terhadap beberapa kalangan. Yaitu mengenai proses hukum beberapa kasus terhadap Habib Rizieq Shihab. Keberanian Polri untuk memproses tokoh satu ini melalui bareskrim Polri dan Polda perlu diapresiasi.
Dikalangan bawah (masyarakat) tokoh satu ini (HRS) memang sudah banyak dilihat menjadi sumber munculnya beberapa kejadian yang meresahkan. Meski begitu tak sedikit pula yang menyayangkan pemrosesan kasus terhadap tokoh yang juga dianggap beberapa kalangan sebagai tokoh panutan ini.
Dari rekam jejak pretasi dan keberhasilan Listyo Sigit tentunya ditambah kedekatannya kepada presiden Jokowi menjadi lumrah bila beliau yang terpilih dan ditunjuk menjadi calon tunggal Kapolri.
Mengenai kedekatan dengan presiden sendiri menurut penulis tak perlu dianggap menjadi hal yang mengkhawatirkan. Relasi itu malah diperlukan dalam proses koordinasi kerja Polri dengan pemerintah nantinya termasuk juga dengan TNI dan lembaga lain.
Ketika Polri dapat sejalan dengan visi pemerintah dibawah pimpinan presiden Jokowi tentu saja Polri bisa mendukung dan membantu keberhasilan program pemerintah (tentunya dalam hal yang baik dan benar).
Lagipula masyarakat dan banyak lembaga tetap masih bisa melihat, menilai, dan mengkritik sendiri apakah nantinya Polri tetap berjalan di jalan yang benar atau mulai menyimpang ke arah politik.
Pada akhirnya mau karena kedekatan atau tidak, penunjukan Komjen Listyo Sigit Prabowo diapresiasi oleh banyak kalangan. Dukungan mengalir dari banyak pihak mungkin bisa sedikit menjawab keraguan jika memang masih ada keraguan terhadap kinerja polri kedepan.
Kerja Polri tentunya akan lebih nyaman ketika banyak pihak mendukung termasuk dari kalangan masyarakat. Bahkan Listyo Sigit yang bukan berasal dari kalangan "mayoritas" nyatanya tidak jadi masalah atau isu negatif dalam proses pencalonan kali ini. Ya mungkin ada tetapi hanya segelintir.
Menunjukkan jika masyarakat sudah semakin dewasa dan maju dalam memahami tugas pokok kepolisian yang harus berjalan tanpa tebang pilih. Tidak ada kaitannya dengan prinsip kepercayaan pribadi dari seseorang meskipun itu pimpinan tertinggi di Polri.
Semoga melalui fit and proper test yang berjalan di DPR, masyarakat semakin mengenal dan tahu rencana dan program-program yang dipersiapkan oleh calon kapolri yang baru.
Dan jika nantinya Kapolri baru dilantik, semoga beliau bisa menjalankan setiap tugas dan program yang telah disusun dengan baik dan membawa instansi Polri semakin dipercaya oleh masyarakat. Tentunya dengan dukungan dari masyarakat itu sendiri.
Salam damai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI